D U A

63 4 2
                                    

Pagi tadi, di ruang makan Keluarga Mahardika suasana terasa lebih hangat. Putri bungsu mereka baru saja kembali dari Paris setelah mengenyam pendidikan selama beberapa tahun. Sudah lama sekali rasanya sejak terakhir kali melihat formasi lengkap di ruang makan tersebut. Keluarga Mahardika terkenal dengan keluarga yang harmonis. Kekayaan dan kekuasaan tidak membuat mereka melupakan hangatnya kekeluargaan. Rendra Mahardika sebagai kepala keluarga merupakan sosok yang hangat dalam keluarganya sekaligus tegas dalam memimpin perusahaannya, MH Corp. Laras Ayu Mahardika merupakan sosok istri sekaligus ibu yang sempurna bagi keluarganya. Perangainya yang lembut disertai rupanya yang ayu membuatnya siapapun ingin berada di posisi kedua anak serta suaminya.

Keluarga Mahardika dikaruniai dua anak, putra dan putri. Aldo Kian Mahardika, putra mereka yang kerap disapa Aldo ini sekarang sedang menjabat sebagai general manager di MH Corp. Meskipun itu merupakan perusahaan ayahnya, ia tak mau menerima posisi tertinggi perusahaan tersebut mentah-mentah. Ia ingin berusaha mulai dari nol. Walaupun pada akhirnya ia menerima posisi tersebut ia ingin orang melihatnya karena dirinya sendiri bukan karena ayahnya. Aldo mewarisi wajah tampan dari Rendra juga memiliki tubuh yang fit meski tidak atletis. Tak ayal, hampir seluruh wanita rela bertekuk lutut padanya. Aldo memang bukan playboy, tetapi juga bukan lelaki yang anti wanita. Ia pernah punya pacar tentu saja namun hingga usianya yang ke-25 ini belum ada perempuan yang menempati hatinya lagi.

Putri bungsu keluarga Mahardika, Kirana Azkia Mahardika atau yang kerap disapa Kirana ini menuruni paras ayu dari Laras. Ia memiliki wajah yang tidak bosan untuk dipandang. Tubuhnya pun langsing berisi di beberapa bagian tertentu. Tidak hanya cantik, otaknya pun encer, terbukti dari kelulusan yang baru saja ia dapatkan dari salah satu universitas ternama di Kota Paris. Disana ia menempuh jurusan fashion yang sedari lama memang sudah diidam-idamkannya. Sekembalinya ia ke Indonesia, ia akan melakukan launching butik miliknya dan sahabatnya.

"Selamat pagi semua. Pagi Ayah. Pagi Bunda. Pagi Kak Aldo," sapa Kirana sambil mengecup pipi masing-masing anggota keluarga yang sangat disayanginya itu.

"Pagi, putri ayah. Tadi malam datang jam berapa? Maaf Ayah sudah tidur," tanya Rendra penuh sayang pada putrinya itu.

"Hehe gapapa, Yah. Kirana sampai rumah sekitar tengah malam. Bibik yang bukain pintu semalem," jawab Kirana tersenyum lebar.

"Tumben lo inget pulang dek. Gue kirain lo kecantol bule disana sampai gak pernah pulang," canda Aldo pada adik kesayangannya itu. "Mana sekarang udah gak ada manja-manjanya pula sama gue," lanjut Aldo.

Ucapan Aldo mengundang gelak tawa dari tuan dan nyonya Mahardika, seolah membenarkan apa yang dikatakan sang putra. Lain halnya dengan Kirana. Ia memberikan tatapan kesal pada Aldo yang ditanggapi dengan tatapan polos seolah merasa tak bersalah.

"Kak Aldo apaan sih. Bule-bule apaan. Gue udah 23 tahun please. Mana zamannya manja-manja kek bayi," balas Kirana tak terima.

"Ya siapa tahu selera lo udah berubah. Syukur deh gak manja lagi. By the way hari ini lo mau kemana? Gue anterin deh," ucap Aldo berusaha membujuk adiknya. Menurutnya, Kirana ketika marah lebih ganas daripada apapun.

Kirana yang mendengarnya pun seketika langsung sumringah. Selain ganas saat marah, Kirana juga moody. Bisa kalian semua lihat kan? Mood nya cepat sekali berubah, padahal baru saja ia kesal dengan sang kakak, tapi dibujuk sedikit saja langsung luluh.

"Beneran nih? Wah baek banget sih kakak gue ini. Makin sayang deh gue. Yaudah anterin gue ke butik skuy!"

"Iya-iya cepetan. Ntar gue telat."

***

"Yah, masih ingat Revan Lisa sahabat kita kan?" tanya Laras kepada Rendra setelah kedua anak mereka meninggalkan rumah.

SWEETEST DESTINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang