MERGE

7.4K 494 231
                                    

Cinta tak pernah berjanji bahwa kau akan selalu bahagia saat mengenalnya. Tapi dia akan menguatkanmu untuk tetap bersama, menghadapi segala yang ada.

...

Tetsuya bisa merasakan bahwa dada dan perutnya terasa sesak sekali. Dia tak bisa bergerak dan tak bisa melepaskan diri. Tapi aroma ini hangat dan nyaman hingga membuat Tetsuya mengantuk lagi.

Ugh, tapi dia akan kehabisan oksigen jika terus seperti ini.

Binar aquamarine terbuka. Sambil melihat sekelilingnya. Dia masih dikamarnya, tentu saja. Dan mendapati tubunya tengah dipeluk dan hampir ditindih suaminya.

"Akashi-san,"

"..."

"Akashi-san!" Panggil Tetsuya sedikit keras. Sungguh, lama-lama tulangnya bisa patah jika setiap hari tubuhnya dipeluk sebegini erat.

"Nggh.." Namun bukannya melepas, Akashi malah terlihat menyamankan diri dengan menaruh wajahnya pada perpotongan leher Tetsuya. Seakan mengendus udara dari sana.

Tetsuya menghela nafas kesal, dengan sekuat tenaga, dia mencoba melepas dekapan Akashi namun kembali gagal. Sekuat apa memang lelaki ini sampai saat tidur tetap tak bisa dia kalahkan?

"Akashi-san, aku tidak bisa bernafas!"

Setelahnya, pelukan agak dilonggarkan meski tetap saja, masih bisa dikatakan erat.

"Kau sudah bangun, kan? Jadi tolong minggir."

Suara decakan keluar, lalu binar heterokrom membuka, "Kau cerewet sekali saat pagi. Tapi aku suka."

Kali ini mereka berhadapan, wajah berada dalam zona yang begitu dekat.

"Aku tidak akan cerewet jika Akashi-san tidak menggangguku."

"Mau bagaimana lagi, Tetsuya hangat dan wangi,"

"Mana ada orang yang belum mandi wangi."

Gerakan yang begitu cepat, dan membuat Tetsuya kini berada dibawah tindihan Akashi. Hidung saling bersentuhan. Mata saling memandang dan dua belah bibir yang hanya dipisahkan oleh hangat nafas.

"Aka-"

"Diam."

Tetsuya ingin diam, tapi tak bisa. Jantungnya berulah saat dia sadar bahwa Akashi tengah menatapnya intens dan tajam.

"Tetsuya,"

"..."

"Istriku,"

"..."

"Sayangku,"

"..."

Tetsuya masih diam, meski dadanya sudah berdentum tak karuan. Apalagi saat belah merah yang ada dihadapannya kini mulai turun. Seolah hendak menjemput belah merah miliknya. Dan Tetsuya hampir saja terbawa suasana dengan memejamkan mata, namun sebuah ingatan menamparnya.

Tetsuya memalingkan wajah hingga belah bibir Akashi kini mendarat di pipinya.

"Minggir." Kali ini berhasil, Akashi sudah menyingkir dari atas tubuh Tetsuya.

"Padahal sedikit lagi aku dapat morning kiss."

Tetsuya memutar bola mata, "Tolong jangan berhalusinasi."

"Kenapa aku harus berhalusinasi untuk mencium istriku sendiri."

"..." Tak berniat memberi jawaban, Tetsuya bangun, hendak menuju kamar mandi.

MERGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang