OO3.

1.4K 282 44
                                    

Jihoon menatap lurus ke arah Daniel. Ia berpikir keras kenapa Daniel memintanya untuk tetap diruangan itu, Jihoon tau di ujung sana terpajang CCTV tapi tidak aktif, berdasarkan rekaman terakhir CCTV, Daniel selalu menghancurkan CCTV itu dengan alasan personal space, presiden satu ini benci ketika ada yang melewati batas pribadinya dan Jihoon sangat mengerti perasaan Daniel. Tapi, bagaimana pula Daniel adalah orang nomor 1 di negeri jadi personal space antara bodyguard dan tuannya tidak berlaku, bukan?

"Gausah kaku-kaku, kaya kanebo kering aja." Daniel masih membaca makalah persyaratan yang sebelumnya diberikan oleh Woojin. Jihoon mendengus, Daniel meliriknya, "Sabar ya, merah. Aku selesaiin ini dulu baru kita bicara."

Jihoon kembali mendengus, kali ini terdengar kekehan Daniel di udara. Pria itu kembali menatap Jihoon sekilas, "Kamu tidak suka menunggu ya?"

"Tidak. Masih ada yang harus saya lakukan," balas Jihoon tajam.

Daniel terkekeh, "Uhhh takut. And anyway bisa kamu keluar sebentar dan tanyakan pada Ayumi mana parfaitku?"

Jihoon terdiam, "Pak Presiden, kalimat tolong diciptakan untuk hal seperti ini."

Daniel menahan senyumnya, bukannya kesal pria itu malah tertawa gemas melihat si merah ini. Omongannya boleh pedas, tatapannya boleh serius, tapi Daniel juga serius soal wajah Jihoon yang terlihat manis dan dengusannya sangat menggemaskan, "Tolong ya, Jihoon?"

Jihoon tersenyum, sambil menggumamkan "Heung." yang sangat menggemaskan, Daniel hampir saja tersenyum lebar, "Baik, Pak Pres."

Selama Jihoon keluar Daniel langsung mengelus dadanya, huhuhu si merah itu terlalu menggemaskan untuk jadi bodyguardnya. Daniel yakin musuhnya akan mundur perlahan karena tidak tega menyakiti bodyguardnya yang menggemaskan itu.

"Pak Daniel." kepala Jihoon menyembul masuk, mengintip, "Ayumi bilang ia sedang meminta seseorang membeli susu dan saya akan mecicipinya terlebih dahulu sebelum anda."

Daniel mengangguk, "Kalau kau dan teammu mau juga, kalian boleh minta ke Ayumi."

Jihoon terbelalak, "Eh?! Serius?"

"Sure, anggep aja ucapan selamat datangku," Daniel kembali menahan bibirnya untuk tersenyum lebar melihat wajah antusias Jihoon yang tidak bisa ia tahan. Sial, baru saja tadi Park Jihoon bersikap sangat dingin ke Daniel sekarang ia terlihat seperti kelinci yang sangat menggemaskan, "Oke oke! Baik, Pak Pres! Selamat malam!"

Dan Jihoon tidak kembali ke ruangan Daniel malam itu, entah ia lupa atau memang sengaja tidak kembali lagi. Padahal, Daniel sudah menyiapkan beberapa pertanyaan. Daniel harus tau Jihoon itu apa dan siapa.

[]




On the other side.

"One black team? Sub 11?"

Sosok itu menatap berkas yang ia pegang, menghisap nikotin yang berada di rokoknya pelan menikmati racun-racun itu mengalun di tubuhnya, "Ya dan Sub 12. Dua team dengan lulusan terbaik akademi, tuan."

Ia mengusap tengkuknya, "Rekor membunuh jarak dekat terbanyak oleh Akademi 101 adalah?"

"Park Jihoon," pria lainnya memunculkan foto Jihoon di layar.

"Jarak jauh?"

"Rekor sebelumnya di pegang oleh Park Jihoon sebelum Bae Jinyoung mengalahkannya."

"Oh, sebentar." sosok itu menekan rokoknya di asbak dan menatap foto Jihoon lebih dekat, "Bukankah dia seorang android?"

"Bukan, tuan. Park Jihoon masih seorang manusia walaupun sudah beberapa kali menjadi kelinci percobaan Akademi 101."

Ia tertawa, "Manis sekali, kelinci ini."

The Red One , NielwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang