Semakin hari hubungan di antara Mira dan Maheer menjadi semakin dekat. Mira menjadi satu-satunya wanita yang sering mengunjungi kamar sang Pangeran Bashmad dan jelas gosip mengenai kedekatan mereka menyebar di setiap sudut istana, gosip yang mengatakan kalau mereka sedang dimabuk asmara. Yah, pada kenyataannya memang itulah yang terjadi, Mira dan Maheer sama-sama jatuh cinta dan mereka sudah saling mengetahui perasaan satu sama lain.Mengingat Maheer adalah tipikal pria yang terbuka membuat hubungan mereka terasa sangat mudah bagi Mira. Terlebih lagi Maheer adalah pria yang sopan, setiap sentuhan yang Maheer berikan adalah bentuk kasih sayang dan tidak pernah sekali pun Maheer melewati batasannya apalagi sampai memanfaatkan Mira demi kebutuhan hasratnya. Hal intim yang pernah mereka lakukan selama ini hanyalah berciuman. Ciuman lembut dan mesra yang mampu membuat jiwa keduanya melayang.
Namun, di sisi lain Sheikh Taher yang diam-diam menginginkan kekasih adiknya merasa terganggu melihat kemesraan Maheer dan Mira. Kerap kali secara tak sengaja ia berpas-pasan dengan pasangan baru itu di istananya dan Mira tampak ketakutan setiap kali berhadapan dengannya, entah apa yang gadis itu pikirkan tentang dirinya tapi tampaknya Mira bisa mencium hasrat mengebu-gebu yang Taher simpan untuknya sebab setiap kali mereka bertemu Mira selalu memamerkan kemesraannya bersama Maheer yang bertujuan untuk menunjukkan siapa pemiliknya.
Tindakan itu sama sekali tidak mengusik Sheikh Taher, dia tidak keberatan melihat kebersamaan Mira bersama Maheer sebab ia tahu di ranjang siapa nantinya gadis Yunani bermata hijau itu berada. Justru kemesraan yang Mira pamerkan secara sengaja malah membuat Sheikh Taher semakin tidak sabar untuk mempercepat lamgkahnya mendapatkan gadis cantik itu, menggeliat, resah, dan melenguh di bawah tubuhnya. Oh, dia menginginkan Mira jauh melebihi apa pun yang ada di dunia ini. Tanpa ia sadari Mura berbahaya dan dapat meracuni pikirkannya sehingga ia tak bisa menunggu lebih lama lagi, ini akan menjadi malam terakhir Sheikh Taher mempertimbangkan keputusamnya untuk memiliki Mira.
Di balik tirai kelambu yang berterbangan Mira terlelap pulas dengan sangat cantik. Bibir ranumnya sedikit terbuka dan kelopak matanya yang indah terpejam bersama bulu mata yang lentik. Sayangnya, tidur cantik gadis malang itu menjadi terusik saat ia mendengar pintu yang diketuk berulang kali disusul oleh suara Kafur yang memanggil dari luar kamar.
Mira segera memakai jubah tidurnya lalu melangkah cepat dan membukakan pintu untuk Kafur, ia mendapati kasimnya kini berdiri di depan pintu bersama dua orang pengawal istana yang tidak biasa ditugaskan Maheer untuk mengirimkan pesan kepadanya.
"Mira, Tuan Maheer ingin bertemu denganmu" ucap Kafur.
Sontak dahi Mira berkerut dalam. Ini sudah larut malam, tidak biasanya Maheer ingin bertemu dengannya di jam segini, "Sekarang?" tanya Mira.
Kafur mengangguk.
Mira melangkah keluar dari kamar lalu bersama para pengawal itu ia pergi menuju ke kamar pribadi Maheer tanpa ditemani oleh Kafur. Entah mengapa perasaan Mira menjadi tidak enak, mendadak ia merasa bahwa ada sesuatu yang salah di sini.
Saat mereka hampir sampai di kamar Maheer, para pengawal itu meminta Mira untuk berbelok ke lorong yang berbeda, lorong gelap yang tidak pernah Mira lalui sebelumnya mengingat ia tidak banyak diberikan akses untuk mengelilingi istana ini. Para pengawal itu mengatakan kalau Maheer sedang menunggunya di sana.
Dengan ragu Mira melangkah menuju ke lorong yang gelap itu, baru dua puluh langkah ia berjalan seseorang menarik tangannya dan mendesak tubuh Mira di dinding lalu melumat bibirnya rakus. Nafas Mira tersentak dan terenggut, gadis itu sangat terkejut, tapi kemudian ia merasa tenang dan aman sebab ia tahu bahwa seseorang yang sedang menciumnya adalah Maheer, kekasihnya.
Mira mulai membalas ciuman Maheer meski kali ini ciuman yang lelaki itu berikan terasa berbeda, kali ini Maheer menciumnya dengan kasar dan menuntut. Ia mengeksplor mulut Mira dengan sapuan lidahnya yang hangat dan basah sehingga lutut Mira menjadi rapuh dan gemetar karena ulahnya. Maheer juga tidak membiarkan Mira menyentuhnya, lelaki itu memegang kedua tangan Mira tepat di sisi kepala sambil menekan tubuh Mira di antara dinding yang terasa dingin dan juga tubuhnya.
"Maheer...." Mira terengah, di sela-sela ciuman itu lututnya yang rapuh gemetar halus. Gadis itu memejamkan mata, jantungnya berdebar kencang merasakan aliran gairah yang begitu deras berdenyut di dalam nadinya. Kebutuhan yang Maheer tunjukkan kepada dirinya membuat Mira menjadi sangat bergairah dan merasa tertantang.
"Kau sangat lembut dan manis, Mira" suara itu membuat Mira tersentak lalu membuka matanya. Gadis itu terkejut menatap sepasang manik biru yang menyala di dalam kegelapan, bukan Maheer....ia segera mendorong lelaki yang mendekapnya erat namun lengan itu malah mencengkeram tubuh Mira semakin kuat. "Husshhh, tenang sayang"
Mira merasa tidak asing dengan suara itu, suara yang sama seperti suara penguasa Bashmad, Sheikh Taher.
"Kumohon...lepasakan aku..." pinta Mira dengan lirih. Sungguh ia sangat ketakutan, lelaki ini dapat melakukan apa saja kepadanya sekarang jadi yang dapat Mira lakukan hanyalah memohon dan mengemis agar dilepaskan.
Sangat kecil kemungkinan Maheer datang untuk menyelamatkannya, Mira tahu dirinya telah dijebak. Di dalam cengkeraman Sheikh Taher tubuh Mira gemetaran, air mata gadis itu nyaris tumpah saat sang Sheikh meremas lembut tengkuknya sambil berbisik, "Aku suka bagaimana kau merasa takut kepadaku, Mira"
Oh.
"Apa...apa yang kau inginkan dariku, Yang Mulia?"
Hembusan nafas Sheikh Taher yang hangat dan memburu menerpa wajahnya, "Kau tahu pertanyaanmu itu sangat berbahaya dan aku yakin kau tidak siap mendengar jawabannya Mira"
Air mata jatuh tak tertampung membasahi pipinya. Mira menunduk ketakutan dan mulai terisak pelan tapi dengan sigap Sheikh Taher menyentuh dagunya sehingga mata Mira yang hijau kembali menatap lurus ke dalam mata biru Taher yang tajam, "Namun biar kukatakan kepadamu apa yang kuinginkan darimu"
Mira meneguk ludahnya dengan susah payah saat tangan kasar itu mulai menjamah tubuhnya. Ia ingin memberontak tapi cengkeraman Sheikh Taher membuatnya tak dapat bergerak, "Aku ingin kau berada di ranjangku Mira, sepanjang malam. Aku ingin sepasang kakimu yang indah dan jenjang berada di pundakku sehingga aku dapat tenggelam jauh di dalam kehangatan tubuhmu. Aku ingin kau menjerit menyebut namaku saat pinggulmu bergerak resah memintaku untuk menggempur celahmu semakin dalam dan cepat"
Entah bagaimana kalimat itu dapat membuat kedua lutut Mira mendadak menjadi lemas. Gadis itu terpaku saat wajah Sheikh Taher bergerak maju hendak mencium bibirnya kembali, dia berpikir Mira sudah luluh sehingga cengkeramannya pada tubuh molek itu mengendur. Namun, ternyata Mira mengelabuinya dengan wajah yang terlihat seakan ia menginginkan hal yang sama sehingga Taher lengah dan gadis itu dapat lepas dengan mudah dari cengkeramannya.
Mira berlari dengan sangat kencang meninggalkan Sheikh Taher di dalam lorong yang gelap. Saat ia berhasil keluar dari lorong itu tidak ada lagi dua orang pengawal yang menjemputnya, ia justru bertemu dengan Maheer dan segera masuk ke dalam pelukan kekasihnya sambil menangis ketakutan.
"Mira? Apa yang terjadi kepadamu?"
Mira tidak menjawab pertanyaan itu, di dalam dekapan Maheer ia terisak dan gemetaran. Sesekali gadis itu sesenggukan mengingat niat buruk yang ingin penguasa Bashmad lakukan kepadanya. Mira takut, ia takut kepada Sheikh Taher yang jelas dapat melakukan apa saja kepadanya. Ia takut sebab tidak ada seorang pun yang dapat melindunginya dari kebrengsekan Sheikh Taher yang menginginkan Mira berada di ranjangnya, tidak ada seorang pun, bahkan Maheer sekali pun tak akan mampu melindungi Mira dari niat buruk saudaranya sendiri.
Jadi, Mira memilih bungkam. Menyimpan apa yang baru saja ia hadapi seorang diri dan berharap hal yang sama tidak akan terjadi lagi karena mulai detik ini ia akan berusaha keras menghindari Sheikh Taher. Ia tidak akan mempercayai siapa pun yang mendatangi kamarnya dan mengatakan bahwa Maheer ingin bertemu dengannya. Ia akan meminta Kafur menemaninya ke mana pun ia pergi. Dan jika itu dirasa masih belum cukup Mira akan mengurung dirinya di harem dan tak akan keluar dari kamarnya lagi.
— TBC —
Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Shackled To The Sheikh (TAMAT)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Siapa sangka kehadiran Mira di harem istana menimbulkan kericuhan karena gadis berdarah Yunani itu mampu menaklukkan Maheer dan Taher, dua pria bersaudara yang terlibat perang dingin karena memperebutkan...