Bab 17

17 3 0
                                    

"Jadi, kemaren ceritanya gue mau ngetes Nadia. Gue ngmong ke dia, kalo gue udah tunangan sama Syifa. Rey," Jelas Dani.

"Pantesan, kok lo gak mikir panjang sih. Lo gak mikirin perasaannya Nadia? gimana perasaan dia saat dia tau kalo lo udah tunangan sama Syifa. Sakit Dan, karna gue juga belajar dari masa lalu." Reyhan menasehati.

"Gue gak tau, kalo endingnya bakal kek gini Rey."

"Hmm, yaudah. Tunggu waktu yang tepat, kalo misalkan keadaan udah tenang. Lo baru dah jelasin ke Nadia, sejelas-jelasnya."

"Ok, bro Thx."

"Yo, sama-sama. Yaudah gabung ama yang lain yok."

Dani, mengangguk tanda iya.  Saat sedang berkumpul dengan yang lain. Reyhan teringat Laura, hatinya terasa sakit jika mengingat masa lalunya.

Lalu Reyhan, mengeluarkan handphonenya dan mengirimkan pesan untuk Laura.

Rynio.
Hai
Ra, hari ini hari prom night. Di sma kita dulu, apa lo gak ada rencana buat dateng?

Lyara.
Jangan, ganggu gue! bisa kan? gue gak mau berurusan sama lo lagi, Rey.

Rynio.
Lo masih belum maafin gue?

Lyara.
gue udah maafin lo, jangan ganggu gue lagi!

Rynio.
Ra, HARUSNYA KAMU BISA NGERTIIN AKU.PLIS, NGERTIIN AKU SEKALI AJA. AKU MILIH AUREL, ITU PILIHAN KELUARGA AKU! BUKAN AKU. BISA KAN? KAMU NGERTIIN KONDISI AKU.

Lyara.
Rey, udah! gue capek. Gue terus yang harus ngertiin Lo. Emang pernah lo ngertiin gue? gak kan! harusnya lo tuh mikir. Gimana kalo posisi kita tukeran waktu itu, biar lo tau gimana rasanya waktu lo bilang. Lo pacaran sama gue karna terpaksa! coba lo yang mikir.

Rynio.
Itu fakta, Ra. Aku emang gak ada niatan buat ngmong gitu ke kamu. Tapi itu paksaan orang tua aku.

Lyara.
oke, udah Rey. Hubungan kita emang gak bisa dilanjut lagi. Kita urusin kehidupan kita masing-masing.

Send.

Selesai Laura membalas pesan Reyhan, ia segera mamatikan telephonenya. Ia malas jika harus berurusan dengan cowok brengsek  seperti Reyhan.

*****
Semakin hari, keadaan Reyhan semakin memburuk. Reyhan sudah tidak tahan lagi menahan sakit di kepalanya yang sungguh luar biasa. Tubuhnya sudah sangat terasa lemas, ia tidak sanggup untuk bergerak yang membuatnya semakin sakit.

"Rey, gak kuat bun." Lirih Reyhan, Mita yang mendengar ucapan Reyhan. Menatap Reyhan dengan sendu.

"Tahan sayang, kamu pasti sembuh. Lawan penyakitnya, bunda bakal suport kamu terus Rey." Ujar Mita menyemangati.

Reyhan, hanya membalas ucapan mita dengan. Menggagukan dan tersenyum kepada Mita. Mita yang melihat kondisi Reyhan memburuk, menangis. Namun, ia tahu jika anaknya adalah anak yang kuat.

*****

Malam ini, Reyhan merasa seluruh tubuhnya seperti sudah tidak berfungsi lagi. Ia merasa jika dirinya memang sudah tidak bisa kembali untuk sembuh seperti sedia kala.

Reyhan, memandangi album fotonya dengan Laura serta sahabat-sahabatnya. Ia menerjapkan matanya berkali-kali dan terus menahan sakit yang menguncang kepalanya.

Maaf, gue gak bisa deket sama kalian lagi. Gumamnya.

Tak lama, Mita selaku orang tua Reyhan. Masuk ke dalam ruangan Reyhan dan berlari memeluk anaknya. Mita menangis sejadi-jadinya.

"Bun, bunda kenapa? apa kata dokter?" ucap Reyhan dengan suara mengecil.

Lalu, Mita menceritakan ucapan dokter. Yang mengenai perkembangan kondisi Reyhan.

Flashback On.

"dok, gimana keadaan anak saya. Dia udah sembuh kan dok?"

"Maaf bu, kanker otak yang dialami anak ibu. Sudah menjalar ke seluruh tubuh. Itu yang membuatnya semakin lemah dan pusing yang sangat luar biasa."

Mita menganga, air matanya berjatuhan begitu saja. Ia tidak sanggup untuk menceritakan semuanya kepada Reyhan.

"Tapi, anak saya masih bisa sembuh kan dok?"

"Kami, sudah melakukan semaksimal mungkin bu. Ta--"

"Tapi apa?! dokter macam apa kamu ini? masa nyembuhin anak saya tidak bisa! pokoknya kalian harus bisa menyembuhkan anak saya! lakukan yang terbaik untuk anak saya"

"Baik bu, kami akan melakukannya kembali, namun. Jika kami tidak berhasil, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Bahwa anak ibu umurnya tidak akan lama lagi."

Deg.

"Saya, permisi."

Flashback Off.

"Rey, harus kuat ya sayang. Kamu lawan terus penyakitnya, banyak-banyak berdoa Rey." Ujar Mita dengan mengusap puncak kepala Reyhan.

"Tapi, Rey ngerasa udah gak bisa sembuh bun. Tubuh Rey lemes banget, pala Rey pusing banget bun." Lirihnya.

"Bun, Rey mau minta satu permintaan ke bunda. Apa bunda mau turutin permintaan Rey?"

"Semua yang kamu mau, bunda akan turutin Rey. Kamu mau apa?"

"Jaga diri bunda baik-baik, karna Rey gak bisa jagain bunda lagi."

"Jangan bicara seperti itu Reyhan!"

"Jangan potong, omongan Rey dulu Bun."

"Nanti, Kak Bagas yang jagain bunda, terus. Rey mau kalo nanti Rey pergi, bunda jangan nangis ya. Biarin Rey tenang disana, bunda jangan telat makan. Diminum terus vitaminnya, sama satu lagi bun. Kalo nanti Rey pergi, bunda tolong ketemu sama Laura. Bilang kalo Reyhan sayang banget sama dia bun. Bunda kasih ini ya ke Laura nanti,kalo bunda ketemu sama dia."

"Rey, kamu kuat. Bunda yakin, plis sehat buat bunda sayang."

"Bun, kepala Reyhan sakit banget bun. Reyhan gak kuat lagi."

Mita yang mendengar Reyhan kesakitan pun, memanggil dokter. Reyhan semakin lemah, tak lama sang dokter pun datang dan memeriksa keadaan Reyhan.

"Dok, dokter!" teriak Mita, sang dokter dengan cepat memasuki ruangan Reyhan.

"Rey, tahan. Kamu kuat!"

"Rey---." Ucapan Reyhan terpotong oleh suara meleking dari mesin EKG. Garis yang semula berjalan dengan bergelombang sekarang berjalan dengan lurus.

Mita yang melihat kejadian tersebut, menangis histeris. Bagas yang melihat Mita menangis memeluk Mita dan membawa Mita keluar ruangan.

Lalu, sang dokter. Keluar ruangan, dan mengatakan kondisi Reyhan.

"Maaf bu, kami sudah melakukan semaksimal mungkin. Namun, tuhan berkehendak lain. Putra ibu yang bernama Reyhan sudah tiada, kami minta maaf yang sebesar-besarnya bu."

"Kalo begitu, kami permisi." Ucap sang dokter lalu meninggalkan Bagas dan Mita yang melihat keadaan Reyhan.

"Rey, bangun nak! kamu masih hidup. Bunda tau kamu anak kuat, Rey bangun!!!"Teriak Mita dengan mengocang-gocangkan tubuh Reyhan, dan akhirnya semua gelap. Mita pingsan dengan keadaan menangis.

Bagas, yang melihat sang bunda. Jatuh pingsan segera membawa Mita untuk istirahat dan menggabarkan sahabat-sahabat Reyhan.

Bersambung...

JANGAN LUPA VOTE AND KOMENT!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FriendZone part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang