Veronika berjalan keluar dari rumah sakit, ia mnyusuri trotoar dan ingin menuju hotel dimana ia menginap. Ia tidak habis fikir kenapa ibu tadi mengatakan hal yang di luar nalar, dia dan Alka berjodoh karena wajah mereka mirip.
"Mirip dari mana coba?" gumamnya pelan
Ia terkesiap saat Alka sudah berjalan di sebelahnya.
"Hhh...dokter bikin kaget aja, nggak ada suara tiba tiba udah disini aja"
"Kamu pikir saya setan apa tiba tiba saja ada tanpa suara?"
"Bukan saya loh yang bilang" jawab Veronika menoleh dan tersenyum membuat Alka sontak menghentikan langkahnya, jantungnya bereaksi melihat senyum Veronika, detaknya lebih cepat. Ia mengerutkan keningnya. Veronika yang melihat reaksi Alka ikut berhenti.
"Kenapa? Dokter melihat setan?"
"Hhh...kamu ini suka sekali bercanda" sungut Alka
"Ya ampun dok, hidup itu cuma sekali, jangan terlalu serius. Nikmati dengan gembira. Dokter itu udah kaku, nggak bisa di ajak bercanda lagi" Veronika melanjutkan langkahnya yang diikuti Alka
"Saya memang seperti ini orangnya"
"Iya saya tahu, tapi paling tidak dokter tidak bersikap kaku pada orang lain."
"Saya rasa saya tidak sekaku itu kok"
"Ya baiklah jika menurut dokter begitu, tapi menurut dokter dan suster di rumah sakit, dokter Alka itu kaku"
Alka termangu mendengar ucapan Veronika yang terbuka, ia baru tahu tentang pendapat dokter dan pegawai di rumah sakit miliknya tentang dirinya
Keduanya sudah sampai di hotel dan masuk lobby, hampir semua peserta konferensi memang menginap di hotel yang sama, Veronika menghentikan langkahnya membuat Alka menoleh.
"Ada apa?"
"Dokter duluan saja"
"Kenapa?"
"saya lapar, mau makan dulu" Veronika melangkah meninggalkan Alka menuju resto hotel, ia mencari meja di sudut agak tersembunyi. Ia pun memanggil waiters dan memesan makanan.
Tak lama pesanannya datang namun ia terkejut karena menu yang diletakkan di meja ada 2 porsi.
"Loh...saya kan cuma pesan seporsi kok malah 2?" tanya Veronika pada waiters
"Satu porsi buat saya" ucap Alka yang kemudian duduk di hadapan Veronika.
"Ya Tuhan...! Benar benar ya dokter ini, kayak jailangkung"
"hah....? maksud kamu apa?"
"Datang tak di jemput, pulang tak di antar"
Jawaban Veronika sukses membuat Tawa Alka berderai, yang juga membuat Veronika menatap penuh keheranan.
"kamu itu lucu, kenapa nggak jadi pelawak saja, malah jadi dokter?"
"Enak aja jadi pelawak, dipikir saya mirip Tukul apa?" gerutu Veronika mencebikkan bibirnya.
"Hhh....gitu aja ngambek...." ujar Alka mulai memakan makanan didepannya. Veronika tidak fikir, sepertinya pendapatnya dan semua karyawan rumah sakit tentang dokter Alka yang kaku harus segera diubah, dihadapannya kini adalah Alka yang beda, dia juga tersenyum dan tertawa, apakah sikap kamu nya hanya untuk kamuflase di rumah sakit saja atau ada hal lain.
"Seharusnya dokter Alka bisa bersikap seperti tadi kalau di rumah sakit, tersenyum dan tertawa. Tidak ada salahnya bersikap ramah di rumah sakit, dokter dan perawat juga akan makin menghormati dokter Alka"