F: 7

28 16 1
                                    

Masa SMA (II)

*****

Semenjak bertemu dengan lelaki bernama Sean itu, hidup Aya menjadi lebih berwarna sekarang. Setiap harinya dia habiskan dengan mengagumi Sean dari jauh kemudian senyum-senyum sendiri ketika tidak sengaja dilirik oleh lelaki tampan itu.

"Ya, ayo ke kantin!" Arumi menggoyangkan lengan Aya agar gadis itu segera bangkit dari tempat duduknya.

"Eh? Apa Rum? Sorry gue lagi ngelamun tadi, hehe."

Arumi mendecak, "ck! Kebiasaan lo mah, kalau naksir mah deketin kali, Ya. Lo kan cantik, menarik pula."

Aya bangkit sambil menggeleng, "gue nggak mau ah, Rum, biarin aja. Kalau jodoh gak kemana kok." ucapnya sambil disertai tertawa kecil diakhir kalimatnya.

"Idih!"

***

Seperti biasa ketika jam istirahat tiba, waktunya Arumi, Aya, Bayu, dan Aksal berkumpul. Sekedar makan sambil bercanda ria bersama, mengobrol dari yang penting hingga tidak penting. Apa saja mereka obrolkan untuk menghabiskan waktu yang sebentar itu.

Sudah hampir sebulan ini Aya naksir dengan Sean, dan selama itu pula hanya Arumi yang tahu. Bukan apa-apa, dia hanya malu dan takut apabila hanya menjadi sasaran olok-olok oleh Bayu dan Aksal, sehingga Ayu meminta Arumi untuk diam dan menjaga rahasia itu. Arumi hanya mengiyakan karena bagaimana pun Ayu sahabat pertamanya, dia menghargai permintaan sahabatnya tersebut.

Ketika mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba ada seorang laki-laki dengan senyum manisnya menghampiri meja mereka, "boleh duduk?"

Mata Ayu sontak membulat, jantungnya berdegup sangat kencang melihat siapa sosok tersebut kemudian berdeham, "boleh."

"Kamu Aya 'kan?" tanya lelaki itu. Semua orang di meja tersebut sontak menoleh dan menatap lekat Aya.

Ayu hanya terfokus pada Sean sambil tersenyum, "iya, kamu masih ingat?"

Sean mengangguk, "gimana aku bisa lupa sama perempuan cantik kaya kamu?"

Aya meleleh. Sedangkan Bayu dan Aksal hanya menggeleng di tempatnya.

Kemudian mereka melanjutkan makan mereka sambil mengobrol kecil satu sama lain, ternyata Sean anak bahasa. Aya menjadi lebih mengenal lelaki itu sekarang. Setelah selesai, Sean pun pamit sambil berterima kasih kepada semua teman Ayu.

"Ya, lo suka ya sama dia?" Bayu menerka. Aya langsung tersedak mendengarnya, "hah kata siapa?"

"Keliatan, Ya, dari mata lo," Aksal menambahi. Bayu mengangguk.

Dan akhirnya Aya pun mengaku kalau dia memang naksir dengan Sean. Tidak ada gunanya menutupi hal itu sekarang karena kedua sahabatnya itu sudah mengetahuinya. Lagipupa tidak ada salahnya dengan jatuh cinta. Semua orang pasti sudah, sedang, atau akan mengalaminya nanti.

***

Aya sedang menunggu Arumi yang sedang beberes buku, dia duduk di depan kelas sambil memperhatikan lalu lalang murid yang berjalan ke gerbang depan. Dari kejauhan matanya menangkap sesosok lelaki yang dia kenal berlari ke arahnya.

"Em hai Aya, aku tahu ini mendadak tapi apa boleh aku minta nomer WA kamu?"

Aya terkejut, dia mendadak beku sesaat ditanyai Sean begitu, namun kepalanya tanpa sadar ia anggukan. Lalu dia mengeluarkan ponselnya untuk memberikan nomer WA kepada Sean. Dan Sean pun langsung menyimpannya dalam ponselnya.

"Nanti malam aku chat ya? Dadah, aku pulang dulu!" singkat namun sangat bermakna bagi Aya. Dia menyaksikan sosok lelaki tinggi itu lenyap dari pandangannya.

Aya tahu hidupnya setelah ini akan berubah. Tapi dia tidak tahu apakah akan berubah menjadi bahagia atau sebaliknya. Dia hanya tersenyum membayangkan hal baik yang akan datang.

*****

Haaaai, sudah lama sekali sejak aku update ya? Silahkan tinggalkan jejak kalian ya! ❤

FRI(END)STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang