17

31 1 0
                                    

Semakin hari hubungan alea dan aqsal semakin tidak baik saja mereka tidak lagi bertukar kabar setiap hari tidak ada ucapan selamat pagi diponsel alea, tidak ada pula ucapan selamat tidur dari alea semuanya kembali seperti sedia kala hanya saja dulu semuanya baik baik saja, tapi kali ini alea merasa ada yang berbeda hari harinya selalu ia gunakan untuk menunggu kabar aqsal, alea benar benar tidak suka dengan situasi ini, alea tidak mengerti mengapa semuanya harus berubah secepat ini.

Alea menatap langit malam alea berada ditaman dekat kosnya sendirian. Alea menghirup udara malam dalam dalam ia merasa ada yang hilang dari dirinya.

Tiba tiba seseorang mendekat dan duduk di samping alea, ia memastikan siapa orang tersebut.
"Ka aqsal" lirih alea, ia mengerjapkan matanya beberapa kali, alea takut ini semua hanya ilusinya saja.

"Al" ujar aqsal lagi, kali ini aqsal sedikit menguncang alea.
"Ada yang mau gue omongin al" lanjut aqsal.

"Eeeu.. iiya ka ada apa?" Tanya alea gugup.

"Sorry ya beberapa hari ini gue ngilang" ujar aqsal

Mereka sama sama menatap lurus kedepan.

"Aku ngerti kak aqsal sibuk, tapi kak apa ngabarin aku sebentar aja ga bisa ya?" Tanya alea, ia sudah menggigit bibir bawahnya.

Aqsal tersenyum kecut "maaf al gue ga bisa selalu ada buat loe, gue ga bisa jadi orang yang selalu stay sama loe terus, hidup gue bukan tentang loe terus al" jelas aqsal.

Alea merasa ada yang menghantam dadanya ucapan aqsal barusan begitu menyakitkan untuk alea dengar, bodoh alea bodoh mengatakan itu benar yang di bilang aqsal hidupnya bukan selalu tentang alea, lagi pula siapa alea, ia hanya gadis egois yang tidak mau kesepian.

"Iya kak aqsal bener hidup kaka bukan selalu tentang aku" lirih alea.

"Al" panggil aqsal.

"Yaa" sahut alea.

"Emm kek nya gue beneran mau berhenti al" final aqsal mengatakan ini, alea tidak bisa membendung air matanya lagii, kali ini alea menundukan kepalanya agar aqsal tidak bisa melihat alea menangis.

"Kak aqsal cape ya?" Tanya alea dengan suara seraknya.

Aqsal tau gadis disampingnya ini menangis tapi aqsal tetap teguh dengan pendiriannya kali ini.

"Loe tau kan nunggu itu ga pernah enak?" Tanya aqsal balik

Kali ini alea hanya mengangguk.

"Gue gaperlu ngejelasin apa apa lagi kan sekarang loe ngertikan kenapa gue pergi" ujar aqsal.

"Haha... iyaa aku ngertii kak, maaf ya aku cewek paling egois" alea menolehkan wajah merahnya untuk menatap aqsal.

"Aku kira kaka rumah ternyata aku salah haha" alea terkekeh diakhir kalimatnya.

"Makasih ya kak pernah ada disaat semua orang gaada buat aku, makasih karena udah jadi pendengar yang baik buat aku"
Ada pilu disetiap ucapan alea barusan.

Aqsal menatap alea sekarang, matanya meneliti setiap inci wajah dari gadis dihadapannya sekarang, aqsal menangkup pipi alea dengan lembut menghapus sisa sisa air mata yang keluar dari mata indah gadis ini

"Maaf ya lagi lagi gue bikin loe patah, tapi gue juga punya perasaan al, gue gabisa nunggu terlalu lamaa lagi sekarang, kalo suatu hari nanti kita bersama gue gakan pernah lepasin loe" ujar aqsal dengan suara lembutnya.

Dan kali ini tangis alea berubah menjadi begitu menyakitkan.

Alea melepaskan tangan aqsal dari pipinya "mungkin tuhan hanya menakdirkan kita untuk bertemu bukan bersama" alea menggenggam tangan aqsal "kak aqsal aku bakalan baik baik aja tanpa kaka, kaka gaperlu lagi khawatirin aku, luka yang aku buat ini akan segera sembuh lagi lagi aku hanya butuh ikhlas untuk memulihkan semuanya" alea tersenyum hangat diakhir ucapannya .

"Maaf al" ujar aqsal lagi.

Alea menggeleng "ini bukan salah kaka, terima kasih untuk semua bahagia yang kaka kasih tanpa kaka sadari" .

Aqsal membawa alea kedalam pelukannya mungkin ini pelukan terakhirnya nya, dan alea membalas pelukan itu .

"tolong jangan nangis kaya gini al" aqsal hendak melepaskan pelukannya tapi alea menahannya.

"Gue terlalu berengsek untuk loe tangisin" lanjut aqsal.

"Tolong sebentar aja kak jangan dilepas" ujar alea, ia menghirup wangi mind yang khas dari tubuh aqsal, pelukan ternyamannya akan segera pergi dan kali ini adalah pelukan terakhirnya.

"Makasih karena loe hati gue gapernah bener bener mati al" aqsal mengucap punggung alea.

"Selamat tinggal kak " alea melepaskan pelukannya.

Dan malam ini setelah aqsal benar bener pergi dari hidup alea, ia kembali meratapi dirinya, lagi lagi alea memeluk kehilangan setelah mamah, papah, rico,dan sekarang aqsal. Gadis itu tersenyum kecut dan mencoba bangkit kembali ia akan segera pulih dan akan segera melupakan kisah ini ia hanya butuh sedikit waktu dan ikhlas untuk memulihkan semuanya.

~END~

#

Damn I miss you so much :')

go awayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang