Bagian 9

1.5K 59 3
                                    

Sekarang aku menyalakan lagu SSFW dari salah satu personil boyband korea yang aku suka, sembari membersihkan apartmentku. Setelah pertandingan kemarin, bunda menginap di apartment ku selama 1 hari, dan bunda berpesan padaku agar membersihkan apartment ku. Rencana nya setelah aku membersihkan apartment, aku akan pergi ke toko buku. Buku yang 2 bulan kemarin sudah habis aku baca, dan tidak ada stock buku lagi di mejaku,  menyenangkan sekali membaca buku self improvement, menambah terbuka pikiran kita.

Rencananya untuk kali ini aku akan membeli buku novel, sebelumnya aku sudah melihat situs web buku terbaru yang sudah terbit dan mempunyai penilaian yang cukup memuaskan oleh para pembacanya. Aku sudah membuat list untuk buku apa saja yang akan aku beli nanti. Tidak sabar untuk memilikinya.

Oh ya, waktu kemarin, saat dokter Sehun berbicara pasal gigi ku pada bunda, aku dan dokter Sehun sampai detik ini pun jarang bertemu, aku masih kesal terhadapnya. Andai saja ia tidak bilang, maka saat ini aku pasti sedang memakan coklat batang atau mengunyah bubble gum kesukaan ku.

Aku mulai membersihkan dapurku, dari tempat pencuci piring, piring kotor dan gelas kotor. Panci dan segala temannya. Bunda jika main ke apartment, pasti akan membuatkan ku makanan yang aku suka. Seperti pasta dan ayam lumur saus merah, setelah membersihkan area dapur, aku lanjut ke bagian ruang tv.

Sesekali aku beristirahat disana dan menjulurkan kaki ku. Aku tinggal di apartment bibiku yang memang apartment ini tidak di tempati. Selagi aku berkuliah di sini, aku bisa memakai apartment bibiku ini. Aku menyetel televisi dan menonton kartun sebentar, aku lebih menyukai kartun di banding dengan drama, bahkan aku lebih menyukai film dari pada drama. Pada dasarnya aku suka membaca novel yang sudah di film kan, jadi aku bisa berimajinasi mengenai hal yang aku baca. Menurutku itu lebih seru

Sembari menonton aku membersihkan sofa dan meja nya, meja televisi pun juga dan sesekali menyapu setelah mengelap debu di meja. Aku beranjak ke kamar ku, lumayan berantakan, buku berserakan dan sampah bisquit pun juga, ya seperti ini lah kamar ku, berantakan karena buku atau sampah bisquit ataupun bungkus permen. Setelah semua sudah beres aku langsung pergi ke kamar mandi dan juga bersiap-siap untuk ke toko buku

🏥

"Semoga saja bukunya masih ada, karena di web sangat populer dan laris sekali, aku tidak boleh tidak memilikinya", ucap ku kala masuk kedalam toko buku

Aku mulai mencari-cari dengan teliti di setiap rak-rak buku tersebut, hampir 5x putaran aku mencari-cari di rak buku khusus fiction, namun aku tidak menemukan novel yang aku inginkan. Aku sempat murung dan kecewa, mengapa aku bisa telat dan tidak memiliki buku itu. Padahal aku sudah sangat penasaran dengan isinya. Covernya yang menarik membuat ku semakin tidak bisa berenti mengerucuti bibir ku. Tak lama setelah aku melihat sekeliling rak fiction, aku teringat suatu hal.

"Mengapa dari tadi aku tidak melihat di bagian best seller?? Bodoh dasar Aren bodoh". Aku merutuki kebodohan ku sendiri. Why i'm so stupid. Mengapa tidak dari tadi saja memikirkannya

Aku beralih ke tempat best seller, dan senyum ku seketika merekah, akhirnya, finally, aku mendapatkannya. Tidak perlu basa basi aku langsung mengambil buku buku yang sudah masuk kedalam list ku. Ada 3 novel, genre romance-comedy dan ada juga action, aku jarang membaca novel action tapi aku suka dengan film action. Terkadang jika aku sedang merasa bosan tidak ada buku yang dibaca atau sudah habis dibaca, aku beralih menonton film action, tapi aku sangat jarang atau bisa di bilang tidak terlalu suka dengan film romance. Namun jika membaca buku novel, aku pasti membeli yang bergenre romance. Aneh sekali bukan?

Setelah aku mengambil 3 novel nya, aku beranjak ke kasir tanpa melihat sinopsis nya terlebih dahulu, tidak usah melihat sinopsis aku sudah tau di web kalau novel ini ceritanya seru. Mumpung kasir sepi, aku mempercepat langkahku, bahagianya mendapatkan apa yang kita inginkan.

Nliit...

Nliit.....

Nliit.......

"Tolong satukan dengan yang ini sekalian mba"

Apa?? Disatukan?? Hey, ini salah, bayarlah barangmu sendiri

"Maaf tapi-"

"Kenapa?"

Dokter Sehun disini, oh tuhan... tolonglah aku lagi tidak ingin melihat nya. Aku masih kesal karena nya, permen karet ku dan coklat batang ku tidak akan kembali ke pelukanku karena dia.

"Dokter, tapi saya tidak membawa uang lebih". Ucap ku padanya yang hanya ditatap dingin

"Memangnya siapa yang suruh kau bayar punyaku? Mba tolong satukan harga nya, saya yang bayar semua bukunya", kata dokter Sehun yang langsung mendapat tatapan lebar dari ku

Tadi dia bilang akan membayar semua buku nya? Termasuk buku ku juga? Aduh... aku tidak ingin berhutang padanya, berhutang perasaan saja sudah hampir setengah mati susahnya, dan ini harus ditambah lagi dengan bayar buku? Oh ayolah... aku tidak mau seperti ini....

"Ah tidak usah mba, pisahkan saja pembayaran nya", ucapku cepat. "Satukan saja mba, biar saya yang bayar", imbuh dokter Sehun tidak mau kalah. Aku tetap menggeleng menandakan agar bayar nya di pisah. "Dipisah saja mba", mba kasir nya pun bingung dengan kelakuan kami. "Digabungkan saja mba, ga ada penolakan Aren, saya yang bayar". Tegas dokter Sehun

"Baik, buku nya digabungkan ya, jadi total semua 408k". Dokter Sehun hanya membeli satu buku, sedangkan aku 3. Dan novel ku itu termasuk mahal karena satu novelnya seharga 100k ke atas. Aku tidak enak kepadanya, akan aku ganti uangnya nanti. "Ini buku nya, terimakasih telah berkunjung". Setelah dari kasir, aku dan dokter Sehun keluar toko buku. "Ini buku mu", kata nya sembari memberiku plastik buku tersebut dan ia memegang bukunya sendiri. "Hmm dokter, nanti akan saya ganti-", omongan ku langsung di putus olehnya. "Tidak usah, aku ikhlas. Santai saja. Kau mau pulang?? Biar aku antar". Jujur aku masih ada rasa kesal padanya, tapi kalau sudah begini bagaimana bisa kesal? Tidak tahu malu sekali sudah dibelanjakan buku malah masih mempunyai rasa kesal terhadapnya. Tidak tahu diri sekali diriku ini..

"Iya dokter, terimakasih". Akhirnya aku mengikuti dokter Sehun ke arah parkiran mobil dan menuju apartment.

"Dokter tidak bekerja?", tanya ku singkat. "Sudah", jawabnya. "Kenapa wajahmu tertekuk seperti itu??", tanya nya padaku, apa aku harus jawab jujur? Sebaiknya tidak usah. Lagipun seharusnya aku juga bisa memahami diriku sendiri. Tidak seperti ini, kecewa dengan orang lain karena hal yang biasa terjadi pada hidupku hilang sedikit. Aku harus menjadi perilaku yang dewasa. "Tidak apa, aku hanya tidak enak padamu soal buku ini". Dokter Sehun hanya meringis pelan namun tetap terdengar olehku. "Ini hanya hal kecil yang aku lakukan". Hal kecil buat mu dok, buatku tidak.

Setelah lama diperjalanan, akhirnya kita sampai di apartment. Aku dan dokter Sehun menaiki lift yang sama, dan seperti waktu itu, dokter Sehun mengantarku sampai ke rumahku. "Hati-hati, aku pulang dulu", katanya padaku sebelum pintu lift tertutup. Aku mengangguk dan mengucapkan terimakasih padanya. Bagaimana bisa hati ini jatuh pada pesona dokter itu?? Ini sungguh sulit dimengerti, aku sebagai pasien gigi yang takut untuk pergi ke dokter, bisa menjatuhkan hati nya pada dokter giginya sendiri. Sungguh lucu. Tapi jika ia mengetahui rasa ini, itu sungguh tidak lucu. Ya, aku hanya berdoa yang terbaik pada tuhan, aku suka berkomunukasi dengan dokter Sehun, apa yang aku bicarakan juga nyambung. Semoga pertemanan antara aku dan dokter Sehun berjangka panjang..

🏥

------------
Hayooo tinggal satu part lagi, dan cerita ini akan selesai... yeeaaayy!!!!
Ini challenge pertama gue di bulan ini, dan gue ga nyangka bisa melewatinya.. whoo!!
Buat kalian yang sudah baca cerita ini terimakasih banyak, dan yang buat vote juga terimakasih banyak. Ga kerasa challenge ini akan berakhir besok... huhu :'(
10 part yang pendek di challenge 10 hari publish. Semoga kalian terhibur ya...
Udah sampe sini aja ngobrol nya. Besok dilanjut wkwk...

Bye.. Bye...
See you tomorrow in the last part
Gue sayang kalian yg baca dan vote haha😁

Xoxo,

Hesun

Me and My Hot Dentist[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang