"Perkenalkan, namaku Ayumi Himekawa kepala maid disini," seorang wanita berumur sekitar 50an menyambut One Black di istana negara, "Tuan Yoon memintaku memberikan ini kepada kalian, hafalkan seluruh seluk beluk istana. Untuk tugas kalian selanjutnya akan dijelaskan oleh Tuan Yoon saat Mr. President kembali."
Ayumi memberikan sebuah map ke arah Jihoon yang segera menyerahkannya kepada Woojin, "Arigato Gozaimasu."
Ayumi sedikit terkejut, "Tidak apa-apa kamu tidak perlu berbahasa jepang kepadaku."
Jihoon menjawab kembali dalam bahasa jepang, "Suatu kehormatan, aku bisa sekalian kembali improve kemampuanku."
Ayumi tersenyum, "Haha anak baik, baiklah aku akan antar kalian ke kamar kalian dan apa kalian sudah makan siang?"
Woojin dan Guanlin berseru, "Belum, Nyonya!"
"Bagus! Aku sudah meminta koki istana untuk masak karena akan kedatangan tamu and turns out kalian menjadi bagian dari kami. Tidak apa-apa."
Jinyoung tersenyum, "Aku akan mengambil kamar yang paling jauh,"
Ayumi mengangguk, "Oh well, selamat datang dikamar barumu, Jinyoung?"
"Benar, namaku Jinyoung. Senang bertemu denganmu, Nyonya Ayumi. Selamat Siang," Jinyoung membungkuk kemudian mengangkat alisnya beberapa kali menatap ke arah teman-temannya kemudian menutup pintu.
"Selanjutnya?"
"Tentu ini kamarku, Um... Nyonya siapa yang bertanggung jawab dalam bersih-bersih?"
"Para maid, ada apa?"
"Biarkan kami yang membersihkan kamar kami masing-masing."
Ayumi mengangguk, "Tentu saja. Ada lagi yang kalian butuhkan?"
"Dan saya meminta untuk para maid atau siapapun untuk tidak masuk ke dalam kamar kami, Nyonya. Tidak ada yang boleh."
Ayumi sedikit tercengang, "Baiklah. Kalau begitu saya permisi, selamat beristirahat."
[]
"Para bodyguard baru itu sudah dirumah?" Daniel melepaskan dasinya ketika mobil sudah memasuki pekarangan istana negara, "Tentu saja. Mungkin, mereka sedang menunggumu di lobby."
Daniel menggantung dasinya di bahunya, "Minta Ayumi untuk membuatkanku parfait mulutku pahit karena pekerjaan ini dan tolong telfon Minhyun untuk berhenti berpacaran dengan suaminya dan segera temui aku. Aku juga minta tolong panggilkan Jonghyun, menteri pendidikan itu membuat ramai instagramku karena kebijakan baru pada ujian akhir."
Jisung dengan cepat mengetik semua yang Daniel katakan di ipadnya, "Baiklah. Aku harap kau belom mengantuk, Daniel. Karena, bodyguard barumu akan menjelaskan peraturan dan protokol yang telah mereka buat."
Daniel meringis, "Parfait dengan es krim dan stroberi yang banyak, aku akan pusing."
Daniel memang bukan coffee person karena ia cukup membenci kopi, pahit. Lidahnya lebih menyukai makanan manis dan makanan manis menyingkirkan rasa pusing, asam dan manis yang segar dari strawberry membuat Daniel lebih merasa segar,
"Daniel kuharap kali ini kau menuruti protokol baru buatan mereka,"
Daniel diam saja, "Aku bisa melindungi diriku sendiri."
Jisung menghela napas, "Kau hampir mati 2X karena menolak paspampres."
Mobil sudah berada di lobby istana negara dan Daniel langsung keluar begitu saja meninggalkan Jisung yang menghela napas kesal, pria itu ikut keluar, "Selamat malam, Daniel."
Daniel mengangguk, "Selamat malam, Jisung. Besok sarapan di sini ya?"
"Tentu saja, aku akan meminta Seongwoo dan Minhyun untuk ikut."
Pintu istana terbuka dan keempat bodyguard barunya berdiri dengan kemeja hitam mereka, keempatnya membungkuk, "Selamat malam, Mr. President. Hope you're not tired enough," sapa Jihoon.
Daniel mendengung, "Sudah minta Ayumi membuat parfait."
"Sedang dibuat," kelimanya berjalan kearah ruang kerja Daniel, "Kalian sudah menghafal seluk beluk istana ini?"
"Siap, sudah."
"Bagus, aku minta kalian un--"
"Maaf, menyela. Sebelum kami di rekrut, salah satu persyaratan yang di setujui oleh Jendral adalah anda harus mengikuti protokol kami. Dilihat dari beberapa kali percobaan pembunuhn terhadap anda karena melanggar protokol yang di buat oleh PASPAMPRES negara."
"Kalian tidak punya hak untuk melakukan itu."
"Tentu, kami tidak. Tapi, jendral memiliki kuasa untuk perlindungan anda dan beliau menyerahkan segalanya ke kami." kali ini Jinyoung yang menjawab, "Dan itu berarti, sekarang kami memiliki hak tersebut, Mr. President."
Daniel duduk di kursi ruang kerjanya, "Baiklah. Jelaskan kepadaku."
Woojin maju dan memberikan makalah tipis, "Silakan dibaca dan beri tau kami anda keberatan dibagian mana dan kami akan berusaha menguranginya."
"Mengurangi bukan berati menghilangkan." Jihoon berdehem, Daniel melirik si rambut merah itu malas, "Cerewet," bisik Daniel yang dapat di dengar Woojin, ia tertawa kecil.
Daniel terdiam membaca makalah itu, terfokus dan sedikit menyerngit, "Dua akan berada di dekatku dan sisanya akan membaur?"
"Dua, aku dan Lai Guanlin."
"Kenapa?"
"Jinyoung adalah seorang sniper dan Woojin memiliki penglihatan yang sangat baik karena ia belajar panahan, bagiku Hawkeye di dunia nyata."
Daniel mengangkat alisnya, "Lantas? Apa itu berarti kalian berdua bukan yang terbaik."
Guanlin hampir melempar tatapan tajam ke arah Daniel tapi ia menahannya, ia sudah siap menjawab tapi Jihoon mengangkat tangannya menahan ucapan Guanlin. "Saya sangat ingin memberi tau anda soal apa yang bisa saya dan Guanlin lakukan tapi semua itu, rahasia. Maaf, Mr. President mungkin untuk mengetahui apa saya dan Guanlin adalah yang terbaik atau bukan anda harus melihat kami di lapangan."
Arogan sekali, Daniel melirik Jihoon sebal. "Baiklah baiklah, merah nyentrik. Kau sangat cerewet," balas Daniel, "Tapi, aku agak keberatan soal 'Mengetahui segala sesuatu dan apapun yang ada pada presiden.' bisa jelaskan?" Daniel menatap satu persatu anggota One Black tegas, memberikan hawa tidak mengenakan kepada mereka, apalagi Guanlin. Pantas saja Kim Hanbin kalah dipemilihan sebelumnya, aura Daniel sangat menakjubkan dan berdasarkan Program kerjanya sudah terlaksanakan 40% dan negara mereka sekarang sudah sangat baik hanya saja, dikarenakan banyak oknum yang tidak menyukai keberadaan Daniel, presiden malang itu sudah hampir terbunuh 2X dan selamat di beberapa percobaan pembunuhan sebelumnya.
"Itu berarti, kami harus mengetahui segala sesuatu yang anda lakukan. Pada jam berapa, sedang apa, bahkan siapa yang bertukar pesan dengan anda."
"Bukankah itu melanggar privasiku?"
"Tidak selama anda adalah presiden," balas Jihoon. Ia menegakkan tubuhnya, "Untuk pencegahan dari dalam, Pak."
"Saya bahkan tidak mengetahui apapun tentang kalian, tapi kalian akan masuk ke privasiku? Sangat hebat."
"Kami akan meminimalisir untuk bagian itu, Mr. Presiden," tutur Woojin, "Tapi, diharapkan untuk diterima, untuk yang terbaik."
Daniel mengangkat alisnya, "Baiklah, dengan satu syarat."
"Silakan,"
Daniel tersenyum miring, "Kau merah nyentrik, kemari dan duduk di hadapanku. Sisanya boleh keluar, terimakasih."
Jihoon menatap lurus ke arah Daniel, sedikit terkejut dan sisanya saling bertukar pandang aneh.
Kang Daniel menantang singa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red One , Nielwink
FanfictionDaniel is an arrogant President. Yes, President of a State. having stubborn bodyguard who will follow him everywhere, the red hair Park Jihoon. Daniel doubted his tiny bodyguard can cover him from any danger, but Daniel never know Park Jihoon is the...