Chapter 9

15 0 0
                                    

“Gabriel apa kau baik baik saja?” Tanya Rebecca

“aku baik baik saja, Rebecca tolong kumpulkan penduduk desa digereja. Aku akan memberikan pengumuman” jelas Gabriel

“baiklah, aku berangkat” ucap Rebecca lalu pergi meninggalkan Gabriel dikamarnya.
Saat Gabriel akan keluar dari kamarnya dia berpapasan dengan Aldar.

“Gabriel” panggil Aldar

“apa?”

“boleh aku meminta waktu mu sebentar?”
“tentu” jawab Gabriel.

Aldar dan Gabriel pun pergi menuju danau dekat desa, entah apa yang akan dikatakan Aldar yang jelas membuat perasaan Gabriel menjadi gelisah.

Setelah sampai mereka pun duduk didekat danau hanya dengan beralaskan tanah.

“jadi apa yang akan kau bicarakan?” Tanya Gabriel tanpa berbasa basi

“apa yang dimaksud Eyve tentang ibu ku?”
“bisakah kau ceritakan?” pinta Aldar

Gabriel menghembuskan nafas berat “maaf Aldar”

“aku tidak berhak menceritakannya” jawab Gabriel menyesal

“kalau begitu, beri aku alasan kenapa aku bisa ada disini”

“ini Takdir” jelas Gabriel

“bohong jika kau tidak tau apa apa tentang diriku” ucap Aldar menuntut.

“jika waktunya sudah tiba kau akan tau dengan sendirinya” ucap Gabriel
Gabriel menghembuskan kembali nafas berat

“ini hanya masalah waktu”  lanjutnya
Aldar mengangguk paham

Gabriel berdiri dari duduknya “aku harus pergi” pamit Gabriel

“maaf Gabriel aku tidak bisa membantu mu” ucap Aldar menyesal

Gabriel tersenyum lalu pergi meeninggalkan Aldar.

Setelah Gabriel pergi Aldar hanya menatap pantulan wajahnya di air danau.

“miris sekali” ucapnya kepada dirinya sendiri

“aku tidak tau siapa diriku, aku berkata seolah olah bisa melindungi orang lain. Tapi..” Aldar terdiam sejenak

“..untuk melindungi diriku saja aku tidak bisa” setelah mengucapkan itu Aldar melemparkan batu yang ada disekelilingnya ke danau. Dia melemparkan batu dengan kesal.

“kau bodoh Aldar”

“kau lemah”

“kau hanya manusia biasa yang tidak mempunyai apa apa” teriak Aldar menghina dirinya sendiri 

“semua tidak akan berubah jika kau hanya marah marah”

Aldar menengok ke sumber suara tersebut, saat dia berbalik ada seorang kakek tua yang memiliki telinga yang sama seperti Gabriel dan Eyve, yaa kakek tersebut adalah Elf hanya saja dia tidak mempunyai sayap.

Kakek itu terus memperhatikan Aldar, tidak lama kemudian kakek itu pun mendekati Aldar.

Aldar mundur perlahan “siapa kau?” Tanya Aldar

Kakek tersebut duduk “panggil saja aku Alfa” ucap kakek tersebut

Kakek tersebut menengok kearah Aldar “kemarilah duduk denganku”

“aku tidak akan menyakiti mu” lanjut kakek Alfa

Dengan ragu Aldar pun mendekat dan duduk disamping kakek Alfa itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DemigodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang