3

19 0 0
                                    

Tengah malam aku terbangun, tiba-tiba aku menginginkan bakso pedas yang di jual di ujung gang komplek ,

perlahan aku bangun dari ranjang, mengambil jaket dan dompet, aku memutuskan untuk membeli bakso itu hemm sepertinya nikmat rasanya air liurku akan menetes hanya dengan membayangkan uap yang mengepul dari semangkuk bakso dan juga gutihnya kaldu kuah bakso hmmm pasti nikmat

" dug" jagoanku menendang kuat.

" aduh sabar ya sayang, kamu lapar ya, temani bunda beli bakso yuk"

ku usap perut ku perlahan sambil mengajaknya berinteraksi ,

"ceklek"

bersamaan dengan aku yang membuka pintu kamar mas Indra juga keluar dari kamar  dan kami berpapasan.

" mas belum tidur ?"

mas Indra hanya menggeleng ia memasukan tangannya kedalam saku celananya  mungkin karena cuaca malam ini lumayan dingin  oa sedikit kedinginan,
ia memperhatikan penampilan ku kemudian bertanya

" mau kemana? ingat kamu itu mengandung dan ini sudah malam"

meskipun di ucapakan dengan nada datar aku merasa senang mas Indra masih perduli dengan ku, tanpa sadar aku tersenyum

" kenpa malah tersenyum ?,aku tanya bukanya di jawab"

" ah tidak mas, emm saya mau beli bakso tiba-tiba saya pingin beli bakso, mas sendiri kenapa belum tidur?"

" oh, saya lapar mau bangunin Sofi kasian dia baru tidur belum lama"

" mas mau saya belikan bakso sekalian?"

" memang jam segini masih buka?"

aku tersenyum dan menganguk pelan

" masih mas, di ujung komplek ini ada bakso yang enak mas mau coba?"

dia terlihat berpikir sejenak , bakso bukan ide yang buruk bukan makan bakso di udara yang dingin sepertinya nikmat juga

" boleh juga, kamu kesana naik apa ?"

" saya naik motor mas,ya udah saya berangkat dulu ya mas, nanti punya mas biar saya bungkuskan saja ya "

" eh tunggu"

mas Indra mencekal tangan ku yang akan pergi, jantung ku berdetak tak menentu ya Rab sebahagia ini kah saat tangan kami bertauatan kembali setelah sekian lama kami tak saling meneyentuh,

" eh ,kenapa mas?"

dia mengaruk tengkuknya samar,reaksi orang salah tingah ,hahah ada- ada aja kmu ini mas kebiasan mu belum hilang juga ternyata .

" em biar ku antar "

apa aku tidak salah dengar

" tidak usah mas , saya bisa sendiri kok, kasian mbak sofi di tinggal"

" kurasa sofi aman, lagian kita cuma beli bakso sebentar"

" tapi mas"

" kamu nie bandel banget ya di bilangin pantes aja suamimu ninggalin kamu ,kamu itu pembangkang"

aku hanya menunduk ,baru saja aku merasa sedikit bahagia tapi dia sudah kembali lagi dengan sifat menyebalkannya itu

" ah maaf aku tak bermaksud begitu  kamu
tunggu disini , saya ambil jaket sebentar "
aku hanya mengangguk mengiyakan

aku menungu mas Indra di teras ,

" sayang, cepet Hadir di dunia ya nak temani bunda, bantu bunda untuk membuat Ayah kembali ya sayang, kita berjuang bersama ,kamu yang kuat ya nak, jangan benci ayah ya ,ayah lahi sakit sayang ,doain ayah biar cepat sembuh dan bisa kumpul sama kita lagi ya nak  " ku usap perutku perlahan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

aku dan kamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang