High School Prince { 04 }

2 0 0
                                    

Ashran tersenyum melihat sikap Anna yang linglung. "Aku harap, kamu lebih banyak ngomong nanti" batin Ashran merasa lucu. "I'm waiting you" Ashran mengecup kening Anna. Natha yang gak sengaja lihat langsung jadi patung di bingkai pintu. Dante bingung melihat Natha.

"Eh, loe kenapa ?" Dante menepuk pundaknya, Natha menoleh. "Aaa" teriak Natha berlari ke suatu tempat. "Tu anak lagi sarap, ya" batin Dante heran, melihat Natha berlari. "Anna. Eh, sorry !" Dante langsung mengalihkan pandangan melihat pemandangan itu. Padahal kan cuma dikening.

"Ada apa ?" Ashran angkat bicara. "Mm...Dokter mau periksa" Dante to the point. "Oh, baiklah. Aku pergi dulu" pamit Ashran, mengecup batang hidung Anna. Mata Anna refleks terpejam. "Aku sayang kamu" ucap Ashran pelan, tapi bisa didengar Anna. "Shit !" batin Dante tak sengaja melihat. Dante terbawa suasana.

🌹🌹🌹

"Ah, sialan ! Kenapa pas gue lihat Kak Ashran sama Anna tadi, tiba - tiba muncul bayangan waktu itu ya" wajah Natha sudah memerah.

"Nathalia !" panggil Dante, Natha terlonjak kaget. "Loe kenapa, sih ?! Salah minum obat, ya ?" Dante heran melihat kelakuan sepupu nya ini. "Pergi sana loe ! Gue gak mau li..." Dante membekap mulut Natha, taraf suaranya udah kelewat toa.

"Itu suara, dikecilin napa" Dante melepas bekapannya. Natha tersengal - sengal. "Kenapa tadi loe lari ?" tanya Dante duduk disebelah nya. "Diem loe !" Natha jadi kesal. "Eh, loe lagi 'M' ya. Sensi banget loe, sama gue" gerutu Dante. "Diem !!" Natha menyumpel mulut Dante dengan coklat yang tadi sempat ia beli di minimarket.

"Loe kalo niat nyuapin, yang ikhlas dong. Masa bungkus nya juga loe masukin" Dante mengambil coklat batang itu, lalu membuka bungkusnya dan memasukkan isinya yang ia patahkan. "Aa" Dante menyodorkan sepotong coklat, mengisyaratkan agar Natha membuka mulut. "Gak mau !" respon Natha jadi judes.

"Eh, makan coklat itu bisa bikin happy, lho" bujuk Dante. "Gak mau !" nada bicara nya masih judes. "Mangap gak loe" Dante dua kali dibuat kesal oleh Natha. "Enggak !" Natha menegaskan kemauan nya. "Oh, loe kayak nya lebih suka gue suapin pake mulut" Dante tersenyum jahil. Natha terbelalak.

Natha langsung menarik tangan Dante dan memakan coklat yang masih dipegang nya. "Sepupu gue pinter, ya" Dante mengelus puncak kepala Natha sambil tersenyum kemenangan. Natha menggigit coklatnya dengan perasaan kesal.

🌹🌹🌹

Anna POV

Semenjak kedatangan Ashran waktu itu, kaki ku yang patah dan butuh waktu lama untuk sembuh mendadak tak sakit lagi. Dokter tampak terkejut setelah memeriksaku saat itu. Bahkan, Dokter melakukan rontgen untuk memastikan nya.

Dokter bilang, kaki ku sudah sembuh total. Mendengar nya langsung membuat ku melongo. Natha dan Kak Dante pun sama terkejutnya saat mengetahui hal itu.

Sekarang, disini lah aku. Di High School Andromeda. Tepatnya, diatas loteng. Tempat kesukaanku beberapa hari terakhir. Setidaknya, tempat ini bisa menjadi pelarianku dari tukang jahil ataupun Ashran.

Semenjak Ashran menyatakan Cinta padaku. Eh, bukan. Tepatnya, ketika Ashran memintaku menjadi Pacarnya. Segala bentuk kejahilan menghampiriku. Dikunci di kamar mandi, disiram air saat membuka pintu kelas, diberi kado berisi kecoa, dan lain - lainya.

"Ma, aku rindu padamu" batin ku. Bulir bening jatuh melewati pipiku. Segera kuseka ia dengan punggung tanganku. Tidak, aku pasti bisa tanpa Mama. Papa bilang, Mama pergi meninggalkan kami karena Papa miskin. Tapi, aku tetap berharap Mama kembali pada kami.

Sudahlah, saat ini aku hanya ingin ketenangan. Kusandarkan tubuh ku pada pembatas, mendongak kan wajahku, ingin merasakan angin berhembus. Cuaca hari ini berawan, sangat mendukung mata pelajaran Olahraga yang sebelumnya aku ikuti.

Rasanya sejuk, tenang, dan membuat ku ingin memejamkan mata. Bagaikan kenyamanan seorang anak yang ditimang Ibunya.

🌹🌹🌹

"Oh, ternyata gadis ini yang sudah merebut calon tunangan Putri ku. Kita lihat saja, bagaimana hidupmu selanjutnya" seorang Pria menatap cermin yang memperlihatkan Anna yang berada di loteng.

Pria itu menjentikkan jari. Pria berbusana serba hitam yang semenjak tadi dibelakang nya  memberi hormat padanya. "Berikan gadis itu apa yang layak didapatkannya" ucap sang Pria.

Anna  POV

Mataku terbuka lebar setelah sesuatu yang hangat menyentuh bibirku. Terasa lembut, namun memberi efek getaran ambigu pada seluruh tubuhku. Rasanya jantungku mau copot.

Sepasang bola mata biru laut, senyuman manis, dan wajah itu terpampang jelas dimataku. Ashran.

Aneh, tubuhku membeku lagi. Bahkan mataku tak mampu berkedip. Wajahku dan wajahnya dekat sekali. Aku mulai bereaksi ketika ia mencium keningku.

"Menjauh dariku !" refleks aku mendorongnya. Tapi, ia tak berpindah se-senti pun dariku. Hanya wajahnya yang menjauh. "Akhirnya kamu bisa mengatakan kalimat yang panjang padaku" respon nya. Aku mengernyitkan alis, dan akhirnya teringat sesuatu.

Kusadari, aku hanya mengeluarkan kata hm, ya, dan hah, atau isyarat saja setiap kali ia mengajak ku bicara. Pantas saja ia berkata seperti itu.

"Kamu mau apa ?!! Aku kan sudah bilang, aku gak mau jadi pacarmu" Ya, minggu lalu aku menolak nya. Karena kupikir, aku akan terbebas dari kejahilan setelah menolaknya. Tapi, itu salah. Sampai saat ini pun aku masih merasakan nya. Dan, ya sudahlah. Ini harus kujalani walau melelahkan.

"I wanna safe you, Anna" matanya menunjukan ketulusan. "Who do you think you are" entah kenapa, Ashran terasa menyebalkan. "Nothing else. So that, i wanna you be mine" tampak kesedihan yang berusaha ia tutupi dengan senyuman nya. Tapi, aku bisa melihat itu dimata nya.

Entah, aku merasa bersalah pada Ashran. Kepalaku menunduk perlahan. Aku bingung dengan situasi ini. Aku kenapa ? Kenapa Ashran bersikeras ingin menjadikanku Kekasihnya dengan alasan ingin melindungiku. Bahaya apa yang akan menghampiri ku ?

Tiba - tiba Ashran menarikku ke dalam pelukan nya. Aku hanya mendengar sesuatu yang berdebum hingga telingaku berdengung. "Damn !!" umpatnya. Aku mendongak. Tampak iris matanya yang merah perlahan berubah menjadi biru laut. Lalu, ia menatapku, seakan mengatakan 'semua akan baik - baik saja'.

"Apa itu barusan ?" tanyaku penasaran. Ashran menggeleng, mengembangkan senyuman. "K-kamu, kenapa mau lindungin aku ?" ada perasaan aneh, bergolak ingin keluar. Ashran sedikit melonggarkan dekapan nya. "Aku juga gak tau. Hanya, terasa sakit dan sesak saat lihat kamu sakit. Dan, ada perasaan lain yang gak aku rasain selain sama kamu. Aneh, ya ?" Ashran tersenyum polos.

Darisana, aku paham apa yang dirasakan Ashran. Karena aku sendiri pernah merasakan nya pada seseorang misterius yang selalu datang menyelamatkanku dulu.

"Aku mau" kutenggelamkan wajahku ke dada bidangnya. Ashran menangkup wajahku kearahnya. Mencari jawaban dari ucapanku barusan.





To be Continued💙💙💙💙💙







Thanks for read this part.....

Wish you like High School Prince Story.....

Happy Read next part.....

Vomment, jangan lupa.....

El_Syah

L. O. V. ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang