F : 2

70 47 17
                                    

Meeting Soraya Fredella.

-----------------------

Suasana pagi itu sangat cerah, matahari bersinar dengan terangnya dengan ditutupi awan di sekitarnya. Menjadikan pagi itu tidak terlalu panas namun sejuk. Ditambah semilir angin membuat hari Senin menjadi hari yang menyenangkan.

"Ma, Arumi berangkat dulu ya sama Ayah!" setelah sarapan, gadis manis berlesung pipi itu pamit kepada Ibunya untuk berangkat ke sekolah. Seragam putih biru yang dikenakannya pun terlihat pas di tubuh ramping gadis muda itu.

"Hati hati, sayang."

Lekas setelah Mamanya menjawab, Arumi menyusul Ayahnya yang sudah lebih dulu menunggu di depan sana dengan mobil jeepnya.

"Ayo berangkat, Ayah!" seru Arumi dengan tawa kecilnya.

Ayahnya hanya tertawa melihat tingkah lucu putrinya tersebut, sudah menjadi kebiasaan bahwa sebelum berangkat Ayahnya selalu mengantar putri kecilnya itu ke sekolah. Sebab Arumi masih kelas 8 SMP, masih belum diizinkan untuk membawa kendaraan sendiri maupun menggunakan transportasi umum.

Setelah beberapa menit bergelut di jalan raya, akhirnya mereka pun sampai ditujuan.

"Dah, Ayah." Arumi melambaikan tangannya dan berlalu menghilang dalam kerumunan siswa dan siswi lain yang berdatangan.

Ketika sudah memastikan putrinya sampai dengan selamat, ia pun melajukan kendaraannya dan melanjutkan perjalanannya menuju kantor untuk bekerja.

**

Setelah upacara yang menyita banyak waktu itu akhirnya Arumi dapat bernapas lega, ia langsung duduk di bangkunya sambil meminum minuman yang ia beli di kantin kejujuran selepas upacara tadi.

"Katanya ya bakal ada murid baru loh!"

"Hah emang siapa?"

Arumi sekilas mendengar bisik-bisik dari teman-teman yang duduk di sebelahnya, ia baru tahu bila hari ini akan ada murid baru yang akan masuk ke kelasnya. Arumi berharap murid baru itu bukanlah murid yang nakal dan pembuat onar. Karena bisa hancur nanti reputasi kelasnya dimata para guru di sekolah ini.

Suara bisik-bisik itu kemudian sirna digantikan oleh suara lonceng yang berbunyi, disusul dengan masuknya Ibu dan Bapak guru yang akan mengajar di jam pelajaran pertama. Arumi melihat seorang gadis cantik yang rambutnya diikat berjalan membuntuti Bu Sri di belakangnya. Tatapannya mengintimidasi dan membuat Arumi mempunyai kesan pertama yang jelek untuk gadis itu.

"Ehm, anak-anak kita kedatangan murid baru pindahan dari Jakarta. Bisa perkenalkan dirimu di hadapan teman-teman, Nak?"

Gadis itu kemudian maju beberapa langkah di depan Bu Sri dan mulai memperkenalkan dirinya di depan sana. Banyak pasang mata yang berdecak kagum dengan kehadirannya, tapi tidak dengan Arumi, dia menatap datar gadis tersebut.

"Halo semuanya, nama saya Soraya Fredella. Kalian boleh paling saya dengan nama Aya supaya lebih akrab."

Tidak ada senyuman maupun tatapan hangat dari gadis bernama Soraya itu, dia hanya menatap datar kepada semua pasang mata yang menatapnya kagum. Perkenalan tersebut hanyalah formalitas bagi Soraya, dia seperti tidak ingin benar-benar punya teman di sini.

"Baik Aya, kamu bisa duduk di samping Arumi. Gadis berambut sebahu dengan pita di sisi rambutnya."

Soraya mengangguk sopan kemudian berjalan menghampiri Arumi, sepersekian detik mata mereka bertemu sebelum kemudian Arumi mengalihkan pandangannya dan kembali fokus di pelajaran Bu Sri.

"Arumi, I think we will be a good friend someday."

Arumi sebenarnya tidak menolak jika disuruh duduk bersama Soraya, lagipula lebih baik berdua daripada sendirian. Namun Arumi berpikir bahwa kalimat yang Soraya katakan tadi hanyalah basa-basi saja, sebab menurut Arumi, mereka tidak akan cocok untuk saling berteman satu sama lain.

"Apa yang kamu maksud, Sor?"

"Udah gue bilang, panggil gue Aya, oke?"

Arumi hanya mengangguk menanggapi kalimat tersebut.

Kemudian Soraya diam tidak melanjutkan perkataannya lagi. Sebenarnya selama beberapa detik tadi dia sempat memperhatikan suasana kelas yang riuh oleh desisan dan teriakan excited beberapa murid di sini, ia berpikir mungkin karena jam tangan supreme yang dikenakannya atau bisa jadi karena sepatu nike asli yang ia pakai sekarang. Sejujurnya ia tidak suka mengetahui fakta bahwa mereka semua yang ada di sini ingin berteman dengannya hanya karena dia orang kaya. Setelah kemudian dia melihat Arumi, gadis itu hanya menatap datar dirinya sebelum kembali menyibukkan dengan sesuatu di bukunya.

Dan dia begitu yakin bila Arumi akan menjadi teman baiknya suatu hari nanti.

---------------------------

A/N akhirnyaaaa kepikiran juga mau lanjut apa. Jangan lupa vote dan comment ya yang membangun biar aku semangat lanjutin ceritanya! 💚💚💚

FRI(END)STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang