"Jam berapa kau pergi ke rumah sakit? Biar aku antar?"
"Setelah bekerja, aku langsung kesana"
"Yasudah akan aku antar kau nanti"
"Terimakasih Jon"
"Sama-sama"
Hari ini adalah kali ke 4 aku datang ke rumah sakit, sudah 4 kali juga pertemuan ku dengan dokter gigi itu, kali ini sudah mulai terbiasa dengan sikapnya. Tapi tidak dengan suster yang membantu dokter itu, masih bersikap sinis jika tidak sengaja bertemu dengan ku diluar jam kerja. Satu kali lagi perawatan gigi ku yang di sebelah kanan atas, dan sisanya akan aku tuntaskan setelah aku selesai UAS kuliah. Karena jikalau di barengi, waktunya akan sangat mepet
"Aren", panggil Joni
"Iya ada apa?"
"Sudah berapa kali kau bolak-balik rumah sakit itu?", tanya Joni padaku. "Empat kali, ada apa?", kata ku pada Joni, sepertinya dia ingin tau sekali. "Tidak apa-apa, berarti kau sudah terbiasa dengan sikap dokter itu ya?", lagi-lagi Joni meledekku. "Dia tidak seperti yang aku bayangkan, dia cukup baik. Hanya saja covernya menyeramkan". Joni membesarkan mata nya, "Kau bilang apa tadi? Dia baik?? Dulu kau bilang dia galak. Kau menaruh perasaan ya terhadapnya?". Wanita yang bertemu dengan dokter Sehun pasti akan terpikat dengan pesona nya, aku adalah salah satunya. Tapi aku tidak sampai menaruh perasaan ku padanya. Lagipula kita beda 7 tahun.
"Apa-apaan kau ini, terpikat dengan pesona nya memang, tapi sampai menaruh perasaan aku rasa tidak, kita berdua berbeda 7 tahun tau, kau tau itu?", jawabku pada Joni. "Tapi memang aku akui, dokter gigimu sangat tampan", tuturnya. "Yasudahlah ayo kita ke Cafe, aku rasanya ingin meminum coffee", ajak ku. Akhirnya kita bedua menuju Cafe untuk bekerja.
"Bobby, aku akan bekerja setelah minum dan makan kue ini ya". ucap Joni pada Bobby yang sedang membersihkan gelas-gelas di meja. "Baiklah, oh iya Ren", panggil Bobby padaku, aku hanya menengokkan wajahku. "Tadi ada surat buat mu, aku taruh di meja kasir". Surat? Siapa yang mengirimkan ku surat? Apa aku punya penggemar rahasia? "Ok, terimakasih".
"Kau punya penggemar rahasia Ren?". tanya Joni. "Aku pun tidak tau Jon, aku penasaran. Akan ku ambil suratnya, tunggu sebentar". Lalu aku berjalan menuju meja kasir, dan mengambil surat itu. Tidak ada yang spesial dari surat ini, tampilan nya saja seperti surat sakit anak sekolah. "Hanya seperti ini, tidak ada yang menarik dari tampilannya. Aku rasa ini bukan surat dari penggemar rahasia", ucapku yang di setujui Joni. "Coba kau buka saja, siapa tau isinya yang menarik. Aku pun segera membuka amplopnya dan melihat isinya. "Hahaha, ini surat dari penggemar rahasia? Apanya yang penggemar, ini seperti surat peringatan buat ku". Joni langsung merebut surat itu dari tanganku, dan membacanya "Lucu sekali dokter gigimu, zaman secanggih ini masih memakai surat untuk memberitahu pasiennya. Aneh sekali, sepertinya tidak seharusnya dokter melakukan seperti ini, karena dia kan akan dibayar oleh pasiennya, dan seharusnya pasien yang membutuhkan jasanya bukannya sebaliknya". Ucapan Joni juga membuat ku kebingungan
"Sudahlah biarkan saja, lagi pula siapa tau niat dokter itu baik. Memang gigi ku harus dirawat setepat mungkin waktunya, agar tidak banyak masalah lagi yang terjadi pada gigiku". Isi surat itu sungguh lucu, dimana dokter Sehun menulisnya dengan tulisan tidak biasa, dan yang paling membuat ku lucu lagi adalah pesannya yang sungguh singkat. 'Tolong jangan lupakan jadwal perawatan gigimu' itu yang tertulis dikertas putih ini.
"Aren, ayo waktu nya bekerja, setelah selesai bekerja aku akan mengantarmu ke rumah sakit"
🏥
"Baiklah, tambalannya selesai untuk gigi kanan atas", ucap dokter Sehun. Aku pun bangun dari bangku pasien dan berjalan menuju kursi kerja dokter Sehun. "Kau masih ada 4 gigi yang harus diurus", aku tau maka dari itu aku ingin menuntaskan semuanya, tapi waktu ku terhalang UAS kuliah.
"Saya akan kembali melakukan perawatan setelah UAS kuliah selesai, boleh saya minta nomor dokter?", kata ku yang diangguki olehnya. "Kira-kira empat gigiku ini apa harus dapat perawatan juga atau bisa langsung di tambal?", tanyaku memastikan kalau gigiku tidak harus melakukan perawatan lagi. Bisa-bisa aku menjadi karyawan tetap di Cafe itu. Tidak masalah juga sih, "Sebenarnya hanya tinggal tambal saja, tapi agar tambalannya tidak rusak kau harus selalu merawatnya. Usahakan sebulan sekali membersihkan karang yang ada pada gigi, dan aku minta padamu tolong kurangi minuman yang berkafein, tidak terlalu baik untuk gigimu". Jelas dokter itu
"Baik dokter, terimakasih sudah membantu saya mengatasi masalah pada gigi saya", ucap ku dengannya. Suster Bianca yang sedari tadi membersihkan kapas bekas tambalan ku dan merapihkan alat kedokteran gigi hanya menatap ku sinis. Padahal akupun baru sadar kalau mereka berdua, dokter Sehun dan suster Bianca tidak ada hubungan yang special diantara mereka. Aku jadi ingat saat aku bertemu dokter Sehun di toko buku, memang saat itu suster Bianca bergelayut ria ditangan kekar dokter Sehun, tapi pada dasarnya gosip rumah sakit menyebar sampai ke telinga pasiennya sendiri. Suster Bianca memang menyukai dokter Sehun, namun dokter Sehun hanya menganggap suster Bianca layaknya rekan kerja.
Semakin kesini pun dokter Sehun semakin wow dimataku, aku berharap aku tidak menaruh perasaan lebih kepadanya. Karena kalau sampai iya, tamat hidupku. Masih ada empat gigi dan perawatan karang gigi, bagaimana bisa aku fokus pada kesehatan gigi ku nanti jika aku menaruh rasa pada dokter Sehun? "Baiklah kalau begitu dok, saya permisi. Sekali lagi terimakasih". Setelah itu aku langsung pergi keluar ruangannya.
Hari ini aku berniat setelah pulang dari rumah sakit aku akan pergi membeli topi, sudah lama aku tidak membeli topi. Topi ku sudah habis, semua nya sudah pernah aku pakai. Lumayan untuk nanti pertandingan archery ku, akan aku pakai ketika bertanding nanti. "Hallo...?", ada telepon masuk di handphone ku, dan bukan lain adalah Joni. "Aku akan pergi ke mall dulu untuk membeli sesuatu", ucapku pada seseorang di seberang telepon. "Baiklah, terimakasih, iya-iya, bye". Joni menelpon hanya untuk memastikan bahwa aku sudah selesai pada urusan rumah sakit
🏥
"Topi ku kebanyakan hitam, sebaiknya kali ini aku beli warna lain, bisa putih atau warna kuning, atau pink atau bisa abu", kata ku bermonolog sambil melihat topi-topi yang menggantung dan menggemaskan. Aku melihat topi putih yang menggantung di pojokan, hatiku bergerak untuk mengambilnya. Sungguh indah sekali, aku belum pernah mempunyainya, jika topi ini masuk ke dalam koleksi topi-topi ku, mungkin ini adalah topi favourite ku. Aku meyakinkan diri untuk membelinya, seberapa harganya pun akan aku beli, topi ini sungguh cantik
"Hanya ini tidak ada yang lain?", kata kasir tersebut. Aku pun membalas pertanyaan nya dengan menggelengkan kepala. "Baiklah total 500 ribu rupiah", aku memberikan kartu ku dan segera pergi. Akhirnya aku mempunyai topi baru, senang sekali jika mempunyai barang baru dari hasil uang sendiri. Mempunyai sensasi tersendiri
Setelah dari Mall, aku pulang ke apartment, karena setelah hari ini akan ada hari tenang untuk mempersiapkan UAS kuliah. Biasanya di hari tenang seperti ini kegiatan ku hanya membaca novel di kamar, dan mencoba mengulang atau membuka kembali pelajaran-pelajaran dulu. Namun sekarang aku ada tugas tambahan yaitu bekerja di Cafe, menyenangkan juga.
Cling...
Jangan memakan makanan manis terlalu banyak, ini sudah malam. Rawat gigimu dengan baik
Aku terkejut ketika mendapat pesan dari dokter sehun, aku bingung bagaimana dia bisa mengetahui nomor ku? Sedangkan aku saja belum menghubunginya.
Iya dokter terimakasih...
Aku harus jujur pada diriku kalau aku memang menyukainya. Tapi, aduh bagaimana ini? Huh.. ini tidak bisa, kami hanya sebatas pasien dan dokter. Apa-apaan aku ini, ini tidak akan berlangsung lama, yakinlah.
🏥
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Hot Dentist[SELESAI]
Short Story"Kau masih terlalu muda, tidak baik bagi seorang anak kecil seperti mu sudah tidak memiliki gigi yang utuh." "Dokter, lakukan apapun untuk kebaikan gigi saya. Saya mohon." Aren, seorang gadis muda yang mempunyai kebiasaan makan makanan manis di seti...