My Mine { 04 }

10 1 0
                                    

Azra terbangun, air mata masih menetes di pipi nya. "Ya Allah, ada apa ini ?" tiba - tiba Azra merasa cemas dan takut. Air mata nya semakin menderas. "Ra, kamu kenapa ?" Sarah terbangun karena mendengar tangisan Azra. Azra spontan memeluk nya. "Sar, aku takut. Aku takut terjadi sesuatu sama dia" ucap Azra semakin kejer nangis nya. Sarah mengelus punggung Azra.

"Berdo'a aja. Semoga gak terjadi apa - apa. Mm... Gimana kalo kita tahajjud dulu. Habis itu, do'ain Suami kamu" Sarah merasa sedih melihat Azra yang seperti ini. Azra mengangguk menyetujui. Pelukan nya mulai merenggang, Azra masih berusaha menghentikan tangisan nya.

***

"Rik, loe kenapa ?" Valdi terkejut melihat cara jalan sahabat nya yang gak normal seperti biasanya. Lebih pelan dan tampak kesakitan setiap kali menapakkan kaki. "Udah, gak usah banyak nanya. Bantuin gue" Arik menyodorkan tas nya. "Loe nyuruh gue, bawain tas ?" Valdi memastikan. "Ya iyalah, anak tetangga gue yang belum Sekolah aja tau" Arik geram. Valdi hanya ber-O dan mengambil tas Arik, mengikuti nya disamping.

"Eh, tunggu. Loe kesini pake apa, kalo kaki loe kayak gini ?" Valdi penasaran. "Naik becak" ucap Arik sekena nya. "Wah, serius loe. Becak mana, kok gue gak pernah lihat. Apa yang pangkalan nya deket rumah loe itu, ya. Eh, bukan nya itu pangkalan ojek" Valdi mulai nyerocos. Untung gak pake hujan.

"Val, Val. Bego kok, dipelihara. Ya kali, gue naik becak dari rumah ke Sekolah. Mau nyampe jam berapa, coba" meski sudah terbiasa, Arik tetap saja merasa kesal mendengar cerocosan Valdi. "Eh, terus. Maksud nya ?" Valdi gak connect, mungkin gak ada jaringan.

Arik mengerang frustasi. "Inti nya gue dianterin Kak Caren pake mobil tadi" Arik menghembus napas, menghilangkan frustasi. "Ooohh, gitu. Loe sih, gak ngomong" respon Valdi, disambut jitakan dari Arik. "Jadi orang jangan LoLa" celetuk Arik.

BRUUK !!!

"Aduh, kaki gue" Arik terjatuh, terasa ngilu berlebihan menjalar di kaki nya. "Eh, loe..." Arik tak jadi melanjutkan ucapan nya. "Deja'vu" batin Arik. "Rik, loe gak apa - apa" Valdi membantu Arik berdiri. Arik bersandar di tembok lorong, berusaha menopang tubuh nya.

"Loe kayak nya hobi banget, nabrak gue" Arik senyum - senyum gaje ke arah gadis yang memiliki tatapan kosong didepan nya. "Woy ! Gue ngomong sama loe" Arik agak menaikkan taraf suara nya.

"Eh, gue salah ngomong, ya ? Kok, dia nangis" batin Arik terkejut. Refleks, ia mendekat, tak peduli rasa sakit yang belum reda di kaki. "E-em... S-sorry,  Omongan gue, kas...sar" Mulut Arik terganga, mata nya membola.

Gadis itu, yang tak lain Azra memeluk Arik diiringi air mata yang tak henti nya mengalir. Arik membalas memeluk, lebih erat dari Azra.

Beberapa menit kemudian, Azra tersadar. Ia spontan melepas tangan nya yang melingkar pada Arik. Sedikit memberontak, berusaha lepas dari dekapan nya. Azra berbalik dan hendak pergi. Arik menarik tangan Azra, mencegah langkah nya.

"Gue gak tau, loe nangis karena apa. Yang pasti, gue bersedia kok, jadi penenang loe. Dimanapun dan kapanpun" ucap Arik lembut. Untuk pertama kali nya, Azra sengaja menatap wajah laki - laki tak dikenal nya. "Permisi" Azra menarik tangan nya dan pergi ke suatu tempat.


"Siapa, Rik ?" Valdi agak penasaran. "Cewek yang sukses naklukin hati gue" respon Arik, melanjutkan langkah ke kelas. "Hah, Arik jatuh cinta ? Waw" batin Valdi unbelieve memikirkan perkataan puitis Arik. Puitis? Iya, paling😕😕😕 #Gaje

***

"Abi, gimana kalo kita jemput Syaqila di Sekolah nya aja. Biar surprise gitu" Aida mengungkapkan ide pada sang Suami. "Mm...boleh juga. Eh, bukan nya Syaqila udah pulang, ya Mi ?" respon Rayyan ragu dan bingung.

"Belum Abi. Kemarin Syaqila bilang kan udah mulai ada les, bentar lagi kan UN. Pasti pulang nya agak lama" Aida tampak yakin. "Ya udah, kalo gitu kita ke Sekolah ya" Rayyan mengungkapan persetujuan nya.

Ya, benar UN sudah dekat. Kelas XII mulai melaksanakan les. Jam pulang mereka terundur 90-120 menit. Kejenuhan dan kebosanan melanda setiap siswa di momen les.

Sebagai siswa baru yang 'jenius', les cuma buang - buang waktu. Jenius ? Ya, kata mereka Arik jenius. Tapi, bagi empu nya biasa - biasa aja.

Namun, Arik tetap saja ikut les. Dan, sudah jelas alasan nya karena sang pujaan hati sangat setia ikut kegiatan yang menambah pusing bin mumet itu.

"Baik, anak - anak. Les hari ini akan dilanjutkan besok. Kerjakan tugas mandiri di halaman 82 dirumah. Bapak akhiri, Assalammu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh" Pak Surya mengakhiri les Kimia.

"Wa'alaikum salam Warohmatullohi Wabarokatuh" ucap para murid serentak dan penuh semangat. Sekeluar nya Pak Surya dari ruangan, mereka segera membereskan alat - alat yang dipakai saat belajar. Lalu pulang ke rumah.

"Azra, yuk !" ajak Sarah sudah menggendong tas biru navy nya. Azra mengangguk, sambil menutup resleting tas merah marun. Baru selangkah, Arik menghadang. Memberikan efek agak terkejut pada dua perempuan itu. "Eh, kamu. Minggir, kita mau lewat" ucap Sarah. "Kalo gue gak mau" respon Arik datar. "Kamu tu.." Sarah geram.

"Sarah, udah biarin. Kita lewat arah lain aja" Azra berusaha menyabarkan kawan nya. "Ya udah, ayo !" respon Sarah menahan emosi. Mereka berbalik ke arah sebalik nya. "Tunggu !" Arik menarik tangan kanan Azra agak kuat hingga Azra jatuh kedalam dekapan nya.

"S-sorry, gak sengaja" Arik segera menjaga jarak. Azra merasakan wajah nya mulai memanas. Bukan karena sakit, tapi malu. Arik senyum - senyum salting melihat wajah Azra yang memerah. Suasana canggung.

"Kamu gila, ya. Senyum - senyum sendiri" celetuk Sarah, memecah suasana yang canggung sebelum nya. "Eng-enggak. Berisik loe" Arik menyembunyikan rasa canggung nya. "K-kamu, kenapa narik aku ?" Azra terkejut setelah mengucapkan nya. "Astagfirullah, kok aku malah nanya begitu" batin Azra terkejut.

"Masih ingat, yang sering gue tanyain. Gue mau tau jawaban loe lagi" tampang Arik mulai serius. Spontan Azra langsung menatap Arik dengan pandangan 'kamu masih belum ngerti, ya ?'. Tanpa memberi respon, Azra langsung berbalik ke arah Sarah.

"Azra ! Please, answer me" Arik menarik tangan Azra lagi. Berharap mendapat jawaban yang diinginkan. "Tolong, lepas !" Azra berontak. "Jawab dulu" Arik agak memaksa. "Aku kan udah bilang berkali - kali. Aku udah menikah ! Apa kurang jelas" Azra rasa nya ingin menangis. "I don't believe it !" Arik menaikkan suara nya. "Up to what you're think" Azra merasa percuma menjelaskan.

"Ok, kalo gitu. Boleh gak, gue ketemu Suami loe" Arik melepas genggaman nya. Azra terbelalak mendengar perkataan Arik. "Kenapa, Suami kamu gak ada, ya. Alasan kamu bagus banget" Arik pergi dengan rasa kesal. "Bego ! kenapa gue suka sama orang yang enggak suka sama gue" batin Arik mengkal.

Tiba - tiba, kristal bening lolos dari kelopak mata Azra. Ia kembali teringat pada sosok yang selalu dirindukan nya. "Ra, sabar ya" Sarah segera mendekap sahabat nya. Seakan menyalurkan ketenangan.

To be Continued..... 💞💞💞💞💞








Ok, info dikit.....
Part selanjut nya itu part terakhir.....
Jangan dilewatkan ya.....

Happy Read next part.....

Wish you like next part.....
Vomment, ya.....

El_Syah

L. O. V. ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang