Dia telah sampai di Bandar Udara Internasional Jhon F. Kennedy New York dengan perjalanan kurang lebih 14 jam. Ia menyeret koper berwarna merahnya dengan senyum yang berkembang dengan harapan yang begitu tinggi dan mimpi untuk bisa bertemu dengan kekasih hatinya.
Ia tersenyum saat bayangan terlintas di benaknya. Saat pria yang ia cintai melamarnya dengan begitu romantis yang selalu tertanam di hatinya.
Mereka menjalin kisah asmara selama 5 tahun, dan dengan beraninya Jeon Jungkook sang tercinta melamarnya dan menikahinya.
"Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Pernikahan yang sempurna adalah dua orang yang tidak sempurna yang saling melengkapi satu sama lain. Maukah kamu melengkapi sebuah nama di buku nikahku yang masih kosong?"
Dengan kata-kata yang di ucapkan Jeon Jungkook membuat perutnya bagaikan ada kupu-kupu yang berterbangan dengan bebas. Ia bahagia saat kekasihnya menyatakan lamarannya di saat mereka menaiki gondola di Vanesia Italia.
Kisah mereka tak hanya sampai disana, mereka menjalin kisah kasih dengan begitu bahagia, setiap hari hingga setiap saat kisah mereka selalu tertawa dan bahagia.
Hyunjin mengangguk pelan tanpa ada keraguan. "Aku mencintaimu," bisik Jungkook.
"Aku juga mencintaimu Jeon Jungkook."
Mereka pun berciuman di gondola saat melewati jembatan yang konon katanya jika mereka berciuman di sana cinta mereka akan abadi selama-lamanya.
Ia tersenyum dan kembali menyeret kopernya saat bayangan Jungkook yang sedang tersenyum di depan dengan terus melambaikan tangan supaya Hyunjin menghampirinya.
Itu hanya ilusi, ia sadar akan hal tersebut. Namun ia bahagia hanya dengan ilusi saja, ia merasa jika Jungkook memang selalu mengawasinya dan melindunginya sampai kapanpun.
"Aku merindukanmu yeobo."
Ia bergumam kecil dan menghentikan taxi yang berada di depannya dan pergi menuju hotel yang akan menjadi tempat perlindungannya selama di New York.
Selama 6 tahun ia sudah pergi ke berbagai tempat untuk bertemu dengan suaminya, ia mencarinya hanya saat musim semi saja. Di tahun pertama ia mencarinya di Jepang, lalu tahun kedua ia mencarinya ke China, Taiwan, Belanda, dan terakhir Kanada.
Ia mencarinya selama bertahun-tahun. Hingga sekarang adalah tahun ke-6 ia mencari Jungkook sang suami.
Ia mengistirahat kan dirinya di hotel, ia akan menjelajahi New York besok saat tubuhnya sudah tidak terlalu lelah dan menjelajahi semua isi yang terdapat di New York. Ia berharap ia akan bertemu dengannya.
"Jungkook-ah, aku harap kau berada di sini bersamaku, menghirup udara yang sama denganku, menapaki tanah yang aku pijak dan menatap langit yang sama seperti setiap malam yang kita lalui bersama. Aku mengharapkan mu kembali sayang,"
"Aku sangat merindukan mu," bisiknya pelan dan meneteskan air mata yang sudah sangat jarang ia tunjukan, karena ia tahu jika Jungkook tidak menyukai dirinya yang menangis.
Ia memejamkam matanya dan ia merasakan jika seseorang sedang mengusap air matanya dengan ibu jari yang ia yakini itu seperti milik Jungkook.
"Jangan menangis, aku tak bisa menghapus air matamu jika aku sedang tak ada di sampingmu, aku merindukan mu sayang."
Bisik Jungkook sangat pelan yang memang selalu di lakukannya saat Seo Hyunjin menangis atau bersedih dan ia merasakan jika ini seperti nyata hingga ia enggan untuk membuka matanya karena ia ingin merasakan kehadiran Jungkook dengan durasi yang lama.
Namun bayangan Jungkook menghilang dengan cepat setelah mengecup pucuk kepala dan kening Hyunjin.
"Terima kasih sayang, aku mencintaimu."
***
(Anggap aja ini Jungkook yang sedih liat istrinya nangis)
KAMU SEDANG MEMBACA
5. Looking For You [Complete]
FanfictionSeseorang pernah berjanji "Kita akan bertemu di musim semi nanti." Hingga seorang yang di beri janji selalu mencarinya di setiap musim semi, dimana pun ia akan mendatangi negara-negara yang memiliki musim semi. Hingga takdir sedang berbaik hati, ia...