Ve masih menatap semua orang penuh rasa kebingungan, keluarganya dan keluarga Alka berkumpul disini dan makan malam, baginya suatu hal yang mustahil namun ini benar benar nyata.
"Pa.... Ini?? "
"Nanti saja bicaranya Ve, ayo kita makan dulu" jawab pak Ferdinand tersenyum lembut pada Ve, bu Ariana membimbing Ve menuju kursi yang berhadapan dengan Alka sedangkan bu Ariana duduk disamping pak Ferdinand dan Ve, dihadapan mereka duduk, pak Dirga, bu Sari, Alka dan Kayla.
Ve menatap Alka dengan tatapan penuh tanya yang hanya dibalas senyuman oleh Alka, ia beralih ke arah Kayla namun Kayla hanya mengendikkan bahunya tanda ia juga tidak mengerti.
Mereka makan dalam diam, Ve pun makan dengan rasa bingung akan keadaan ini. Setelah makan malam selesai papa Ve mengajak keluarga Alka dan Alka berbicara sedangkan pak Ferdinand meminta Ve mengajak Kayla berkeliling rumah.
Ve mengajak Kayla ke taman belakang rumahnya dan duduk di ayunan tempat favoritnya.
"Rumahnya bagus kak Ve"
"Makasih Kay, ini sebenarnya ada apa sih, kak Ve bingung nih" tanya Ve mulai berayun, Kay duduk di ayunan sebelah Ve.
"Kak Ve malah nanya Kay, Kay ikut aja saat diajak oma sama opa kerumah kak Ve. Tapi kalau dari yang Kay lihat sepertinya papa kak Ve sudah setuju kalau papa mau nikah sama kak Ve"
"Sotoy kamu"
"Beneran kak, logikanya ya mereka mengundang papa, oma dan opa makan malam, berarti sudah tidak ada halangan lagi kan?"
"Mungkin Kay, kak Ve masih bingung dan tidak menyangka aja, mmm apa kamu setuju jika kak Ve menikah sama papa kamu?"
"Sejak awal Kay setuju kan?"
"Iya sih, mmm.... Gimana kuliah kamu, Lancar?"
"Lancar kak, apalagi nanti kak sudah jadi istri papa, bisa bantuin aku belajar ya"
"Iya pasti, tapi.... "
"Kay...... Kamu masuk dulu ya, papa mau bicara sama calon istri papa" Alka berjalan mendekat pada Kayla dan Ve yang duduk di ayunan.
"Cie Bahasanya.... Ya udah Kay masuk dulu" Kayla berdiri dari ayunan dan meninggalkan Ve dan Alka. Alka berdiri di hadapan Ve yang masih duduk di ayunan walau sudah tidak berayun lagi.
"apa semua ini Al, papa.... " Ve menatap Alka intens.
"Awalnya aku juga bingung Ve"
"Lalu... "
"Beberapa hari yang lalu papa dan mama memintaku datang ke rumah mereka, ada yang ingin mereka bicarakan. Mereka meminta Aku bersiap karena papa kamu mengundang kami makan malam untuk membicarakan pernikahan kita. Tentu saja aku terkejut kenapa papamu bisa berubah fikiran"
"Apa yang membuat papa berubah fikiran? "
"Entahlah aku tidak tahu, saat aku menanyakan hal itu pada papa dan mama, mereka tidak mau menjawab"
Ve berfikir, papanya bukan orang yang mudah mengubah keputusannya begitu saja, pasti ada hal vital yang membuat papanya berubah.
"Apa yang kamu fikirkan hemmm..." Alka membelai pipi Ve lembut.
"Enggak... Aku hanya bingung aja apa yang mengubah keputusan papa" jawab Ve tersenyum, walau bingung hatinya bahagia hubungannya sudah mendapatkan restu.
"Al...... "
"Mmmm...."
"Papa bilang dua minggu lagi kita menikah, apakah tidak terlalu cepat. Maksudku bukankah harus ada persiapan"