F: 5

35 28 10
                                    

Study tour.

***

Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu. Baru saja kemarin Arumi dan Soraya berkenalan kini mereka sudah genap satu tahun bersahabat. Sebentar lagi rupanya akan diadakan study tour ke Bali untuk refreshing, Arumi tidak sabar menanti hal ini.

"Rum, tolong ingetin gue ya buat bawa cuci muka sama sunblock, kayaknya di sana bakal panas, deh."

Arumi mencibir mendengar ucapan sahabatnya itu, "ribet banget pake bawa itu segala, Ya. Lagipula kita kan masih muda, kulit kita juga masih bagus ngapain bawa itu segala."

Aya melotot mendengar sanggahan Arumi, "justru sedari muda Rum kita rawat kulit wajah kita, tau. Udah deh pokoknya gak bakal ribet, ingetin gue aja, oke?"

Akhirnya Arumi hanya mengangguk, sebenarnya dia kurang mengerti dengan hal semacam itu karena dia tidak pernah melalukan apa yang sahabatnya itu lakukan. Dia hanya sekedar membasuh wajahnya dengan air ketika mandi dan ber wudhu saja.

****

Hari itu pun tiba. Semua bergegas dan berangkat ketika matahari belum terbit, Arumi duduk dengan Soraya di tempat duduk ketiga. Mereka berdua masih mengantuk dan memutuskan untuk kembali tidur di bis, karena sepertinya perjalanan mereka akan sangat panjang setelah ini.

Penumpang setiap bus diacak perkelasnya, jadi dalam satu bus terdiri dari anak-anak yang berbeda tidak hanya satu kelas saja. Tujuan percampuran ini adalah agar siswa-siswi akrab dengan kelas yang lain. Sehingga ruang mengobrol mereka menjadi sangat luas. Tapi mereka tetap bisa memilih dengan siapa mereka duduk. Hal itu bertujuan agar semua anak dapat menikmati perjalanan yang panjang ini dan berbagi keseruan dengan teman dekatnya.

Pagi sekitar pukul tujuh, mereka dibangunkan untuk sarapan. Di sebuah rumah makan yang sangat luas mereka pun mulai mengambil beberapa makanan yang sudah disiapkan. Aya dan Arumi mengambil daging dan sayuran untuk makan pagi mereka. Kemudian setelah selesai kedua gadis itu melihat ke sekeliling mana sekiranya ada meja yang kosong. Namun tidak ada yang benar-benar kosong.

"Yah, penuh semua nih." Arumi mengeluh.

"Eh, ada dua kursi kosong tuh. Tapi ada dua laki-laki di sana. Gimana?"

Arumi menghembuskan napas pasrah, "yaudah duduk aja di situ. Daripada kita makan sambil berdiri."

Aya mengangguk, kemudian dia berjalan beriringan dengan Arumi untuk duduk di tempat yang mereka maksud. Di sana terlihat dua orang anak laki-laki yang tengah menikmati makanan mereka.

"Misi, kursi di sini kosong 'kan?" Aya bertanya. Kedua laki-laki itu pun mengangguk.

"Hai, namaku Arumi dan dia Aya. Kita dari kelas 9-B nih."

"Hai juga, namaku Bayu dan dia Aksal. Kalau kita dari kelas 9-C, tapi kok jarang lihat kalian ya?" lelaki bernama Bayu itu menghentikan sesi makannya dan fokus mengobrol dengan dua gadis yang berada di hadapannya dan Aksal.

"Masa sih? Mungkin karena kita gak satu kelas jadi jarang kelihatan." Arumi menjelaskan.

"Soalnya gue anak baru, mungkin itu 'kan maksud lo?"

Bayu melirik ke arah Aya, sedikit asing dengan logat gadis tersebut, "pantes, pindah kapan?"

Aya berpikir sejenak, "udah agak lama sih, sekitar satu tahun."

"Tapi masih pakai 'lo-gue' ya?" Aksal tiba-tiba membuka mulutnya.

Ayu mengangguk, "susah sih, kalau pakai 'aku-kamu' terkesan gimana gitu."

Aksal hanya mengangguk dan kembali melanjutkan makannya.

"Dia mah gitu, kelihatannya jutek padahal gak sama sekali." Bayu menjelaskan.

Setelah itu mereka berbincang cukup lama sampai mendengar suara dari guru masing-masing agar segera masuk ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan. Mereka berempat berjalan bersama menuju bus dan terkejut ternyata mereka menumpangi bus yang sama. Kemudian tertawa bersama.

"Asli kok lucu sih, satu bus tapi gak kenal satu sama lain?" Arumi tertawa kencang saat mengetahui hal ini.

"Tapi sekarang udah kenal 'kan? Kalian pasti kurang bergaul, makanya baru tahu kita satu bus. Ya 'kan?" Bayu menimpali dengan tawa kecil.

Aya melotot, "enak aja, kalian juga gak gaul dong berarti?"

Aksal ikut tertawa kecil, "iya kita mah gaulnya sama yang cantik-cantik, iya 'kan Bay?"

Bayu tertawa lagi sambil mengangguk.

"Jadi maksud kamu kita nggak cantik gitu?" Arumi melotot. Dia membuat nadanya agar terlihat kesal padahal tidak sama sekali.

"Aku gak bilang loh ya," Bayu kembali menimpali. Ayu, Aksal, dan Arumi kemudian tertawa bersama.

Mereka tidak menyadari bahwa momen sederhana tersebut dapat membawa mereka ke dalam persahabatan hingga masa mendatang.

******

AH FINALLY SELAMA BERBULAN-BULAN AKU UPDATE JUGA :") SILAHKAN VOTE DAN COMMENT YA KALAU KALIAN SUKA ❤

FRI(END)STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang