My Mine { 05 }

7 0 0
                                    

Semenjak hari itu, Arik gak pernah gangguin Azra lagi. Masuk Sekolah aja, udah jarang. Ia menghabiskan waktu nya dengan balapan dan berantem. Atau mungkin nge-game online seharian. Mati segan, hidup gak mau. Gak punya semangat hidup. Begitu lah kira nya ungkapan yang cocok dengan keadaan Arik sekarang.

Suatu ketika.....

"Arief, ada yang nyariin, Nak" ucap Zahiya dari depan pintu. "Suruh pulang Ma" sahut Arik masih terfokus pada game online nya. Zahiya menghembuskan napas. "Sebentar ya. Tante panggilin" ucap Zahiya ramah. "Iya" respon lawan bicara nya. Zahiya masuk kembali kerumah, memanggil Putra semata wayang nya.

"Arief, ada tamu. Kata nya mau ketemu sama kamu. Penting katanya. Kamu temuin dulu, ya. Kasihan, tamu nya nungguin daritadi lho" Zahiya berusaha membujuk anak nya. Arik menghentikan game dan meletakkan Hp nya di meja. "Ya udah, Arief temuin. Mama berangkat aja. Hati - hati dijalan Ma" Arief bangkit dari duduk nya. "Nah, gitu. Ayo" ucap Zahiya lega. Mereka berjalan keluar.

"Lho, kok cewek ? Gue kira Valdi, Fian, sama Darrel" batin Arik bingung. "Nak, ini ada Arief nya" ucap Zahiya. Gadis itu berbalik ke arah mereka.

"Azra ?! Kok, loe ke rumah gue ?! Ngapain ?! Loe nyasar, ya ?" Arik bingung plus terkejut mengetahui siapa tamu nya. "Arief, kok ngomong nya gitu. Ayo masuk, Nak" tegur Zahiya sekaligus mempersilahkan Azra masuk. "Eng-enggak perlu Tante. Gak usah repot - repot" cegah Azra.

"T-tapi..."
"Tante, masih ingat sama aku ?" Azra segera memotong perkataan Zahiya. Zahiya memperhatikan seksama wajah Azra. "Rasanya gak asing, sih" batin Zahiya.

"K-kamu... Kamu, Syaqila bukan ??" Zahiya teringat seseorang. "I-iya" Azra tersenyum hingga air mata nya jatuh. "Ya Allah, ini kamu Nak. Udah lama sekali gak ketemu" Zahiya mendekap Azra. Azra mengangguk dalam dekapan Zahiya.

"Lho, ini sebenar nya ada apa ?" gumam Arik tambah bingung, melihat Mama dan orang yang dicinta nya berpelukan.

Zahiya mengurai dekapan nya dan menghapus air mata disudut mata Azra. "Kamu pucat sekali. Mm... Kita masuk dulu, ya" Zahiya merasa sedih melihat Azra. Mereka masuk bersama. Arik hanya mengekor, menyimpan rasa bingung yang tak ingin ditanyakan.

"Duduk, Nak" Zahiya mempersilakan. Azra mendudukan diri nya di sofa. "A-Arief, dimana ?" tanya Azra lirih. "Di Rumah ini yang nama nya Arief cuma gue kali" celetuk Arik. Azra menengok ke arah Zahiya. Zahiya tersenyum dan mengangguk.

"Iya, dia Arief. Suami kamu. Karena kecelakaan waktu itu, Arief menjalani operasi wajah. Dan, semua ingatan yang berhubungan sama kamu menghilang saat itu juga" raut wajah Zahiya sedih saat menceritakan nya. Air mata sempat menetes, ia segera menyeka nya.

Azra berdiri, mendekati Arik yang secara spontan memunculkan ekspresi ambigu. Jantung Arik terpacu lebih cepat. Ya, reaksi wajar yang selalu muncul ketika Arik bertemu Azra sebelum - sebelum nya.

"Kak, aku Syaqila. Istri mu" Azra berlutut dan mendongak ke arah Arik. Sorot mata nya menunjukan kerinduan yang begitu berat dan sudah lama ingin ia keluar kan. "Azra, aku gak punya istri. Aku juga belum pernah nikah" Arik memakai kata 'aku-kamu'. Kata - kata itu seakan menyayat hati sang gadis.

Satu tetes air mata nya jatuh bebas, menyiratkan rasa sakit teramat sangat dalam di setiap relung hati nya. "Ta... Tapi kita udah menikah" Azra tertunduk menahan air mata yang tak berhasil untuk tidak jatuh.

"Ok, kita berpikir logis aja. Kamu bilang, kamu pernah nikah. Dan sekarang, kamu bilang, kamu itu istri aku. Jadi, cuma ada satu bukti akurat yang membenarkan semua kata - kata kamu. Mm... Dimana kartu nikah kita ?" Arik berhati - hati memilih kata, takut menyakiti perasaan Azra seperti yang sebelum nya.

Azra bingung. Waktu ia dinikahkan, umur nya masih 16 tahun dan umur Arik sudah mencapai 18 tahun. Dan alasan ia dinikahkan di umur yang sangat muda itu karena jin yang sering mengganggu nya. Inti nya, Azra hanya dinikahkan secara agama tanpa melalui K.U.A. Jelas nya, ia belum punya kartu nikah yang dikeluarkan oleh negara.

Mata Azra sudah berkaca - kaca, napas nya tak stabil. Terasa sesak di dada nya. "Aduh, gue salah ngomong lagi, ya ?" batin Arik ikut sedih melihat Azra. Arik menarik Azra kedalam dekapan nya. "Please, jangan nangis lagi. Azra, jangan nangis lagi, ya" bisik Arik ditelinga Azra.

"Iya" Azra menenggelamkan wajah ke leher Arik. Arik mengelus kepala bagian belakang Azra dengan lembut. Zahiya tersenyum melihat mereka.

"Azra" Arik mengurai dekapan nya. "Iya" Azra mendongak. "Mm... Gimana kalo kita nikah, lagi, aja" ucap Arik salting. Azra memiringkan kepala nya, dengan raut wajah minta penjelasan. "Em... Ya, nikah secara resmi gitu. Ee... Pokok nya, pernikahan yang ini ada kartu nikah nya" ucap Arik bertambah salting nya. Wajah nya aja udah mirip kepiting diangkat dari rebusan.

Azra tertawa lucu melihat tingkah Arik yang salting. "Kok, malah ketawa sih ? Serius" ucap Arik berusaha meyakinkan kalo ucapan nya bukan candaan. "Azra mengangguk sambil tersenyum manis. Manis banget, sampai gula aja kalah manis nya. "Eh ? Oh, k-kamu bersedia ?" Arik memastikan. "Iya" ucapan singkat itu menimbulkan rasa senang tiada tara bagi Arik.


~ Kamu itu, punya aku. Bukti nya, meskipun kamu lupa nama aku, kamu tetap nyari aku. Sama hal nya ketika aku yang gak ingat sama sekali siapa kamu. Tapi, perasaan cinta dan sayang aku tetap ingat sama kamu ~

Arief Rizky Ilham Khairulillah Ali Al Fatih / Arik

Sorry, gue bukan tipe cowok yang ngungkapin Cinta lewat kata - kata manis - Arik

🎉🎉🎉THE END 🎉🎉🎉




WARNING !!!!!

Ini adalah part terakhir dari My Mine Story di L. O. V. E.....
Kalo mau tau lebih seru #kayaknya dan detail nya, tunggu aku buatin yang lebih panjang nya ( novel paling, namanya ) ..... Lagi dalam proses.....

Judul tetap sama.....
Cuma, akan lebih banyak konflik, tokoh baru, dan adegan action nya, ( cerita inikan genre nya action ) dan lain - lain nya.....

Pokok nya nantikan aja info nya ya Readers.....

Jangan lupa Baca cerita selanjut nya ya Readers.....

Jangan lupa Vomment.....

El_Syah

L. O. V. ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang