High School Prince { 03 }

2 0 0
                                    

"Lho, Dante ? Ngapain loe duduk disini ?" Natha terkejut melihat Dante membawa pesanannya dan duduk diantara mereka berdua. "Loe tunanetra, ya. Gak ada meja kosong pengil" respon Dante sambil memasukkan fried potatoes ke mulutnya. Natha mendengus kesal.

"Ashran ? eh itu Ashran. Wah, ganteng banget !"

"Demi apa loe, Ashran ke Kantin"

"Akhirnya gue bisa lihat pujaan gue dari dekat"

Suara cewek centil yang mendadak histeris dan alay bin lebay mulai meramaikan isi Kantin yang awalnya senyap. Ya, secara yang mereka ributin itu bukan cowok ganteng dari satu Sekolah. Tapi, cowok ganteng seantero SMA se-Kota Jakarta ( ini ngarang aja ya, no fakta ).

Ganteng, jenius, kaya, jago olahraga, dan masih banyak kemampuan yang dia punya. Apalagi, Ashran adalah Boss Muda di Perusahaan nomor satu se-Asia dan nomor tiga se-Dunia. Elah, ngarang banget ya😅 #Abaikan...

Dan baru kali ini, Ashran muncul di tempat umum dan gak penting banget #menurut_Ashran. "Ashran, enggak biasanya kamu kesini ? Kalo nyari aku, telpon aja" muncul Stevia menggandeng tangan Ashran. Beberapa siswi yang fans pada Ashran langsung ciut melihatnya. Stevia, yang gak tau malunya mengecup pipi Ashran saat itu makin membuat mereka kecewa. Ashran mengusap bekasnya.

"Stevia" panggil Ashran yang dibalas 'hm' manja dari Stevia. "Maaf, ke-PDan mu itu bisa dikurangin gak. Aku gak nyari kamu" halus tapi membuat Stevia malu didepan umum.

"Kamu kok gitu, sih. Aku kan tunangan kamu" Stevia tersenyum manis. "Hey, aku gak pernah setuju dengan perjodohan yang direncanakan orang tua kita. Persetujuan itu hanya dari satu pihak. Jadi, tolong lepas" bisiknya, ekspresi dingin Ashran masih jelas diwajahnya. "Enggak !" tukas Stevia

Ashran menarik tangannya dari genggaman Stevia. Dan melangkah kearah sebuah meja dipojok Kantin.

"Ashran ? Kayak pernah denger. Tapi, dimana ya ?" batin Anna. "Lho, itukan cowok yang kemarin" batin Natha gak jadi minum. "Kenapa dia kesini ? Aneh" batin Dante heran.

"Eh ! Ini, aduh !" Anna terlonjak kaget saat tubuhnya terangkat. Seseorang menarik tanganya dan membuat kepalanya terantuk sesuatu. Gak sakit, tapi ngagetin. Anna segera berpegangan pada apapun yang bisa diraihnya. Kaki nya melayang.

"Eh, Anna !!" Natha dan Dante serta semua yang ada di Kantin termasuk Stevia terkejut. Kejadian singkat itu membuat mereka melongo kompak.

"K-kamu siapa ?! Lepasin !! Aaah !!!" Anna memberontak, ia hampir jatuh. "Lho, kok 'kamu' ?" batin Anna bingung, dirinya gak biasanya ber aku-kamu dengan orang asing. Perlahan, Ashran melonggarkan dekapan nya, menurunkan nya. Anna kembali menapak lantai.

"K-kamu siapa ? Eh ?" Anna heran dengan ucapannya sendiri. "Lho, kok 'kamu' lagi ?" batin Anna bingung.

"Annastasya Sheryne Algreits. I want you to be my girlfriend" kalimat sakral itu membuat mereka terganga, termasuk Anna sendiri. "Hah ?!!" hanya itu yang mampu dikeluarkan dari mulut Anna. Natha dan Dante saling tatap minta penjelasan.

"What ?! Gue keberatan" suara Stevia membuat mereka spontan menatap kearah nya. Stevia menghampiri Ashran dan langsung mendorong Anna hingga tersungkur ke lantai. "Aaa !!" pekik Anna. Natha dan Dante langsung menghampiri, membantu Anna berdiri. "A-aduh" terasa sesuatu retak di bagian pergelangan kaki nya.

PLAAK !!!

Pipi Stevia terasa hangat dan terdapat tanda merah disana. Yang menyaksikan hal itu makin gak bisa mingkem karena kaget. "Aku bisa lakuin yang lebih dari ini, kalo kamu nyakitin Anna lagi" pandangan Ashran mendadak tajam, terasa hawa dingin menyelimuti.

"Ashran, kamu..."
"Stevia. Go away !!!"
Suara Ashran menggema memekakkan telinga mereka.

Mata nya berkaca - kaca, saat menatap Ashran. Pandangan Stevia berubah marah saat menatap Anna. Yang ditatap pun merasa sakit di bagian ulu hatinya. "Loe bakal dapat balasan nya, Annastasya" batin Stevia kala pergi.

"Oh, ya. Kamu punya waktu seminggu" Ashran tersenyum tipis. Membuat mereka melting. "Hah ?!" Anna masih heran. "Answer me in one week" kali ini Ashran tersenyum tanpa memperlihatkan gigi hingga mata nya menyipit.

"A-apa ?!" Anna tampak shok setelah bayangan Ashran menghilang darisana. "Anna, loe gak apa - apa ? Bisa berdiri gak ?" Dante membuat Anna tersadar. "Hah ?! I-iya, bisa" Anna gagap. "Natha dan Dante melepas tangan yang menahan tubuh Anna tadi.

"Aduuh !!" Anna luruh ke lantai. "Anna" Natha panik. "Bagian mana yang sakit ?" Dante udah jongkok, kaki kirinya dijadikan tumpuan. "Di kaki, Kak. Ssshh" respon Anna menahan sakit. Dante langsung menyentuh kaki Anna dengan pelan.

"Em.. Mending di rontgen dulu deh. Gue gak berani bilang, ini patah apa kagak" ucap Dante pelan. Natha dan Anna melongo. "What ?! Patah ?!" batin Natha unbelieve.

🌹🌹🌹

Ternyata, setelah rontgen. Kaki Anna dinyatakan patah. Tapi, masih bisa sembuh kok. Slow, gak usah panik dulu. Anna dirawat di Rumah Sakit beberap hari. Setelah itu, ia boleh beraktivitas. Menggunakan kruk sebagai penopang berdiri nya.

"Tu cewek, manusia apa hulk, ya. Cuma di dorong pelan begitu, kaki loe udah patah tulang" cerocos Natha sambil mengaduk bubur. "Eh, pengil kalo buburnya diaduk, ntar rasanya enek tau" celetuk Dante yang saat itu lagi sibuk dengan console game di tangan nya. "Eh, lupa. Sorry, Ann" Natha baru sadar. Anna hanya tersenyum, seolah mengatakan 'tidak apa - apa'.

Tok ! Tok !  Tok !

Tatapan mereka mengarah pada si pengetuk. "Ashran ?" Natha heran. Console game Dante hampir jatuh karena heran juga. Anna hanya menatap sejenak, lalu menundukkan kepala. Bagaimanapun, Anna masuk Rumah Sakit karena aksi Ashran beberapa hari yang lalu.

"Boleh, aku masuk ?" tanya Ashran ramah. "B-boleh. Silakan masuk" Natha mempersilakan. "Anna, gue sama Dante keluar dulu, ya" Natha menarik paksa Dante. "Apa, sih ?!" Dante protes tanganya ditarik. Natha melotot kearah Dante, mengisyaratkan 'ayo, cepat keluar !'. Dante mendengus kesal.

Ashran memasuki ruangan. Mendudukan dirinya di tepi ranjang. Melempar senyum kearah Anna. "How are you ? Fine ?" Ashran basa - basi. "Hmm" respon Anna singkat. "Sudah makan ?" tanya Ashran lagi. "Ya" lagi - lagi dijawab singkat.

Ashran menyibak selimut yang menutupi kaki Anna. "K-kamu, mau apa ?! Hey !!" Anna terkejut dan panik. Ashran mengelus bagian kaki Anna yang patah. "Apa, rasanya masih sakit ?" Ashran menatap. Anna menggeleng. "Syukurlah" Ashran lega.

"Anna" Ashran meraih kedua tangan Anna, dan anehnya Anna gak nolak. Mendadak suasananya dingin.

"Apa yang aku bilang beberapa hari lalu itu, aku serius" Ashran tersenyum tapi ekspresi serius masih terlihat. "Hah ?!" Anna jadi bingung seperti dihari itu. "Aku mau lindungin kamu. Aku mau kamu disamping aku. Dan, kamu gak perlu nutupin apapun dari aku lagi" lanjut Ashran. "Hah ?!" lagi - lagi hanya itu yang bisa dikeluarkan dari mulut Anna.






To be Continued ❤❤❤❤❤









gantung ya ? Hehehe 😃😃😃.....
#kehabisan_inspirasi 😫😥😣🙄😑

Thanks for read this part.....
Wish you like High School Prince Story.....

Happy Read next part.....

Vomment ya.....

El_Syah

L. O. V. ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang