Bab 12

7 6 0
                                    

Hari ini, hari Minggu. Dani berniat menghubungi Nadia untuk menceritakan tentang mantan kekasihnya yang secara tiba-tiba mengajaknya untuk balikan.

Dugong is calling..

"halo Nad, gue mau cerita nih"

"apa? cerita aja. mumpung gue lagi gak sibuk"

"Tasya minta balikan gimana, Nad?"

Deg.

"hm, kalo menurut gue sih. kalo lo masih sayang dia, kenapa lo gak coba aja lagi buat jalanin hubungan sama dia lagi"

"tapi, disisi lain. gue udah suka sama orang lain Nad"

"siapa?"

"ada pokoknya seseorang, dia selalu ada di samping gue. Dan gue  yakin kalo dia juga suka sama gue"

Siapa, kira-kira cewek yang dimaksud Dani ya. Batin Nadia.

"woi, kambing lo masih dengerin gue kan?"

"masih"

"gimana? gue kira-kira terima Tasya lagi apa enggak"

"yang punya perasaan kan lo, ngapain tanya sama gue?"

"lo kan sahabat gue, Nad"

jleb.

Nyesek ya, di anggep sahabat doang sama orang yang kita suka. Itu yang di rasakan oleh Nadia, Sakit tapi gak berdarah.

"ya kan, temen lo gak gue doank. tanya aja sama Rey"

"ogah, gak ada guna nanya sama dia"

"yaudah, gue matiin. bye"

"eh tun---"

Tut.

Laknat bat emang. Kesal Dani.

Kenapa lo gak peka-peka sih Nad, padahal tadi itu kode buat lo. Biar gue tau lo suka juga apa enggak sama gue. Gumamnya lirih.

*****

Keberangkatan Laura ke Jerman, membuat hati Reyhan menjadi tambah menyesal dan merasakan penyesalan yang luar biasa. Reyhan sangat marah terhadap dirinya sendiri, bisa-bisanya ia meninggalkan orang yang mencintainya dia begitu tulus.

Namun, untuk saat ini. Reyhan tak berniat meminta maaf kepada Laura, karena rasa malunya sangat besar. Yang membuat Reyhan enggan untuk meminta maaf kepada Laura.

Dasar lemah!  batinnya.

Jika ditanya masih sayang atau tidak sama Laura, jawaban Reyhan adalah. Masih, masih dan masih banget. Ia menunggu Laura pulang ke Indonesia dan Reyhan berniat untuk melamarnya.

Jika Laura menerimanya, jika tidak? ia memang pantas mendapatkan itu semua. Batinnya dengan menatap foto Laura dan dirinya dengan sendu.

Dengan rasa yang campur aduk, Reyhan memberanikan diri untuk menghubungi Laura terlebih dahulu.

Rynio.
Hai, apa kabar?

Lraya.
Maaf, ini siapa?

Rynio.
Reyhan.

Lraya.
Maaf, ada perlu apa ya?

Rynio.
Cukup ra! maafin gue, pliss. Gue jujur gue salah besar sama lo.

Lraya.
Kein problem.

Rynio.
Tapi, apa masih bisa gue isi hati lo lagi ra? karna sampe saat ini. Gue masih sayang banget sama lo.

Lraya.
Shit! jangan pernah anggep kita pernah jadi kita. Anggep aja lo ya lo, gue ya gue. Kita masing-masing punya kehidupan sendiri!

Rynio.
Segitu marahnya lo sama gue ra?

Lraya.
MANA ADA, CEWEK YANG GAK KECEWA. COWOKNYA LEBIH MILIH CEWEK LAIN DIBANDING PACARNYA SENDIRI! gak ada Rey, gak ada. Jadi tolong buat sekarang mending kita gak usah contact- contact lagi! dan lo bakal tenang habis ini, karna apa? gue gak akan pernah balik lagi ke indo.

Rynio.
Tapi, asal lo tau. Gue lebih milih cewek lain, karna cewek itu pilihan ortu gue. Terserah lo mau percaya apa gak sama gue. Yang pasti gue bakal tunggu sampe kapanpun lo balik, Ra. Love you.

Membaca pesan terakhir Reyhan, membuat Laura muak. Laura semakin membenci Reyhan, namun di hatinya yang paling dalam. Tetap Reyhan lah yang mampu membuatnya jatuh Cinta.

Tangisan Laura mengalir begitu saja, ia tidak bisa berhenti memikirkan mantan kekasihnya  itu. Laura berniat membuang semua kenangannya bersama Reyhan, namun ia masih mengurungkan niatnya.

*****

"Ka, gue mau pindah sekolah boleh gak?" ucap Nadia dengan menatap Gilang dengan serius.

"Ngapain anjir? lo mau ninggalin gue sama yang lainnya. Hah?"

"Bukan gitu,Nadia mau nyari suasana baru aja ka. Pliss, bantuin Nadia buat bilang ke Mamah sama Papah." Ucapnya dengan tatapan penuh harap.

"Gue, gak mau lo pindah Nad. Gue gak punya musuh lagi ntar."

"Ada, Sella. Dia adek lo juga ka."

"Gak, gue gak mau."

"Ka, dengerin Nadia. Nadia cuma mau cari suasana baru aja, Nadia mau coba buat ngelup--" Ucapan Nadia terpotong oleh Gilang.

"Dani kan, maksud lo?"

"Hmm, iya ka."

"Nad, pliss jangan kayak anak kecil. Lo udah kelas 12 masa iya gara-gara satu cowok lo langsung down gini, buka mata lo Nad! cowok bukan Dani doang. Lo harus bangkit, lo harus buktiin ke Dani kalo lo baik-baik aja tanpa dia! bukannya malah sedih-sedihan kayak anak bocah." Jelas ka Gilang menasehati.

ucapan ka Gilang ada benernya juga ya. Batinnya

"Iya ka, makasih ya. Lo emang kakak gue paling dabest, tapi lo ngeselin kadang-kadang."

"Tapi, gue gak bisa liat adek gue. Yang paling gue sayang, nangis karna satu cowok brengsek." Balasnya dengan tersenyum tulus.

Nadia memeluk erat, tubuh sang kakak. Gilang membalasnya dengan tersenyum senang. Bagi Gilang kebahagiaannya ada di adik perempuannya itu.

Bersambung..

JANGAN LUPA VOTE AND KOMENT!

FriendZone part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang