Haii
.
.
.
Iris sekelam malam itu terbuka. Menatap langit-langit ruangan yang berlukis awan seperti kapas yang lembut. Jungkook menatap sekitar dengan bingung.Perlahan, pemuda bersurai hitam itu mendudukkan dirinya. Ia yakin sekarang berada di kamar seseorang. Terbukti dengan ranjang queensize yang ditempatinya beserta bed cover membalut tubuhnya. Dirinya sangat merasa asing dengan suasana ini.
Tubuhnya dipaksa diseret ke tepi ranjang membuat selimut yang tadinya menaungi dirinya tersingkap. Menampilkan tubuhnya yang hanya berbalut kemeja putih tipis super besar menutupi pahanya tanpa bawahan.
"Aku dimana? D-dan kemana p-pakaianku?!" Jungkook segera menelisik tubuhnya. Karena demi apapun, bawahannya itu hanya tertutupi oleh celana dalam.
Masih dengan sakit kepala yang mendera, Jungkook berupaya berjalan kearah pintu di ruangan itu. Ia harus mengecek siapa yang membawanya kesini, atau harus kabur lagi. Ya, apapun itu. Semoga saja dirinya bukan di tempat orang-orang jahat tadi malam. Mengingat pemikiran itu, tubuhnya entah mengapa menjadi lemas seketika.
"Hyung.. Ibu.. " suaranya terdengar parau. Rasa sesak itu kembali. Kakak dan ibunya.
Bagaimana keadaan mereka? Apakah baik-baik saja?
Tanpa disadari airmatanya jatuh menuruni pipi berlemaknya. Bibirnya digigit kuat mencegah isakannya keluar dari ranum cherry nya. Jungkook mengusap wajahnya dan harus kembali meringis karena kakinya masih sedikit sulit diajak bekerja sama. Pemuda kelinci itu baru menyadari jika kakinya diperban.
Berarti benar-benar ada seseorang yang membawanya kesini.
"Eh?! Kau sudah bangun?" suara serak itu membuat Jungkook menoleh ke kanan. Mendapati intensitas perempuan yang tak lebih tinggi darinya sedang berjalan sempoyongan. Jungkook yang mendapati kehadiran orang lain itu, segera melangkah mundur dan menghapus air mata yang sempat terjatuh di wajah manisnya. Merapatkan dirinya ke dinding di belakangnya."Ja-jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu." gadis itu benar-benar membuka lebar matanya. Tangannya ia kibaskan di depan wajah. Daeyeon perlahan mendekati Jungkook yang mengepalkan tangannya pada dinding di belakangnya.
"Tenang, okay. Perlahan. Aku bersumpah, aku tidak akan menyakitimu." gadis Kim itu bahkan memasang kuda kuda membuatnya semakin aneh saja saat mengikis jarak dengan hybrid kelinci manis ini. Wajahnya yang memelas itu membuat Daeyeon gemas setengah mampus.
Telinganya yang turun dan mata bulatnya yang menatap waspada, serta hidungnya yang merengut itu. Astaga gemas sekali!
"Kau bisa percaya padaku. Ehm--apa kakimu tidak apa-apa? Aku yakin itu pasti sakit sekali. Kubantu ya?" Daeyeon sudah berada di depannya dan menatap khawatir kaki Jungkook yang berbalut perban. Oh ayolah, ketika dirinya memperbankan kaki putih itu, banyak sekali memar dan bekas luka. Yang bersurai coklat madu saja, sering kali meringis karena melihat keadaannya.
Kim Daeyeon mengulurkan tangannya di depan pemuda yang tidak ia ketahui namanya ini. Jungkook menatap ragu tangan yang terulur itu. Matanya bergantian menatap tangan dan wajah memelas gadis itu.
Ia juga sempat memikirkan apa yang dikatakan remaja tanggung ini.
Dirinya ingin bertanya, namun masih merasa ragu dan berakhir mengurungkannya.
Dengan sedikit ragu, Jungkook meraih tangan itu. Disambut dengan genggaman hangat oleh Daeyeon, tangannya terasa kasar padahal dia perempuan. Membuat yang mengulurkan tangan tersenyum lebar dan berpindah ke samping tubuhnya. Menuntun pemuda itu perlahan menuju dapur untuk sarapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hybrid?! «[TaeKook]
Fanfiction"Manusia setengah hewan? Memangnya ada?" "CEO sepertinya memiliki makhluk seperti itu?!" "Lebih tepatnya, kedatangan tamu. Tidak begitu jelas, tapi aku mendengar mereka membicarakan hal itu kemarin" "Jadi, Kim Taehyung memiliki hybrid di rumahnya?" ...