Chapter 1

25 2 0
                                    

Pagi ini disekolah menengah atas sedang melakukan razia besar besaran, hampir semua murid kehilangan barang barang berharganya mulai dari komik, make up, majalah majalah dewasa dan masih banyak lagi. Semua murid tengah gelisah dan ketakutan, karna setelah mereka melanggar tata tertib sekolah mereka akan mendapatkan surat panggilan orang tua. Kecuali salah satu murid laki laki yang terlihat santai dan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.

“Aldar, mana tas mu” tanya seorang guru killer yang sedang melakukan razia.

Ya, laki laki itu bernama Aldar. Seorang anak lelaki yang sama sekali tak punya semangat hidup. Bagi nya hidup di dunia ini membosankan, tak ada yang menarik. Dia jarang sekali berbicara dan dia tidak mempunyai teman satu pun. Dia aneh, mukanya yang putih pucat, tubuhnya yang atletis rambutnya berwarna perak dan sorot matanya yang begitu tajam membuat dirinya dijauhi banyak orang. Karna saat melihat dirinya tak sedikit orang orang yang ketakutan dan akhirnya membuat jarak dengan dirinya. Aldar tak mempunyai siapa pun, dia hanya hidup sebatang kara. Tapi dia sama sekali tak memperdulikan hal itu.
Aldar mendongkak dan langsung memberikan tasnya dan kembali menelungkupkan wajahnya diatas meja dengan tangan sebagai alasnya. Aldar sama sekali tak peduli dengan keberadaan guru itu. Dia tampak biasa biasa saja tidak seperti murid lainnya. Guru killer itu pun langsung menerima tas yang diberikan oleh Aldar, guru itu Nampak kebingungan karna pada saat dia memegang tas nya, tas nya begitu ringan dan pada saat guru itu memeriksa tas nya. Guru itu membulatkan matanya tak menyangka dengan apa yang dia lihat didalam tas nya, tas nya kosong tak ada satupun buku atau pun alat alat sekolah lain didalam tas nya.

“Aldar” panggil sang guru

“hm” aldar hanya menjawabnya dengan dehaman saja

“Aldar, kamu tak sopan sekali. Lihat kamu sedang berbicara dengan siapa”

Aldar kembali mendongkak dan melihat ke arah guru itu dengan muka yang datar, tatapan yang tajam dan dengan aura yang menyeramkan.

“ayo, ikut keruangan saya” ucap guru itu sambil berjalan.

Aldar hanya mengangguk mengiyakan dan mengikuti guru itu dibelakang. Saat berjalan dikoridor banyak murid yang menatapnya dengan aneh dan sebagian lainnya pun berbisik bisik tentang dirinya. Tapi Aldar sama sekali tak peduli dan terus berjalan. Tidak lama kemudian Aldar pun sampai diruangan guru itu.

“Silahkan duduk” ucap guru itu

Aldar menurut dan langsung duduk ditempat yang sudah disediakan ruangan itu. Seperti biasanya, Aldar hanya diam dan tak banyak bicara.

“kau memiliki bakat dibidang olahraga, kenapa kau tak mengikuti salah satu club olahraga yang disediakan sekolah ini?” tanya sang guru

“aku tidak tertarik” jawabnya

“semuanya terasa membosankan bagiku”

“baiklah, saya tidak memaksa. Oh ya saya dengar kamu suka bermain game dan membaca komik. Apa benar?” tanya nya lagi

Aldar kembali mengangguk sebagai jawaban. Guru itu pun terseyum puas.

“bagaimana kalau nanti kita bermain game bersama” ajak nya

“Aku lebih suka bermain solo” jawab Aldar kembali

“baiklah, oh ya saya mempunyai beberapa video game yang menarik. Apa kau ingin melihatnya?”

“tidak masalah” jawab Aldar

Guru itu pun langsung mengambil tas nya dan mengeluarkan beberapa video game dan komik nya.

“ini. Silahkan kamu lihat” ucap guru itu sambil memberikan beberapa video game dan komik yang ia keluarkan dalam tasnya barusan.

Aldar menerimanya dan langsung melihat video game dan komik tersebut.
”Demigod” ucap Aldar dalam hati. Dia tertarik dengan salah satu video game dan komik yang memiliki judul yang sama itu.

DemigodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang