Biarkan semuanya mengalir dan biarkan aliran itu yang membawanya pada titik temu yang tak terduga...... ~it's not easy-RJ~
Oke, kembali lagi dengan saya . Jangan bosan yah dengan author manis seperti saya dan jangan bosan dengan ceritanya tentunya. Oh iya, ada saran enggak dengan visualisasi pemerannya? Kalo author sih yang kepikiran masih seokyu, Seohyun sebagai Aletta dan Kyuhyun sebagai Brian. Ada saran lain gak? Atau mau artis barat ae? Atau mau member blackpink dan BTS? Ayo kasih saran biar authornyaa gak bingung 😕.
*****
Selama sepuluh menit penuh, Brian berusaha untuk tidak berkomentar ataupun bertanya sedikitpun mengenai keadaan pakaian yang digunakan Aletta saat menjemputnya dari kampus kotor dan robek. Rambutnya sedikit kusut, dan dari yang Brian perhatikan, ada beberapa luka cakaran di tangan dan pipi kekasih dari tuan mudanya ini.
Yah, seperti hari sebelumnya disaat sang tuan tidak ada, hari ini ia kembali bertugas untuk menjemput Aletta. Ada rasa penasaran melihat kondisi sang nona muda satu ini, tapi dirasa bukan waktu yang tepat untuk bertanya melihat Aletta dengan keadaan murung, bisa-bisa dia malah menambah mood jelek gadis itu nanti. Lebih baik pertanyaan itu disimpan dulu.
KRING! KRING! KRING!
Brian sontak menoleh pada telepon genggam yang tergeletak di jok mobil yang sedang dikendarainya. Brian menghela napas lalu segera mengambil dan menekan tombol yang ada di sana untuk menjawab panggilan tanpa mengangkat ganggangnya.
“iya, sekarang dia ada bersamaku.”
Ucapnya lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Aletta.
"Keadaannya??"
Brian ragu akan menjawab apa, lalu melirik Aletta yang seakan memberi isyarat untuk mengatakan dirinya baik-baik saja.
"Dia baik-baik saja. Sekarang kami menuju ke apartemen Aletta."
Setelahnya kembali dalam suasana hening yang ada hanya anggukan dari Brian untuk merespon telepon dari sana sampai akhirnya sambungan telepon itu berakhir.
"Tolong antarkan aku ke Seine River...."
Perintah Aletta, sesekali Brian melirik Aletta kebingungan.
"Sebaiknya anda merapikan diri dulu jika tidak ingin menjadi pusat perhatian"
Aletta memandang Brian dengan sinis, ada apa dengan pria yang dikaguminya ini. Bukankah kemarin bertingkah seperti orang bodoh dan sekarang menunjukkan ekspresi yang dingin? Apa pria ini sedang memakai topeng? Mana sebenarnya wajah asli bodyguard kesayangan kekasihnya ini.
"Kau memerintahku? Apa hakmu melakukan itu?"
"Saya hanya menyarankan itu demi kebaikan kekasih tuan muda saya nona. Setidaknya sebagai kekasih dari tuan muda anda harusnya jaga image dalam keadaan Susana hati apapun itu. Anda seharusnya profesional. Jangan memanfaatkan tuan muda"
Deg
Apa dia tau rencana ku? Kenapa dia mengatakan itu seakan-akan dia tau segalanya?
"Apa hakmu menasehati ku bung? Cih..... Kau hanya bodyguard yang kebetulan diberi kepercayaan sebagai ketua bodyguard saja di keluarga kekasihku, jangan sok menasehati ku. Lihatlah posisimu dulu"
Emosinya tidak terkendali lagi, dia sudah sangat merasa lelah dengan kejadian dikampus tadi malah ditambah dengan bodyguard konyol ini. Dia merasa menyesal mengagumi bodyguard bodoh ini. Cih... Dasar tidak tau posisi.
"Terimakasih atas hinaannya nona. Tapi setidaknya jadi bodyguard lebih baik daripada berpura-pura dihadapan semua orang demi tujuan terselubung... Ck ck benar-benar cara yang kotor bukan?"
"HYak APA MAKSUDMU?"
"Aku hanya asal bicara nona. Kenapa anda jadi emosi?"
Senyum sini Brian tunjukkan melihat reaksi wanita yang dia anggap jelmaan ular itu. Jujur, awalnya dia mengagumi kecantikan milik gadis ini tapi setelah mengetahui fakta dia merasa muak. Ingin rasanya memberi tau bisanya, tapi dia harus membuat gadis ini yang membuka kedoknya sendiri agar merasakan penderitaan yang lebih. Lihatlah bagaimana Brian bisa membuat gadis cantik iblis ini tersiksa nantinya.
*****
Seorang pria sedang memainkan gitarnya dengan lembut. Sedangkan dua orang yang lain sedang ribut bermain game karena yang satu kalah poin dan mendapatkan hukuman. Sementara itu, hanya tersisa seorang pria tampan yang sedang tiduran di sova empuk seraya mendengarkan musik melalui iphone nya yang berwarna hitam.
“heh seharusnya aku yang menang ! Kau telah berbuat curang !” protes Marcus seorang drummer kepada William yang telah membuatnya kalah.
"Kau ini tidak bisa menerima kenyataan, jika kalah ya sudah terima saja hukumannya" ujar William.
"aish . . . . Yasudah apa hukuman untukku?" kesal Marcus.
"Talk.. bisakah kalian jangan berisik?" Ucap pria yang bermain gitar itu.
"Sorry Bi. Dia yang memulai" ucap Marcus menunjuk William.
"Hei, jelas-jelas kau yang memulai perdebatan tadi"
"Stop! Jangan mengganggu konsentrasi ku, selesaikan masalah kalian nanti. Sekarang bantu aku memikirkan rencana" ucap pria yang dipanggil Bi yang tak lain adalah Brian.
"Rencana apa?" Marcus berusaha mencerna ucapan Brian.
Pletakk
"Auh" kepala Marcus jadi sasaran pukulan dari William.
"Bodoh. Brian menyuruh kita membuat rencana artinya belum ad rencana geblek"
"Bisakah kalian berhenti untuk bertengkar? Bantu aku untuk menghancurkan hidup seseorang. Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Brian mulai serius.
"Gampang saja, mari kita hajar dia sampai sekarat" timpal Marcus.
"Kau benar-benar bodoh yah? Otot saja yang besar tapi gak punya otak. Klo dia pria sudah dari dulu bakalan aku hajar, tapi dia perempuan bung" ujar Brian sinis.
"Perempuan?" Senyum misterius William tampak. "Aku punya ide" lanjutnya....
Huftt, saya gak dapat feel sama sekali. Ini ngetiknya asal ngetik aja, entahlah. Ini semakin gaje ae ceritanya. Masih kaku aja bikin adegan romance, jdi belum mengarah kesana. Belum waktunya.....
KAMU SEDANG MEMBACA
It's not easy___
Randomapa yang ada dibenak kalian mengenai judul tersebut? pernahkah kalian mengalami suatu kejadian yg awalnya kalian anggap itu sangatlah mudah tetapi setelah mengalaminya sendiri ternyata tidak semudah yg dipikirkan. Alletta, gadis bangsawan yg selalu...