MLC - 1. Sudah kuduga..

1.3K 134 6
                                    

Hope you guys like it 😉
Happy Reading
Typo(s)

(Jimin POV)

"Meong..."

Seekor kucing berwarna putih dan orange menyambutku di depan pintu saat aku keluar. Ia mendekatiku lalu berputar mengelilingiku. Bahkan menggeliat diantara kakiku. Aku tidak tahu kucing siapa ini tapi kucing itu terlihat terurus. Bulunya bagus, lebat, lembut, matanya cerah.

Setiap pagi ia selalu ada di depan pintu rumahku. Berdiri didepan pintu seakan menyambutku ketika ingin berangkat kerja. Aku tidak melihatnya di waktu lainnya. Kadang saat malam ia akan datang dan tiduran di teras rumah. Aku pernah mengajaknya masuk ke rumahku dan keesokan harinya ia pergi. Saat kuingin mengajaknya masuk kembali ia tidak mau. Apa ia takut dengan anjingku? Aku tidak tahu tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaganya.

Oh ya, perkenalkan namaku Park Jimin. Umur 23 tahun. Aku seorang florist. Aku memiliki toko bunga bernama "La Fleur D'Eden". Apakah ini toko orang tuaku? Tidak, ini punyaku. Ahh ya, aku "kabur" atau lebih tepatnya diusir oleh ayahku karena tidak menerima perjodohan yang mereka adakan. Heloo, Ini tahun 2019 dan orang tuaku masih melakukan tindakan orang abad ke 19 seperti itu? Aku ingin mencari cintaku sendiri. Oleh sebab itu aku kabur dan tinggal di Gyeongju. Daerah dekat pesisir pantai dan juga kota pariwisata juga kota sejarah. Lingkungan disini masih hijau tidak seperti di Seoul.

Hanya perlu berjalan kaki sekitar 20 menit dan aku sudah sampai di toko bungaku. Di belakang toko ini aku mempunyai kebun bungaku sendiri. Ah yaa, aku menanam kebanyakan dari bunga yang aku jual. Aku sangat menyukai bunga, mereka sangat cantik dan sangat bermakna. Orang tuaku tidak tahu tentang hal ini aku yakin. Mana mungkin mereka tahu apa yang anak mereka sukai jika mereka hanya gila kerja bukan?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jam 4 sore aku mulai membereskan tokoku. Hanya menyirami sedikit bunga-bungaku, menyapu lantai, mengelap meja dan mengecek persediaan perlengkapan untuk buket. Seperti kertas hias dan pita berbagai warna, kartu ucapan, kotak kado, dll.

Krieett

Aku menengok pada pintu dan mendapati seorang pria tinggi, rambut warna biru, menggunakan kacamata. Ia lebih tinggi dariku. Hari ini ia menggunakan masker yang menutupi wajahnya

Beberapa hari ini ia selalu datang untuk membeli bunga mawar merah. Pertama kali datang ia berkata, bunga itu untuk ibunya. Lalu katanya untuk adiknya. Kemarin berkata untuk tetangganya yang sedang melahirkan.

"Apa tokomu sudah tutup, Jiminssii??"

Ia membuka maskernya dan topinya kemudian menuju meja kasir, kepadaku.

"Belum kok. Apa kau ingin membeli mawar merah lagi??"

"Ahh, kau tau saja.." Ia tersenyum canggung padaku sambil menggaruk tengkuknya yang aku yakin sebenarnya tidak gatal itu.

"Tentu, tunggu sebentar yaa.."

Aku segera merangkaikan sebuket mawar merah pesanannya kemudian menyerahkan bunga itu padanya. Diatas meja sudah ada uang untuk sebuket mawar itu. Aku pun tersenyum dan memberikan bunga itu padanya.

"Untuk siapa kali ini bunga itu kalau boleh tahu??" Tanyaku sambil memberikan uang kembalian kepadanya.

"Ehhmmm... untuk... Nenekku???" Ia mengulum senyumnya. Sepertinya ia bingung ingin menjawab apa kali ini. Aku hanya tertawa kecil mendengarnya.

"Tentu. Sampaikan salamku pada nenekmu. Terima Kasih sudah berbelanja di D'Eden."

Ia kembali memakai maskernya dan menatapku kemudian keluar dari tokoku. Pelanggan yang menarik bukan?

My Lucky Cat [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang