Hyunjin mengikuti langkah pria yang membawanya hingga ia terhenti di depan pintu dengan tulisan Krematorium.
"Kenapa kau membawaku kemari?" Tanyanya dengan tatapan kosong.
"Kau ingin bertemu Jungkook bukan?" Ia mengangguk, "Siapkan dirimu jika kau tidak siap aku tidak akan mengajakmu bertemu dengannya,"
Ia mengangguk kembali. "Aku siap," pria tersebut mengajaknya kedalam dengan merangkul Hyunjin yang mulai lemas saat melihat tabung dengan tulisan nama yang mirip dengan suaminya, bahkan ada foto pernikahan dirinya dengan Jungkook.
Hyunjin menatap lemari dengan tangannya menempel di kaca dan mengusapnya bahkan air mata tak kunjung berhenti dan semakin deras. "Yeobo ... apa yang terjadi? Kenapa kau pergi? Saat aku menemukan mu kenapa kau seperti ini? Apa yang kau sembunyikan?"
Rentetan pertanyaan yang berada di pikirannya selama ini terlontar sudah. "Setelah kalian menikah ... dia mendapatkan kabar jika ia memiliki penyakit mematikan, dia tidak ingin membuatmu kesusahan dan selalu menangis hanya untuk mengurus dirinya yang sakit parah,"
"Kemana saja kau mencarinya?" Tanyanya dengan terus berada di sisi Hyunjin dan menenangkan sepupu iparnya.
"Aku mencarinya di Jepang, China, Taiwan, Belanda dan Kanada," jawabnya dengan terbata.
Pria tersebut tersenyum simpul. "Kalian memang cinta sejati, beliau juga mencari di tempat tersebut kecuali Kanada. Karena di saat musim semi di Belanda di hari terakhir, ia pergi untuk selamanya."
"Tapi aku tidak bertemu dengannya!?" Ia terus menangis dengan menatap tabung Jungkook.
"Mungkin saat kau pergi dia datang, setiap tahun aku ikut bersamanya, menemaninya mencarimu hingga ia tidak tahan dan menyerahkannya padaku untuk tetap mencarimu dan aku beruntung di tahun ini aku bisa menemukanmu," ia mengambil sepucuk surat yang sudah menemani abu Jungkook di dalam lemari yang memang di tujukan untuk istri dari Jeon Jungkook.
Ia menyerahkannya pada Hyunjin. "Dia menitipkan ini padaku, dia begitu menyayangimu dan sangat mencintaimu. Ia ingin memberi kabar padamu tapi ia tidak sanggup mendengar suaramu, kau adalah salah satu alasannya bisa bertahan hingga 4 tahun lamanya dan bertahan untuk bisa bertemu dengan dirimu."
Dengan cepat Hyunjin membuka surat yang di berikan padanya.
Wahai cintaku yang abadi Jeon Hyunjin.
Aku tahu kau kesepian dan selalu menangis di saat merindukanku. Aku pun seperti itu, aku sangat merindukanmu.
Maafkan aku yang berbohong dan pergi tanpa memberitahumu yang sebenarnya. Mungkin sekarang kau sudah menemukanku, aku sangat bahagia kau benar-benar mencariku di musim semi. Maafkan aku telah menyusahkanmu untuk mencari manusia semacam aku.
Aku berharap kau selalu bahagia, aku menitipkanmu kepada sepupuku Jeon Jaemin, mungkin kau terkejut saat pertama kali melihatnya bukan? Dia sangat mirip denganku bahkan setiap detailnya dia memang menyerupaiku.
Aku titip dia padamu, cintai dia layaknya kau mencintaiku. Dia pun berusaha mencintaimu selama aku sakit karena aku ingin kau di jaga oleh seseorang yang memang bisa mencintaimu dengan tulus.
Aku mencintaimu selalu Jeon Hyunjin. Aku berharap kita bertemu di surga nanti dan menjadi sepasang raja dan ratu yang bahagia disana. Aku mencintaimu.
Jeon Jungkook.
"Hyunjin-ah, maukah kau menikah denganku? Aku tidak berusaha menghapus bayangan Jungkook, aku hanya ingin berusaha untuk menjagamu dan selalu melindungimu seperti yang selalu Jungkook lakukan padamu, apa kau bersedia membina rumah tangga dan memiliki keturunan bersamaku?"
Hyunjin mengangguk pelan, Jaemin memeluk Hyunjin yang ia rasa seperti memeluk tubuh suaminya yang telah meninggal dua tahun yang lalu.
Aku selalu mencintaimu Jeon Jungkook.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
5. Looking For You [Complete]
FanfictionSeseorang pernah berjanji "Kita akan bertemu di musim semi nanti." Hingga seorang yang di beri janji selalu mencarinya di setiap musim semi, dimana pun ia akan mendatangi negara-negara yang memiliki musim semi. Hingga takdir sedang berbaik hati, ia...