Seorang remaja laki-laki tampak berdiri bersedekap dada menghadap barisan remaja seusianya dengan raut datar. Barisan remaja laki-laki sudah mulai bosan di tempatnya, berbeda dengan barisan remaja putri yang memandang ketua osis di hadapan mereka dengan tatapan memuja. Dengan tatapan datar milik Arkan tak membuatnya tampak buruk melainkan bertambah tampan.
"Keren banget," pikir mereka.
Sebenarnya Arkan pun bosan menghukum teman-teman seusianya ini yang seolah tak pernah jera dengan hukuman yang diberikannya. Tapi ia pun harus bertanggung jawab dengan posisi yang diembannya ini. Ia ingin membuat teman-temannya mengerti jika sekolah ini punya aturan yang harus ditaati bukan seenaknya sendiri.
"Kan, udah kali, bolehin gue masuk kelas yak. Gue ada kuis Bu Dek nih. Entar gue bisa diamuk ma dia," mohon salah satu diantara mereka.
"Iya nih. Gue juga ada ulangan Pak Kumis dah," balas lainnya. Barisan semakin riuh seolah mengamini pernyataan salah satu di antara mereka.
Arkan yang mendengarnya pun berdecak pelan seraya berkata, "Kalo lo semua sadar punya urusan penting, kenapa gak berusaha berangkat lebih awal? Gak kapok lo semua?" balas Arkan datar tapi menusuk.
Teman-teman pun terdiam mendengar perkataan Arkan. Ada yang merasa bersalah namun ada juga yang menampilkan watados (wajah tanpa dosa) seolah tidak ada yang pernah terjadi. Memang, Arkan ini jarang berbasa-basi tapi sekali berbicara langsung membekas di hati. Terkadang bagus juga sih, membuat orang yang mendengarnya sadar dengan kesalahannya.
Arkan menghela napas kasar, tanda ia sudah mulai kesal.
"Lo semua boleh masuk kelas setelah jalanin hukuman kayak biasa. Awas aja sampe gue nemuin kalian datang telat lagi, gue gak bakal main-main," ucap Arkan serius sambil melenggang pergi setelah memastikan teman-temannya yang berulah itu sudah aman diurus oleh rekan osis lainnya. Arkan lah yang paling disegani di antara anak osis lainnya. Selain karena jabatannya, sifat Arkan pula yang membuatnya dipandang seperti itu.
Sebenarnya bukan maksudnya untuk tidak bertanggung-jawab, tetapi ia memang sudah memiliki janji untuk melaporkan proposal acara ulang tahun SMA Pelita Bangsa kepada kepala sekolahnya. Mengingat jadwal kepala sekolahnya yang sangat sibuk dan acara yang semakin dekat, membuat Arkan berusaha seefisien mungkin dalam menyusunnya hingga rela mengorbankan jam pelajarannya.
"Huh. Capek gue," ujarnya lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETEST DESTINATION
Romance[On Going] Arkana Dirgantara Seorang ketua osis SMA Pelita Bangsa yang menjadi dambaan setiap wanita yang melihatnya. Dengan fisik yang sempurna, otak yang jenius, serta keunggulan lainnya sudah lebih dari cukup untuknya menggaet satu saja perempua...