One

70 1 0
                                    

"kak Ivan, gue suka sama kakak." teriak seorang gadis dari ujung koridor sana. Bahkan dia tak punya malu berteriak dan dipandangi oleh siswa lain. Dia tak peduli, toh itu sudah menjadi kebiasaannya. Dengan cengiran bodohnya dia berlari menghampiri kakak kelasnya yang dia panggil Ivan itu.

"gue nggak suka sama lo, Rania. Udah berapa kali gue bilang." jawab Ivan ketus.

Rania. Ya, gadis itu Rania arinka rischcard. Gadis pintar dalam urusan akademik namun lemot dalam urusan non akademik. Rania sudah menyatakan cintanya berkali kali pada Ivan. Namun sebanyak itu pula Ivan menolaknya.

" kenapa kakak nggak suka sama gue? Gue kan cantik, pintar, baik, kaya, suka menabung lagi." puji Rania pada dirinya sendiri.

Ivan yang mendengar itu memutar bola matanya malas. Rania cewek paling pd yang Ivan temui.

"pd banget lo jadi cewek. Muka kayak pantat ayam aja belagu." bukan Ivan yang menjawab, melainkan viona. Cewek blasteran indo-Amerika. Selalu ikut campur dalam urusan Rania. Jangan salah paham, viona tidak menyukai Ivan. Namun dia membenci Rania. Entahlah apa alasannya.

"hah... Kalo pengen ngomong tuh disaring dulu, yah. Cewek cantik macam bae suzy gini dikatain pantat ayam. Nggak ngaca lo?"balas Rania.

Ivan yang mendengar itu pun berlalu meninggalkan mereka berdua. Malas mendengar celotehan mereka yang nggak berfaedah.

" Ivan lo pergi tuh, hahhaha. "viona tertawa bahagia mengejek Rania.

Namun Rania tidak menghiraukan perkataan viona. Lebih baik ia mengejar Ivan yang sudah melangkah jauh.

" kak Ivan tungguin. "teriak Rania.

Ivan tidak peduli. Dia tidak menyukai Rania. Dia menyukai salah satu siswi yang seangkatan dengannya. Namun berbeda kelas. Rania tahu kalau Ivan menyukai Diska. Cewek kelas unggulan yang berhasil menarik perhatian Ivan. Ivan tidak tahu saja kalau cewek itu licik. Diliat dari luarnya sih baik dan pendiam. Tapi didalamnya licik.

"lo ngapain sih ngikutin gue terus. Lo ganggu banget tau." bentak Ivan pada Rania. Namun cewek itu tidak beringsut sedikit pun. Walau ada sedikit rasa takutnya.

"Gue suka sama kakak.kak Ivan mau kan jadi pacar Rania?" kata Rania seceria mungkin.

"gak."satu kata tiga huruf, namun mampu membuat hati Rania mencelos.tapi bukan Rania namanya jika sudah menyerah.

" kenapa? "Rania masih belum menyerah.

" berapa kali sih gue bilang, gue itu gak suka sama lo, dan gak akan pernah.asal lo tau ya, gue itu suka sama cewek lain, bukan sama lo. Jadi jangan ganggu gue lagi. "Rania tercengang mendengar penuturan Ivan. Segitu benci ya kah cowok ini padanya?

" kakak suka sama kak Diska, kan? "tanya Rania langsung.

" iya, gue suka sama Diska. "jawab Ivan sarkastik.

"kak Ivan nggak boleh suka sama kak Diska, dia itu licik kak, dia itu jahat." kata Rania lagi.

"bisa bisanya ya, lo nuduh Diska yang nggak nggak." balas Ivan berlalu meninggalkan Diska yang berdiri mematung ditempatnya.

"kasian banget sih lo." ejek viona.

Dasar cewek brengsek, bitch. Batin Rania.

                             🍀🍀🍀

"Rania arinka rischcard."teriak Eva. Sahabat Rania satu satunya yang paling ogeb. Namun bersikap dewasa kalau bersangkutan soal asmara.

" apaan sih lo, udah kayak toa masjid aja. "kata Rania ketus.

" santai bray, kayak dipantai."eva langsung duduk didekat Rania." di tolak lagi lo? "tanya eva.

Rania yang mengerti arah pembicaraan mereka pun hanya mengangguk lesu. Eva memang sudah tahu itu. Sudah berulang kali eva memperingati Rania untuk menyerah saja. Dia kasihan melihat sahabatnya selalu sedih ketika di tolak. Hampir setiap hari Rania seperti itu. Karena hampir setiap hari juga ia menembak Ivan. Bahkan siswa siswa Sma Nusantara sudah terbiasa akan itu.

"udahlah ran, nyerah aja. Lagian kak Ivan itu nggak suka sama lo. Dia itu sukanya sama kak Diska." bujuk eva. Bahkan eva saja sudah capek rasanya memperingati Rania yang keras kepala itu.

"Gue nggak bakalan nyerah,va. Gue yakin suatu saat nanti pasti kak Ivan bisa suka juga sama gue." kata Rania kembali semangat. Eva yang melihat itu hanya geleng geleng kepala. Tidak tahu lagi harus bagaimana. Eva hanya bisa mengikuti alurnya saja.

My hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang