"Kamu mau nggak? Aku beliin,"
Jihoon mendengus, tentu saja dia mau. "Panas special, Pak. Yang large,"
Daniel tersenyum aneh kemudian kembali ke drive thru, Jihoon rasa pilihan Daniel memakai kaos putih, masker dan topi adalah pilihan bagus, tidak mungkin ada yang menyadari kalau pria di sampingnya adalah presiden Indonesia, Daniel terlihat jauh lebih muda. Liontin berwarna biru yang menggantung di leher Daniel menambah kesan maskulin dan Jihoon bingung, kenapa ia dari tadi memuji ketampanan bak dewa mili--- Jihoon, stop. Kamu bukan bucin.
Jihoob terdiam, walau keadaan santai seperti ini rasanya sanga tidak etis kalau ia tidak waspada. Hah... pergi hanya berdua dengan presidennya saja sudah tidak etis, Jihoon melihat sekeliling daerah Mcdonalds. Orang-orang seumurannya berkumpul bersama, remaja berpacaran, atau bahkan orang-orang yang sibuk dengan tugasnya. Jihoon menatap mereka yang kehidupannya berbeda 1000% dengan dirinya, berbanding balik dengan entah apa yang pernah Jihoon lakukan. Masa lalunya diisi dengan latihan, latihan, dan latihan. Ia hanya mendapat jatah seminggu untuk menjadi remaja pada umumnya.
Bahkan, waktu beristirhatnya saja diisi di dorm Akademi 101. Menghabisi waktu dengan membaca novel atau sekedar bermain game bersama Woojin.
Mentok-mentok ya jalan-jalan sama Daehwi ke Mall, paling jauh ke Singapore. Tapi, Jihoon sudah merasakan berkeliling Indonesia, yeah walau bukan untuk berlibur setidaknya hal itu sangat membantu untuk mem-refresh mata dan otak dipenat bekerja.
Sebuah tangan muncul di depan mata Jihoon, Daniel menjentikan jarinya. Jihoon terkesiap, kemudian ia menatap Daniel dan lurus kedepan bergantian. Mereka masih berada diantrian Mcd. "Apa yang kamu pikirin, merah?"
Jihoon menatap Daniel, kemudian menggeleng kecil, "Bukan sesuatu yang penting."
"Hey, aku sudah bilang kalau kita berdua aja, kamu bisa panggil aku kakak yang artinya kamu bisa anggap aku kakak kamu juga, Jihoon."
"Tapi, tidak sesuai dengan prosedur milik negara, Pak."
"Hey, Jihoon dengar aku--"
"Mas, pesanan anda." that mcdonald girl calls, Daniel took their order and bow a bit while mumbling, "Thanks." Jihoon know the mcdonalds girl cant hear Daniel, but he did. His soft, calm, and bass voice really made Jihoon heart melts― eh apa?!
"Sampai mana tadi?" tanya Daniel lagi, ia mengoper pesanan mereka ke jok belakang. Jihoon menatap Daniel, "Tidak usah dilanjutkan."
"Jihoon, kamu bisa banget anggep aku kakak kamu. Prosedur negara itu dibuat dan disetujui olehku, aku bisa dengan sangat amat mudah menggantinya kalau aku mau." Daniel menjulurkan tangannya, menepuk pundah Jihoon pelan dan memberikan usapan kecil dengan jempolnya, "Lets begin in slowly. Biasakan panggil aku kakak seperti kamu panggil Minhyun Mas. Rasanya gak adil, kamu punyaku― Bodyguardku tapi kamu lebih akrab ke Minhyun."
Kenapa presiden ini terlihat seperti orang cemburu?
"Akan saya usahakan."
"Good boy," ucap Daniel, terkekeh kecil dan mengusak pelan rambut merah Jihoon. Pemilik rambut itu berdecak tapi tidak melancarkan protes yang lebih lanjut. Usakan itu terasa manis dan menyenangkan, satu hal yang jarang Jihoon rasakan. Rambutnya sering di usak oleh Sungwoon, salah satu senior di akademi tapi rasanya berbeda. Usakan Sungwoon atau biasa dipanggil Kak Awan terasa seperti usakan saudara laki-laki yang bangga kepada adik kecilnya. Usakan Daniel terasa lembut, penuh afeksi, dan- hangat.
[]
"Jadi, nama kompimu dulu, Baskara Membara Pembakar Sang Tuan?"
Jihoon mengangguk sambil meneguk colanya, "Matahari membara yang akan membakar emosi komandan kami. Anda tau kan, pak. Perintah harus dijalankan oleh kami, perintah adalah segalanya, perintah nomor satu. Tapi, malam itu, dipimpin oleh Kak Dongho kami melawan semua komandan kami dan berakhir di hukum 3 bulan tinggal di Borneo. Haaah .... masa yang sulit, makan daging ular saja aku pernah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red One , Nielwink
FanfictionDaniel is an arrogant President. Yes, President of a State. having stubborn bodyguard who will follow him everywhere, the red hair Park Jihoon. Daniel doubted his tiny bodyguard can cover him from any danger, but Daniel never know Park Jihoon is the...