6th Moon

17 3 0
                                    

Pintu itu dibuka. Ruangan itu hitam pekat. Sengaja cat yang diinginkan sang pemilik. Hanya terdapat satu sumber cahaya saat lampu itu dimatikan. Jendela yang berukuran 200cm x 100cm. Terletak di sebelah kanan jika dilihat dari pintu. Terlihat sangat menyeramkan.

Saat Fara memencet tombol lampu di sebelah pintu ruangan itu. Tiba tiba..

Terlihat gemerlap lampu tumblr berwarna silver. Rentetan lampu itu menambah kesan menarik kamar itu. Seperti malam yang dihiasi rentetan para bintang. Tidak hanya indah namun berwarna. Tak terasa senyum tercetak dibibirnya meskipun hanya setipis kertas dan nyaris tak terlihat.

Ia mulai melangkahkan kakinya,memasuki kamar. Ia melihat ke kanan,lampu itu membentuk bulan sabit. Sabit yang akan menemaninya tiap malam. Menidurkannya kala ia terbangun. Menemaninya kala ia sendiri. Menghibur kala ia bersedih.

Ia berpindah menegok ke kiri. Lampu tumblr itu membentuk bintang bintang kecil. Tak lain dan tak bukan Bintang merupakan bagian dari nama lengkapnya. Kamar itu dihiasi bintang yang bergelantungan. Membuat langit langit hatinya berubah dengan sangat cerah.

Faraesha Bintang Anantya

Lampu lampu itu seperti mengharapkan titik titik kebahagian. Merenda setiap senyuman. Diabdikan melalui unit unit kenangan.

Ada harapan. Cahaya itu datang kembali. Setelah sekian lama hanya terkubur dalam memori. Menemani dikala sunyi. Mengusir sepi yang kian menepi.

"Gimana?" Tanya seseorang dari arah pintu ruangan itu.

"Suka?" Lanjutnya

"He em" jawab gadis itu yang masih mengamati lampu lampu itu. Masih terkejut yang tak terkira.

Wajah bahagianya yang tak bisa disembunyikan lagi.

"Jadi ini alasan telepon nggak diangkat dan chat gue nggak dibalas"

"Mungkin salah satunya"

"Tadinya gue mau marah, berhubung gue suka jadi marahnya gue tunda" ucap fara dengan senyum meringis.

"Alah alasan aja lu" ucap abangnya sambil kenonyor kepala gadis itu.

"Hehe" fara meringis

"Gue laper cari makan yuk" ajak abangnya

"Hayuk" jawab gadis itu mantap

***

"Kita mau kemana sih bang?"

"Rahasia"

"Kemana?"

"Kalau gue bilang sekarang namanya nggak kejutan bego"

"Hussss, gue itu pinter ,yang bego tu elo bang. Ngaca dong, nggak pernah ngaca sih"

"Iya di dunia ini yang pinter cuma lo doang. Saking pinternya nggak pernah ngaca juga,lu kan otaknya juga pas pas an"

"Emang gitu ya"

"Iya Fara yang P I N T E R" Abim Sengaja memperjelas kata pinter untuk menyindir gadis itu.

"Abang" bentaknya sebel

Mobil itu berhenti di restauran sederhana dekat dengan persawahan. Tempatnya sejuk dan alami. Banyak pohon yang menjulang tinggi. Angin berhembus mengusap pipi. Daun daun perlahan gugur menghiasi.

Talking to the moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang