3 - Perubahan

19 20 0
                                        


✍✍✍

Hal yang sangat Fira benci adalah olahraga. Dan saat ini kelasnya sedang melakukan mata pelajaran tersebut dan mengambil tema bola besar.

"Selamat pagi menjelang siang anak-anak!" sapa seorang guru dengan senyuman di wajahnya. Guru laki-laki berkulit sawo matang itu menatap para muridnya yang kini menampilkan berbagai macam ekspresi.

"Siang Pak!" balas para murid kecuali Fira.

Gadis dengan surai panjangnya yang ia ikat satu itu tampak bosan saat ini.

"Kenapa lo Ra?" tanya Sherly yang berbaris tepat di sampingnya. Mereka bahkan mengabaikan seruan Pak Arif yang sedang menjelaskan apa itu permainan bola besar.

"Gue gak suka pelajaran Pak Arif," jawab Fira pelan.

"Iya nih, sebel gue. Mana panas lagi," sahut Luna sembari menarik-narik kerah leher kaos olahraga miliknya.

"Pasti pemanasannya lari, Pak Arif kejem amat deh ma kita," dumel Zanna.

Dan benar saja dugaan Zanna. Mereka semua di suruh berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali untuk laki-laki dan 3 kali untuk para perempuan.

Dengan semangat sedikit, Fira berlari mengikuti para murid lain. Ia sengaja memelankan laju larinya agar jika murid perempuan ada yang menyelesaikan larinya maka ia juga akan ikut selesai. Toh Pak Arif tidak mengawasi mereka.

Rombongan dari Farrell tidak sengaja melewati lapangan dan melihat ada seseorang yang ia kenal, Eko berteriak memanggil Fira.

"FIRA!"

Yang di panggil pun menoleh dan yang memanggil pun melambaikan tangannya ke arah Fira agar gadis itu mendekat.

"Lo kalo triak-triak liat dulu kanan kiri lo bego, sakit nih telinga," ucap Surya dengan mendorong bahu Eko alias Putra yang saat ini tengah nyengir kuda.

"Paan?" tanya Fira saat sampai di hadapan Eko.

"Eh nih buat lo," ucap Eko sembari memberi Fira sebotol air dingin.

"Tumben banget lo," sahut Fira dengan senyuman tipis, "Thanks ya,"

Melihat itu, entah kenapa Farrell ingin sekali menempeleng kepala Eko.

"Wegelaseh, ada kucrut di balik batu nih," ucap Raphael mengompor-ngompori Farrell yang hanya diam tanpa mau menatap Fira.

"Fir, sini gue bisikin," ucap Eko pelan dan membisikkan sesuatu pada Fira, "Sebenernya itu dari Farrell buat lo atas permintaan maafnya, lo maafin kan?" Bisik Eko yang membuat Fira dan beberapa orang di belakangnya mengernyit heran.

"Wiih jauh-jauh lo ma bebeb Pira," ucap Raphael seraya menarik kerah bagian belakang milik Eko.

"Udah gue maafin," jawab Fira seraya tersenyum, "Gue balik kelapangan dulu ya," lanjutnya dan segera berbalik seraya membuka air mineral yang di beri Farrell. Padahal Eko sendiri yang memberinya, tapi entah kenapa ia ingin duo manusia itu hidup tentram dan damai.

"Ngomong apa lo ma beb Pira?" tanya Surya penasaran.

"Ngikut-ngikutin gue manggil beb lo, gak kreatip lo, huuuu," ucap Raphael seraya menyoraki Surya tepat di telinga kanannya. Mereka pun kembali berjalan.

THE REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang