Author POV
Terdengar suara seseorang menyibakkan gorden hingga seketika membangunkan orang yang disebelahnya.
Arthur membuka matanya dengan berat. Sinar matahari membiasi mata emerald miliknya. Sedikit menguap, lalu mengucek mata.
"Good morning, sir," sapa seorang maid membuka gorden yang satunya lagi. Setelah itu ia meletakkan beberapa dessert kecil dengan Earl grey tea[1] di samping ranjang Arthur.
"Bagaimana tidur Anda tadi sir? mimpi yang indah atau sebaliknya?" Anna tersenyum dengan lebar. Terkadang senyum gadis itu menggetarkan hati tuannya.
Jujur saja, dulu Arthur pernah menaruh hatinya pada si maid. Anna memiliki kulit putih mulus kemerah-mudaan, bibirnya penuh lagi merekah, serta rambut Brunette dengan mata honey brown yang menghangatkan. Daripada mirip dengan orang Anglo-Saxon[2], Anna lebih mirip seperti orang Slavia[3].
"Saya tidak terlalu ingat lagi Anna ..." Arthur memegang kepalanya yang tidak terasa sakit.
"Hahaha saya juga selalu begitu, sekalipun ketika saya bermimpi indah," Anna tersenyum lebar menyipitkan matanya, pipi itu bersemu bagaikan apel yang baru masak.
"Su-sudah berapa kali saya bilang, jangan menatap saya seperti itu lagi! Anna," Arthur tersipu malu. Sifat tsundere nya terlihat.
"Okay sir," senyum itu kembali melebar.
"Minggir!" terdengar suara teriakan anak kecil dari luar kamar diikuti suara jeritan para maid.
"Akh! ada apa disana!?" Anna sontak terkejut dan segera mengecek keluar kamar. Namun belum sempat ia keluar, seorang anak kecil sudah menghampirinya lebih dulu.
"Anna!" anak kecil itu memanggil dengan suara keras dan cempreng.
"Peter!?" logat British Anna terdengar.
"Anna!Anna!Anna!Anna! ... kenapa tidak ke kamarku saja? kenapa? kenapa? hiks, aku jadi cemburu nih ... Anna lebih memilih si Bastard daripada aku," Peter mengeyel dan memohon dengan memperlihatkan Puppy eyes.
"Apa maksud katamu itu hah!?Bastard!? siapa yang Bastard disini!?" Arthur mulai jengkel dengan sikap kekanak-kanakan Peter, tetapi memang Peter itu masih anak kecil.
"Huh! ... diam kau Bastard! weee," Peter menjulurkan lidahnya kepada Arthur.
Peter Kirkland, anak bungsu keluarga Kirkland. Walaupun masih kecil, dia selalu berusaha menjadi yang terbaik dari saudara-saudaranya. Terkadang tidak teranggap dari keluarga Kirkland, namun ambisinya untuk mengalahkan Arthur sangatlah besar.
Arthur adalah anak yang paling bisa diandalkan oleh keluarga Kirkland. Kecerdasan dan tampangnya sangatlah membantu untuk menaikkan pamor keluarga Kirkland. Bahkan dengar-dengar gelar bangsawannya akan dianugerahkan menjadi seorang earl[4]. Tentu saja hal ini membuat kuping Peter semakin memanas.
"Sudah ... sudah ... kalian ini benar-benar ya hihihi," Anna tertawa kecil melihat kelakuan dua orang yang di depannya. Bak kucing dan anjing.
"Enough, Saya akan pergi mandi, Anna tolong ambilkan Bathrobe Saya!"
"Yes sir," Anna menuruti perintah tuannya.
"Huh ngga asik, aku dicuekin nih," Peter memasang ekspresi cemberut sambil menyilangkan kedua tangannya.
"No little Pete', Saya juga akan mengurus Anda setelah ini," Anna tersenyum tipis.
"Really? uh yeah aku akan menunggumu di taman, Anna," Peter langsung berlari keluar dari kamar Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Emerald Tea
Historical FictionIni kisah seorang pria yang lahir dari keluarga bangsawan. Mencari celah untuk mendapat cinta sejatinya. Diantara maraknya Feodalisme yang masih melanda Eropa. Perbedaan golongan, budaya, dan ras yang signifikan. Diantara banyaknya tulip, disana ada...