Satu

140 18 1
                                    

Seorang wanita sedang merapikan bajunya kedalam koper dengan memandang pigura besar yang tertempel di dinding.

Ia tersenyum lirih memandangnya, terdapat luka dalam saat memandang foto tersebut, banyak kerinduan yang ia pendam sendirian dengan pria yang berada di foto tersebut.

Ia sangat merindukannya.

Pintu terbuka dengan perlahan menampakan seorang paruh baya yang memandang sedih anaknya. "Bisakah musim semi kali ini kau tidak pergi."

Ucapnya dengan permohonan yang terdengar sangat lirih. Ia menggeleng. "Tidak bisa bu, aku harus menemukannya."

"Dia sudah pergi, ikhlaskan dia."

Seo Hyunjin, dia adalah wanita yang memandang sendu ibunya yang berharap sang anak tidak mencari pria yang meninggalkan putrinya.

"Ibu...," panggilnya dengan lembut, "Dia sudah berjanji, kita akan bertemu di musim semi."

"Kau selalu mencarinya di musim semi, tapi apa kau menemukan titik terang? Dia menghilang nak," sang ibu memberikan pengertian kepada putrinya yang begitu mencintai pria yang telah meninggalkannya.

Ia menggeleng lagi, "Tidak bu, dia tidak menghilang. Dia sedang berusaha membahagiakanku."

"Dengan cara kau mencarinya di setiap negara?!" ucapnya dengan nada tinggi karena ia sudah tidak bisa membujuknya.

"Negara mana yang akan kau datangi sekarang?" tanyanya dengan memandangi sang putri yang tersenyum.

"New York."

"Apa ibu tak salah dengar?!" Ia menggeleng.

"Ibu tak salah, aku kesana bukan hanya sekedar mencarinya bu, aku ingin mengistirahatkan pikiranku selama ini."

"Kau terlalu mencintainya, dia pergi 6 tahun lalu dan kau masih mencarinya, apa dia benar-benar mencintaimu? Atau hanya mempermainkanmu dengan status yang kalian miliki sekarang?"

"Dia mencintaiku bu, sangat mencintaiku. Dia memiliki alasan dan aku percaya dengan alasan yang ia miliki," jawabnya dengan lembut.

"Jika dia mencintaimu, kalian mungkin sudah bahagia dengan keturunan kalian bukan dengan dirimu yang selalu sibuk mencari suamimu,"

Hyunjin hanya tersenyum, "Dan apa kau tahu alasan yang dia miliki hingga kau percaya padanya? Bertemu saja belum, bagaimana kau bisa percaya dengan alasannya?!"

"Bukankah ibu pernah mengatakan, jika suatu hubungan harus saling percaya? Dan aku percaya kepadanya hingga kapanpun."

"Terserah kau ingin melakukan apa, ibu hanya bisa mendukungmu saja dan kapan kau akan berangkat?"

"Malam ini," sang ibu memandangnya dengan terkejut.

"Kenapa malam ini?"

"Aku ingin berlama-lama memandang kota New York."

"Baiklah, kau harus menjaga dirimu. Jika kau belum menemukannya segeralah kembali jangan ikut menghilang, ibu sangat takut kehilangan dirimu."

Ia memeluk sang anak dengan air mata yang terus mengalir, ia tidak ingin membuat putrinya sedih, ia akan mendukung bagaimana pun pilihan yang akan di pilih putrinya.

***

5. Looking For You [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang