Tidak perlu memulainya dari awal, cukup lanjutkan dengan arah yang lebih baik. Memulai dari awal sama saja dengan melupakan kenangan indah yang telah berlalu, dan aku tidak mau hal itu terjadi...........~I for u-Seokyu by Rara Ralisa~
Annyeong, kembali lagi dengan saya, author yg baru belajar buat cerita.... Jangan lupa like and coment buat ngehargain authornyaa yah, meskipun ceritanya abal-abal anak. Terimah kasih, selamat menikmati cerita tanpa rasa dari saya;-).......
*****
5 tahun kemudian.........
"Tidak bisakah kamu mengerti Aletta? Dia tidak mencintaimu sama sekali, untuk apa kau melakukan hal bodoh seperti ini? Agar dia bisa melirikmu? Jangan bodoh, dia tidak akan peduli sama sekali" gertak gadis berambut blonde agak gemas melihat tingkah Aletta yg berubah 360 derajat apabila dibandingkan dengan Aletta 5 tahun yang lalu.
"Lalu apa yang harus aku lakukan Jesi? Aku sangat mencintainya, apakah aku harus menggodanya seperti seorang pel****?" Hanya ada pandangan kosong saat melontarkan pertanyaan untuk sahabatnya itu.
"Jangan jadi gadis paling bodoh Alet, pikiranmu benar-benar sudah diracuni oleh pria bangs** itu. Apa yang kau suka darinya? Hah? Dia hanya seorang kepala bodyguard, dia tidak se level darimu. Apa kelebihannya hah?" Gadis ini benar-benar menguras emosi Jesi karena kebodohannya.
Tidak ada jawaban dari Aletta, dia sendiri kebingungan tentang perasaannya, yang dia tau sejak pertama kali bertemu pria itu dia seakan-akan merasa familiar dengan wajahnya, dan hatinya terus bergetar ketika berdekatan dengannya padahal mereka baru 3 kali bertemu sejak ditentukannya pertunangan dirinya dengan Albaret. Tetapi dengan memandang wajah pria itu saja seakan ada kenangan indah yang dia sendiri tidak yakin dan tidak ingat kenangan apa itu.
"Ingat Alet, seminggu lagi kau akan bertunangan dengan Albaret, jangan membuat masalah sebelum hari pertunangannya. Kau tau kan bagaimana kejamnya ketika kakak dan ayahmu marah? Ayolah Alet, lupakan pria itu" kali ini Jesi menatap Aletta dengan ekspresi memohon. Dia takut Aletta mengingat semuanya, dia takut sahabatnya ini harus kembali merasakan sakit. Terakhir kali dia melihat bagaimana sahabat di depannya ini mencoba bunuh diri karena penghianatan pria itu dan dia tidak ingin sahabatnya harus kembali dengan pria tidak berperasaan seperti Brian.
*****
Flashback
"Perkenalkan dia adalah sahabatku Brian, sekaligus pimpinan bodyguard di keluarga kami, mulai sekarang dia yang akan bertanggung jawab menjagamu disaat aku tidak ada disampingmu" ucap Albaret memperkenalkan pria dihadapannya. Tampan, yah itulah kesan pertama yang dilihat Aletta untuk pria itu bahkan menurutnya pria bernama Brian ini lebih tampan dari kekasihnya Albaret."Aletta" senyum manis Aletta suguhkan sambil mengulurkan tangannya.
"Brian" berbeda dengan Aletta pria ini hanya menyuguhkan ekspresi datarnya dan menyambut uluran tangan Aletta. Tetapi hal itu malah membuat Aletta semakin penasaran dengan pria tampan dihadapannya ini.
Yah seperti yang dikatakan Albaret tadi, Brian benar-benar menjaganya disaat pria itu tidak ada, hal tersebut malah menjadi keuntungan bagi gadis itu. Entah apa yang dipikirkannya, dia mulai melupakan tujuan awalnya mendekati Albaret, dia telah jatuh kedalam pesona bodyguard kepercayaan kekasihnya.
"Duduklah, jangan berdiri seperti itu disampingku, kau seperti patung jika berdiri terus" ujar Aletta mulai kesal.
"Maaf nona, lebih baik seperti ini" lagi dan lagi, benar-benar sulit ditebak tapi inilah yang menjadi tantangan bagi Aletta untuk terus mendekati Brian.
"Hyak, sudah kubilang jangan memanggilku nona, panggil Alet saja, aku tidak suka dipanggil nona mengerti! Dan yah satu lagi aku menyuruhmu duduk agar aku bisa makan dengan tenang, kau tidak lihat orang-orang memandang kita aneh?" Seperti yang dikatakan Aletta, setelah melihat disekelilingnya Brian sadar ternyata mereka jadi pusat perhatian saat ini, entah apa yang membuat mereka jadi pusat perhatian, mungkin karena melihat patung tampan sepertinya? Ah lupakan tingkat kepercayaan dirinya yang satu itu mungkin saja mereka merasa aneh melihat dia yang seperti bodyguard menjaga seorang gadis cantik disampingnya, hey bukankah dia memang seorang bodyguard?... Oke oke, lupakan saja. Akhirnya Brian duduk dihadapan Aletta setelah perang pikiran tadi.
"Nah, kan seperti itu lebih nyaman. Kau tidak mau makan?" Dia tersenyum sebelum akhirnya bertanya.
"Saya sudah makan sebelum menjemput nona dari kampus" lagi-lagi Aletta memutar bola matanya merasa gusar.
"Sudah aku bilang jangan memanggilku nona. Aiss, bukankah kau memanggil Albaret dengan namanya bukan tuan? Lalu mengapa memanggilku nona?" Setampan-tampan nya dia, dia tetap tidak suka dibantah.
"Maafkan saya" ucap Brian menunduk hormat.
Astaga, pria ini benar-benar memperlakukannya seperti tuan putri saja. Ah sudahlah, benar-benar membuatnya kesal saja. Aletta memakan makanannya dengan gusar.
"Setelah ini antar aku pulang saja tidak usah kerumahnya Jesi , aku benar-benar lelah" bagaimana tidak, pria dihadapannya telah membuat moodnya hancur, akan sulit bersenang-senang disaat mood jelek seperti ini. Dia merasa seperti datang bulan saja, sensitive. Apa dia harus menceknya saat pulang nanti? Bisa jadikan dia benar-benar datang bulan?
"Baiklah nona" suara Brian menyadarkannya dari lamunan, dan sekali lagi kata *NONA* itu benar-benar membuat moodnya hancur. Kali ini dia tidak menanggapinya lagi......
Maaf kalo kalian belum dapet feel-nya, soalnya saya masih belajar nulis, mohon kritik dan sarannya buat dijadiin ilmu dan jangan lupa like. Terima kasih.Salam _RJ_€®
KAMU SEDANG MEMBACA
It's not easy___
Randomapa yang ada dibenak kalian mengenai judul tersebut? pernahkah kalian mengalami suatu kejadian yg awalnya kalian anggap itu sangatlah mudah tetapi setelah mengalaminya sendiri ternyata tidak semudah yg dipikirkan. Alletta, gadis bangsawan yg selalu...