6

65 3 0
                                    

16.20

"Ini mana sihh si Danta, lama amat." Gumam Laras.

"Ngapain lo? Ga pulang?"

Laras sangat mengenali suara itu, siapa lagi kalau bukan Denta, suara dingin yang bernada ketus khas sekali.

"Emm anu, nungguin Danta" Ucap Laras gugup.

"Ngapain?" Tanyanya.

"Yaa ada urusanlahh"

"Ohh, jadi kembaran gue udah punya pacar? Kakak kelas? Hebatt! "

"Heh apaansi, jaga tuhh mulut lo. Enak aja, yakali pacaran sama dia, tukang ngedumel, cerewet, pemaksa"

"Ngadu? Apa curhat?" Tanya Denta cuek.

"Sumpah demi apapun, kalo gak ganteng udah gue sumpelin tissue dari tadi. Untung ganteng, pintar pula" Batin Laras.

"B aja kali liatnya, noh si Danta." Ucap Denta diikuti tatapan matanya yang tajam kearah Danta.

"Ohiya, lo sihh ngomong nya aneh"

"Siapa?" Tanya Denta yang sekarang menatap Laras tajam.

"Yaa lo lah, ngeselin banget lo" Ucap Laras dan meninggalkan Denta.

"Ras, dah nunggu lama?" Tanya Danta yang berusaha berbicara sehalus mungkin.

"Itu lo Dan? " Tanya Julio.

"Bukan itu mahh setan sekolah" Sahut Reno.

"Kayak gak tau aja Danta orangnya gimana, labil amat" Lanjut Rey.

"Hehh bocah sableng, lo pada mending sono samperin abang gue terus tanyain kenapa dia badmood, gemay gue liatnya" Jawab Danta dengan nada suara yang agak nyolot.

"Nahh kan, giliran ama kita aja nyolot"

"Bac*d"

"Danta, jangan ngomong kasar! Ga baik tauk" Tegur Laras.

"Iya-iya, maap"

"Jadi lo mau ngomong apaan?" Tanya Laras tidak sabar.

"Jangan disini, ke Cafe bentar gapapa kan?"

Laras menengok jam tangannya, pukul 16.30.

"Yaudah iya, gausah jauh-jauh yahh, ini udah sore banget"

+++

Denta pov~~

"Lo kenapa Den?" Tanya Julio

"Gapapa, lagi ga suka aja"

"Kenapa? Ga biasanya lo"

"Tau ni anak!"

"Emm, Dan... Danta bawa Laras kemana?"

"Katanya ke cafe, deket sini kayaknya" Jawab Reno.

"Kenapa?" Tanya Rey

"Cuma tanya aja, eh gue cabut bentar."

"Den! Ini mau jam 5 woy, kena marah pak pengurus ntar!" Ucap Rey

"BENTAAAR" Ucapku mulai menjauh dan keluar gerbang.

+++
Danta pov~~

"Ras.."

"Hm"

"Kalo boleh gue tau.."
"Lo suka yah sama Denta?"

Laras tak bergeming, tatapannya mengarah padaku, hingga dia mengalihkannya dan meminum Tiramisu coffee-nya.

"Yaa, kalo dibilang suka yah pasti suka lah. Gue cewek normal, ketemu cowok.. yah maaf nih sebelumnya gue mau muji abang lo bentar, cowok ganteng, pinter, anak basket, tatapan tajam, dan sopan. Gue terpesona itu wajar, manusiawi dong, terus kenapa? Dan apa masalahnya? Apa anda keberatan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Diantara Rumus MatematikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang