Arc 2 - Rasa Curiga?

36 1 0
                                    

Sepulang sekolah, Yuuru segera pergi ke klub sepakbola bersama Dylan.

Yah, Dylan tidak bermain sepakbola, tapi dia suka menemani Yuuru melakukan apa pun yang dia sukai.

Sebenarnya bisa dikatakan Dylan adalah mata-mata karena dia sedang mengumpulkan semua informasi tentang Fifth Sector atau perkembangan Raimon.

Semuanya itu untuk mengembalikan sepakbola seperti sebelum Fifth Sector mulai mengendalikan sepakbola dengan cara mengerikan.

"Halo! Aku Himeragi Yuuru! Aku ingin menjadi manajer Raimon Eleven!" Kata Yuuru dengan senyum lebar.

Dylan terkejut mendengar ucapan Yuuru, namun segera kembali datar karena Dylan tahu bahwa beberapa pemain tidak menyukai pemain wanita di tim mereka.

"Tentu saja, kamu bisa menjadi manajer Raimon, Himeragi-san!" Kata Otonashi Haruna tersenyum kepada Yuuru.

Dylan mengerutkan kening melihat bagaimana reaksi Yuuru terhadap cara Haruna memanggil nama marga baru nya.

Dia nampak membeku di dalam, namun dia bisa menutupi nya dengan baik menggunakan senyum lebarnya yang sebelumnya. Tapi, butuh ratusan tahun untuk mengelabui Dylan Alicein.

Ternyata tidak hanya Dylan yang menyadari ada yang aneh dengan reaksi Yuuru. Juga menyadari Dylan terkejut mendengar Yuuru ingin menjadi manajer.

Ada Tsurugi Kyousuke dan Shindou Takuto.

"Tolong panggil Yuuru saja!" Kata Yuuru masih tersenyum lebar.

"Ah, tentu saja, Yuuru-san!" Haruna mengangguk.

Tak lama kemudian, Raimon Eleven berlatih dengan Dylan menonton seperti biasanya.

Yuuru banyak membantu Sorano Aoi, salah satu manajer dalam berbagai hal. Tapi, Yuuru dan Aoi sudah selesai.

"Semuanya! Istirahat 5 menit!" Kata Endou-kantoku kepada mereka.

"Ha'i!" Anak-anak laki-laki itu segera berlari kembali ke bangku cadangan untuk mendapatkan handuk dan air dari Yuuru dan Aoi.

"Dylan, bisakah kita bicara?" Tanya Shindou berjalan kearah Dylan yang sedari tadi memperhatikan Yuuru.

Di samping Shindou, ada Tsurugi.

Mereka berdua adalah yang paling peka di Raimon Eleven, pikir Dylan.

"Tentu." Dylan mengangguk sebelum berdiri dan berjalan bersama kedua anak laki-laki itu.

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Mereka berdua membawa Dylan ke atap sekolah. Tsurugi bersandar di dinding di samping pintu. Shindou bersandar di pagar. Dan Dylan berada di tengah menatap Shindou.

"Apa yang ingin kalian bicarakan?" Tanya Dylan dingin.

"Sepertinya agak mengejutkan bagi mu mendengar Yuuru-san ingin menjadi manajer kami. Keberatan menjelaskan?" Jawab Tsurugi sebelum bertanya.

"Tidak keberatan sama sekali. Seperti yang Yuuru katakan, aku selalu satu kelas dengan nya sejak TK sampai sekarang. Sewaktu di Shizuoka, Yuuru memiliki semangat paling tinggi dalam sepakbola. Dia tidak peduli apa pun selama dia masih bisa bermain. Bahkan jika dia cedera, dia akan tetap bermain. Dia keras kepala, tapi seperti itu lah Yuuru yang ku kenal. Tapi, mendengar Yuuru ingin menjadi manajer sempat membuat ku khawatir. Apakah ada sesuatu yang terjadi kepadanya selama di Seika? Tapi, kemudian aku mengerti. Yuuru ingin membantu kalian memenangkan Holy Road untuk menyelamatkan sepakbola dari Fifth Sector secara diam-diam." Jawab Dylan panjang lebar dan penuh penghayatan.

Shindou dan Tsurugi agak terpana mendengar Dylan menjelaskan panjang lebar begitu. Karena, ini pertama kalinya Dylan ngomong panjang lebar kepada mereka.

"Lalu kenapa Yuuru-san membeku saat Haruna-san memanggilnya dengan nama marga nya?" Tanya Shindou yang berhasil keluar dari mode terpana.

"Entahlah. Aku tidak tahu kenapa. Tapi, bagaimana pun rasanya, nama itu sangat tidak cocok untuk Yuuru. Dia lebih cocok dengan nama marga lamanya, Aida Yuuru." Jawab Dylan menatap langit.

"Jadi, dia anak yatim piatu yang diadopsi oleh keluarga Himeragi?" Tsurugi segera menyimpulkan.

"Aku tidak yakin soal itu, Tsurugi." Kata Dylan menatap Tsurugi.

"Apa maksudmu, Dylan-san?" Tanya Tsurugi penasaran dengan maksud Dylan.

"Jauh sebelum Himeragi mengadopsi Yuuru, Yuuru tidak pernah bercerita sedikit pun tentang orang tua kandung nya. Orang dewasa di panti asuhan selalu bercerita tentang betapa kasihan dan malang nya Yuuru ditinggalkan orang tua nya. Tapi, aku tidak punya bukti apakah yang mereka katakan itu benar. Dan aku tidak bisa mengorek informasi dari Yuuru tentang hal itu karena Yuuru akan mendadak menggeram seperti binatang buas yang siap menerkam ku dan entah kenapa keberanian ku seketika menghilang." Jawab Dylan yang segera menatap telapak tangan nya sendiri.

"Dengan kata lain, kehidupan pribadi nya rahasia. Dan kita tidak bisa melanggar privasi nya." Kata Shindou.

"Entahlah, Shindou. Aku ragu akan hal itu. Sesuatu memberitahu ku bahwa aku harus tahu tentang masa lalunya." Kata Dylan segera menatap Shindou dengan mata penuh tekad.

"Tapi, sebaiknya kita biarkan dia memberitahu kita ketika dia yakin waktunya telah tiba." Kata Tsurugi memberi saran.

"Mungkin saja itu akan berhasil..." Kata Dylan mengangguk ragu.

Bersambung...

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang