Part 3 (edited)

1.5K 215 5
                                        

No one POV

Ouka berakhir memilih mengikuti keinginan hatinya. Ia sungguh sangat penasaran dengan adegan dimana Jinko dan Akutagawa bertarung. Karena di pertarungan berikut berikutnya ia tak mungkin bisa melihat secara langsung, tempatnya terlalu privasi untuknya berada disana. Maksudnya pertarungan selanjutnya adalah ketika Atsushi di culik dan berada di dalam kapal penyelundupan bukan? Ia tak mungkin bisa kesana dengan alasan klise, itu bukan tempat untuk orang awam seperti dirinya berada.

Dengan berbekal keahlian seadanya dalam mengintai, Ouka mencari tempat strategis untuk melihat pertunjukkan tanpa takut terekspos.

'gang ini Buntu, bagaimana caranya aku dapat menonton tanpa ketahuan?' Ouka berpikir keras ketika telah sampai TKP sebelum menjentikkan jarinya.

Segera Ouka mengeladah tas yang di bawanya, mencari beberapa barang keramat yang sering kali ia bawa, spy bugs atau kamera pengintai dengan ukuran mini hingga sangat mustahil terdeteksi. Setelah mendapatkan 3 buah kamera pengintai Ouka melihat sekeliling, mencari tempat pas untuk meletakannya. Tempat yang sudah pasti tidak akan ketahuan oleh Higuchi maupun Dazai osamu sendiri.

Singkat kata Ouka telah meletakkan kamera pengintai itu di 3 sudut yang menurutnya sangat strategis untuk menonton, setelah memastikan kamera itu tidak bermasalah dan sudah aktif merekam secara langsung, Ouka segera pergi untuk mencari tempatnya menunggu. Ia akan mengambil kameranya nanti setelah perang panas itu selesai.

'Semoga saja Nii-san tidak menyadarinya. Harusnya tidak sama sekali' Ouka memohon dalam hati, agar kakaknya yang cukup teliti itu tidak menyadari mainannya. Ia harus membeli baru kalau sampai mainannya ketahuan atau bahkan di hancurkan. Terlepas dari itu, Ouka cukup percaya diri bahwa mainan yang ia seludupkan tidak akan mungkin ketahuan.

---

Adegan dimana naomi menjadikan dirinya tameng untuk sang kakak ketika higuchi mulai melepaskan timah panas dari senjatanya, adegan dimana Tanizaki mulai mengaktifkan kekuatannya.

Ouka yang tengah memperhatikan 3 layar kamera di laptopnya kini mengerut.  Kemampuan Tanizaki benar-benar menganggu jaringan spy bugs miliknya, kameranya menjadi error ketika itu. Sinyal dari kamera spy bugs dengan monitornya terganggung dan itu membuat Ouka sedikit kesal.

"Aaahhh~ aku lupa mempertimbangkan Tanizaki~" gerutu pelannya. Pasalnya kini layar monitornya hanya menampilkan 3 jendela kamera dengan gambar semut-semut menyebalkan. Ingin menangis rasanya, ketika adegan yang ingin dia lihat mungkin tak akan bisa ia saksikan secara langsung.

Namun semua itu tak berlangsung lama, tepat ketika Akutagawa memecahkan kemampuan Tanizaki dengan rashomunnya, layar monitor Ouka kembali menampilkan gambaran langsung. Hal ini tentu membuat Ouka berbinar senang, karena ia akhirnya bisa kembali melanjutkan tontonan tersebut.

--

"Ha'iii cukup sampai disitu"

(Author telalu malas untuk menulis adegan perang mereka xD sesuai imajinasi reader aja)

Pertarungan Jinko dengan Akutagawa terhenti begitu saja ketika Dazai Osamu datang dan mengaktifkan kemampuannya.

Ouka walaupun tak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan saat itu, karena spy bugs yang dia tanam tidak disertai penyadap suara tak dapat mengetahui secara pasti apa yang Akutagawa dan Dazai bicarakan, ia hanya mengingat adegan tersebut dalam animenya dan menerka-nerka apa yang mereka bicarakan. Seingat Ouka, Akutagawa menyinggung perihal mengenai port mafia pada dazai saat itu, tapi ketika Ouka melihat lebih dalam lagi, sepertinya percakapan mereka terus berlangsung lebih lama dari pada yang terlihat dalam anime. Hal ini membuat Ouka penasaran setengah mati akan perbincangan yang mereka berdua, Ouka menyesal tidak menyertakan penginstallan penyadap suara kala itu, karena yang hanya dia lihat sekedar adegan saja, seakan menonton film dengan mode mute.

'Apa aku harus menginstall penyadap suara? Tidak, terlalu beresiko jika nii-san tahu. Aku masih belum mau bertemu dengannya' gumam Ouka berpikir keras.

Kini Ouka tengah duduk di salah satu bangku luar minimarket sembari menatap layar, tangannya menari diatas keyboard laptop tanpa henti. Memberikan kesan kamuflase bahwa dirinya tengah melakukan suatu perkerjaan padahal sedari tadi ia menonton adegan epic yang terjadi tak jauh dari tempatnya berada. Ouka sedang menunggu, memastikan semuanya sudah keluar untuk mengambil spy bugs miliknya.

Dari jauh terlihat Dazai Osamu, kakaknya sedang menyeret 3 tubuh yang tak sadarkan diri keluar dari gang, posisi Ouka saat itu berada di seberang gang kejadian hingga dia dapat melihat jelas siapa saja yang keluar masuk gang tersebut.

Dari 3 orang yang tak sadarkan diri hanya Tanizaki dan Naomi dengan luka terparah. Ouka kira kakaknya akan menelpon Yoshano atau mungkin Kenji untuk membantunya, karena memang sangat merepotkan untuk menyeret 3 orang kritis tersebut.

"Hmm~" sambil berpikir keras, Ouka menutu laptopnya begitu saja, tanpa mematikan laptop tersebut.

"Ojou~ bolehkah saya ikut duduk di sini?" Sebuah suara pria paruh baya menyadarkan Ouka dari lamunannya. Hal itu membuat Ouka mendongkak untuk melihat siapakah gerangan orang tersebut.

Seorang pria paruh baya dengan rambut coklat muda yang menutupi sebelah matanya, menggunakan sebuah topi serta jas coklat panjang dengan sebuah tongkat sebagai tumpuannya berjalan. Ouka tahu siapa pria paruh baya ini, namun ini harusnya menjadi pertemuan mereka membuat Ouka sebisa mungkin berlagak tidak mengenali pria tersebut. Natsume Soseki, salah satu tokoh penting dalam anime.

"Ha'i, silahkan" dengan sopan Ouka menjawab, mempersilahkan pria paruh baya itu duduk di tempat kosong di depannya. Saat ini, Natsume Soseki hanyalah sosok kakek asing yang belum di kenalnya.

"Hoho, arigatou" dengan respon itu, Natsume duduk sembari menyimpan tongkatnya di samping. Dia duduk tepat di hadapannya, posisi menghadap satu sama lain. Ouka yang tengah membereskan perlengkapannya sedikit kikuk karena merasa seperti sedang di awasi. Tapi ia coba abaikan perasaan paranoianya tersebut.

Setelah seluruh perlengkapannya tertata rapih, Ouka pun membungkuk pergi. Dia tetap mencoba menjaga sopan santun pada orang yang lebih tua sekalipun tidak mengenalnya sama sekali. Tak ada perbincangan, hanya gestur pamitan tanpa suara yang Ouka berikan sebelum pergi, kali ini benar-benar pergi. Dia bahkan lupa mengambil spy bugs miliknya saat itu.

---

Tbc

Osamu Twins || DISCONNECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang