Sepanjang perjalanan pulang, tak ada obrolan keluar. Tetsuya masih setia menatap jendela, memperhatikan jalanan. Akashi sendiri fokus mengemudi. Sepertinya, keduanya terlarut dalam pikiran.
Sampai mobil memasuki halaman, tak ada yang berinisiatif memecah keheningan. Untuk itulah, Tetsuya langsung menuju kamar begitu dia mobil berhenti di parkiran.
"Kita butuh bicara, Tetsuya."
"Aku akan bicara kalau kau mau menandatangani surat perceraian."
"Kalau aku tidak mau?"
"Maka jangan berharap ada pembicaraan." Ucap Tetsuya sambil meneruskan langkahnya menuju kamar.
Namun gagal saat tangannya kembali ditahan.
"Lepas."
"Diam."
"Aku bilang lepaskan."
"Kita perlu bicara."
"Aku tak butuh pembicaraan."
"Tetsuya!"
"Lepas!" Tetsuya menyentak keras hingga genggaman terlepas, "Jangan pernah menyentuhku lagi." Langkah ke kamarnya semakin cepat saat mendapati pandangan Akashi yang seolah tercekat.
Meninggalkan Akashi yang kini masih terdiam, dan Tetsuya tak mau repot untuk memikirkan apa yang sedang suaminya pikirkan. Dia sudah habis kesabaran dan tak mau lagi berkutat pada seseorang yang hanya bisa memberi luka.
Sesampainya di kamar, Tetsuya langsung menutup pintu kamar. Tubuhnya merosot ke lantai sambil memegang bibirnya yang tadi 'dibungkam' dengan gemetar.
Apa yang telah dia lakukan?
Permainan apa lagi yang tengah Akashi mainkan?
Apa sebegitunya ingin melihat dirinya terluka dan menderita?
Apa begitu asyik melihat dirinya terhina?
Apa?
Apa yang tengah dimainkan oleh suaminya dengan bertindak demikian?
Sungguh, berpikir sekeras apapun, Tetsuya tak menemukan jawaban.
...
Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi
Original Story by Gigi
Warning:
T
Akakuro
Slight Akafuri
Little bastard & Tsundere Akashi
Shounen ai
Drama Romance Family
Out of character
...
Akashi tak berhenti memandang tangannya tadi yang dihempas kasar. Dia tak pernah ditolak, dan penolakan ini terasa menyakitkan. Sorot mata Tetsuya tadi seolah berkata bahwa pemuda itu jijik saat dia pegang.
Tangannya kemudian memegang dadanya yang sesak saat mata Tetsuya menatapnya ketika mereka masih ada di mansion didepan kedua orangtua dan mertuanya.
Tatapan yang menyiratkan banyak hal, namun yang paling membuat Akashi gentar adalah tatapan penuh kecewa yang menyorot dari mata Tetsuya.
Dia sudah sering melihat tatapan kecewa terutama dari orang-orang yang dia campakan. Dan merasa biasa saja, lalu kenapa dadanya bereaksi saat melihat tatapan kecewa milik istrinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
MERGE
RomanceBerawal dari Akashi agar jadi pewaris keluarga serta rasa bakti Tetsuya untuk orangtua, membuat keduanya terjebak pada situasi yang membingungkan. Mampukah mereka berhenti saling menyakiti dan berdamai pada kenyataan?