Pada bulan kesembilan ratu Mentari mengandung, seluruh rakyat menantikan akan kelahiran Matahari. raja berdoa semoga kutukan penyihir jahat tidak terjadi, namun harapan sang raja pupus, karena sang istri melahirkan putri yang cantik namun wajahnya panas.Sejak saat itulah wajah Matahari selalu terpancar saat siang hari karena panasnya.
Saat ini Bulan, Bintang dan matahari tengah bermain di taman istana kerajaan siang, mereka bermain kejar-kejaran dan berceloteh senang.
"Matahari, kami senang berteman denganmu" ucap Bulan
"aku juga senang berteman dengan kalian, kalian tidak pilih-pilih dalam berteman" jawab Bulan
Bintang diam karena menyimak percakapan kakanya serta sahabatnya itu, bintang hanya mampu menjadi pendengar yang baik karena Bintang tidak mau gegabah dalam berucap, ia takut perkataannya akan menyakiti hati mereka jika ia berbicara.
Hari pun sudah menjelang malam, Bulan dan Bintang di panggil orang tua mereka untuk pulang ke istananya yaitu kerajaan malam.
"Bulaaaan, Bintaaang... ayo saying pulang, hari sudah menjelang malam" ucap Ratu Vega.
"Iya Ibunda kami akan segera kesana" jawab Bulan dan Bintang kompak.
"Matahari kami pulang dulu ya, kapan-kapan kita main lagi" ucap Bulan
"iya kak, kami pulang dulu ya, habis ini kakak yang main ke istanaku ya" jawab Bintang sambal tersenyum.
"iya Bulan, Bintang nanti aku akan main ke istanamu. Sudah sana ayahanda dan ibunda kalian sudah menunggu" jawab Matahari
"terima kasih, kami pulang dulu" ucap Bulan dan Bintang kompak.
Bulan dan Bintangn pun segera bergegas menemui ayahanda dan ibundanya untuk pulang.
Tak terasa waktu telah berlalu dengan cepat, kini Bulan, Bintang dan Matahari tumbuh dewasa. Mereka sangat cantic dengan segala sifat yang mereka miliki. Bulan dan matahari kini berumur 20 tahun dan Bintang 17 tahun. Matahari pun sudah menikah dengan pangeran dari awan yang bernama Angin. Mereka dikaruniai putera yang tampan bernama Startus.
Bulan, akan dipinang oleh pangeran dari kerajaan halilintar yang bernama Petir. Namun Bulan tidak menyukai pangeran Petir karena siftnya yang sombong. Saat itu mereka duduk di samping istana sambal menikmati secangkir teh buatan pelayan.
"Kenapa pamgeran mau menikah denganku" Bulan memulai obrolan
"karena aku menyuikaimu Bulan, dari awal aku sudah menyukaimu" ucap pangeran
"tapi pangeran, aku tak menyukaimu, tak sadarkah engkau" ucap Bulan
"aku tak peduli engkau menyukaiku atau tidak, dengan atau tidaknya kau menyukaiku kita akan tetap menikah" ucap pangeran
"kamu tidak bias memaksaku pangeran, jika engkau memang berniat menikahiku, ubahlah sifatmu yang sombong dan angkuh itu. Ucap Bulan mulai meninggikan suaranya.
"Engkau, berani-beraninya engkau mengataiku seperti itu, baiklah jika itu maumu. Aku juga tak sudi menikahimu. Tapi tunggulah pembalasanku, wajahmu yang bersinar ini tak akan menjadi cantic dan mulus seperti saat ini. Sinarmu tak akan seperti saat ini. Wajahmu akan gelap, gelap dan gelap. Hahahaha" ucap pangeran dengan emosi kemudian tertawa. Pangeran pun beranjak pulanng karena penolakan Bulan
Seminggu kemudian, Bulan mulai merasa badannya sakit disekujur tubuhnya terutama wajahnya. Tak lama kemudian Bulan pun pingsan.
"Bulan, Bulan bangun sayang" ucap Ratu Vega sesenggukan
"Siapapun disini tolong panggilkan tabib, cepat!" ucap Vega lagi
Ibunda Bulan menangis tanpa henti, memang jika anaknya tidak baik-baim saja orang tua mana yang tidak khawatir. Dengan sabar ratu Vega menjaga Bulan yang pingsan. Diusapnya surai hitam Bulan dengan sayang. Tak lam kemudian sang tabib datang.
"Tolong sembuhkan anak saya wahai tabib" ucap ratu Vega.
"Iya ratu, sebentar saya periksa Putri Bulan terlrboh dahulu" jawab sang tabib. Tak lama setelah itu tabib berbicara kepada ratu Vega.
"Mohon ampun kanjeng ratu, putri Vega telah kehilangan sinarnya, wajah putri menjadi gelap. Mungkin ada yang tidak suka kepada putri sehingga ada yang yang mengutuknya seperti ini" ucap tabib
"ah iya, Bulan baru saja menolak lamaran dari pangeran Petir dari kerajaan halilintar, apa karena itu Bulan menjadi seperti ini?" Jawab Ratu
"kemungkinan besar bisa karena kutukan itu ratu" jawab tabib
"lantas, adakah obat penangkal untuk menyembuhkan putriku?" tanya sang ratu
"maaf beribu maaf ratu, saya belum menemukan obat penawarnya ratu". Jawab tabib
"ya sudah, terima kasih telah memeriksa putriku tabib" ucap sang ratu sembil menangis
"saya izin keluar ratu" pamit tabib kepada ratu Vega yang dijawab dengan anggukan.
YOU ARE READING
Pesan Sang Dewi(Persahabatan 3 Galaksi)
Randomcerita ini murni karangan author sendiri. mohon maaf jika ada kesalahan karena author bukan penulis handal. author hanyalah setitik debu yang berada di lautan luas.