3

115 2 0
                                    

Laras, mulai merasa bosan menunggui cowok dihadapannya yang sedari tadi fokus dengan buku olimp math.  Dia merasa lapar, bosan dengan keadaan hening.

"Ekhem" Deham Laras membuat Denta menoleh kearahnya.

"Kenapa?" Tanya Laras.

"Harusnya gue yang tanya, lo kenapa?"

"Ohh, nganu serak tenggorokan gue. Habisnya haus sihh, terus juga diem mulu, suka gatel kalo ga ngomong emang, ehee" Jawab Laras.

"Ohh, kirain apaan" Ucap Denta dan kembali fokus ke bukunya.

Laras sedari tadi membatin cowok dihadapannya itu. "Ck, ganteng sihh, manis juga tapi kok cuek, dingin, ndak peka lagi" Gerutunya Laras.

Baru saja Laras membatinnya, Denta beranjak dari tempat duduknya dan membersihkan buku-bukunya.

"Ayok!" Ajak Denta.

"Hahh? Kemana?" Tanya Laras kebingungan.

"Lha katanya haus, gimana sih?"

"Ohh iya, jadi ini ke kantin? Emm kapan? Sekarang gitu yaa?" Jawab Laras grogi.

"Udah ayok!" Ajak Denta dan menarik tangan Laras. Sontak Laras terkejut dan hampir berteriak.

+++

Pukul 11 siang, kantin nampak sepi dan hanya diisi oleh anak-anak bandel yang sengaja tidak mengikuti pelajaran.

"Den, kok gue takut yaa" Ucap Laras.

"Kenapa?" Tanya Denta heran, sehingga membuat alisnya hampir menyatu, so handsome.

"Ada anak-anak badboy"

"Kan ada gue, lo gak usah takut" Ucap Denta seolah menenangkan Laras.

"Tapi gak itu, gue takut lo kena marah bu Rosmah karena ketahuan jajan ke kantin."

"Lohh, lo belum pernah liat gue  di lapangan yaa? Keknya hampir tiap hari gue dijemur pak Malik karena ketahuan inilah itulah"

"Eng... Enggak tau yaa. Keknya pernah, tapi lupa kalo itu lo"

"Nahh jadi kalo misalkan nanti ada pak Malik---“

" Gue ikutan kena hukuman dijemur dong!!"

"Astagfirullah, kaget gue masyaAllah." Ujar Denta.

"Ehee, maaf, suka gitu emang akunya. Dasar aku" Ucap Laras cengengesan.

"Yaudah selow ajalah pokoknya, nahh kalo emang gue harus dihukum yaa gapapa, tapi gue juga gamau dan gasudi kalo disuruh ikut lomba Olimpiade matematika. Gampang kan!" Ucap Denta dengan entengnya.

"Lo gila! Lo tuhh sama aja kek ngancem guru tau gak"

"Yhaa bodoamat, gue yang kerja keras sekolah yang dapet nama baik, abis menang juga lupa gue. Apalagi kalo udah pas dihukum, hehhh boro-boro inget prestasi membanggakan gue, inget kalo gue murid SMA Semesta aja udah untung" Jelas panjang lebar Denta.

"Yayalah terserah lo, eh btw lo tadi curhat ke gue iya?"

"Hehh? Gaada! ga curhat gue, dihh geer" Ucap Denta dan tidak mau berdebat lagi dengan Laras, dia memilih berjalan kearah kedai bakso bu Lilis.

Cinta Diantara Rumus MatematikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang