MLC - 6. Florist

436 70 17
                                    

Typo(s)
Long Chapter 1.8k+

Happy Reading.


Setelah acara tangis-menangis nya selesai, di sini lah mereka sekarang di ruang depan tempat display bunga-bunga ada sebuah meja panjang, tempat Jimin menyimpan pesanan yang sudah jadi. Psst.. Jimin juga sengaja menutup toko lebih cepat hari ini. Jangan bilang Taehyung ya..

Taehyung sudah memakai apron coklat dan ia sedang memperhatikan Jimin yang sedang menjelaskan cara membuat hiasan bunga dalam gelas kaca. Di dalam gelas kaca itu sudah ada gabus basah, tempat menancapkan bunga-bunga agar tahan lama.

Jimin bilang, "Nah, Taehyung. Kita buat bunga dalam gelas kaca dulu ya hari ini.. Ini gampang kok.."

Jimin bilang, "Taehyung, bunganya harus digunting seperti ini yaa.."

Jimin bilang, "Taehyung, nanti bisa atur bunganya sesukai Taehyung-ie.. Aku sih suka warna-warna putih, pink, dan ungu.. Kalau Taehyung mau bikin warna lainnya juga boleh.."

Jimin bilang, "Taehyung juga bisa tambahin daun-daun kecil di sela-sela bunganya, seperti ini.."

Jimin bilang, "Tae, nanti kalau sudah jadi bisa dibawa pulang ya untuk keluargamu, hehee.."

Dan selama Jimin bilang itu Taehyung terus memperhatikan Jimin yang tersenyum saat menjelaskan segala hal padanya. Memperhatikan Jimin yang sedang serius saat sedang menata bunga-bunganya dengan pinset. Memperhatikan tangan Jimin yang mungil ternyata bisa masuk dalam gelas kaca itu untuk mengatur bunga-bunganya. Lucu sekali.. Kadang juga mengiyakan ucapan Jimin tanda jika ia mengerti.

"Oh iya, tangan Taehyung muat tidak ya dalam gelas kacanya?? 

Taehyung pun langsung mencoba memasukan tangannya dalam gelas beberapa kali, "Aduh, Ji.. Ga muat hahaha.."

Jimin pun jadi ikut tertawa melihat tingkah namja di sampingnya ini sampai-sampai matanya hilang. DIgantikan oleh dua bulan sabit yang sangat indah menurut Taehyung.

Taehyung pun gemas langsung menangkup kedua pipi Jimin dengan tangannya yang besar.

"Duh, duh.. Gemas sekali sih liat kamu ketawa Ji.." Sambil menekan tangannya sehingga bibir Jimin jadi semakin mengerucut lucu. Kaya bebek..

"Lew-phass.. Taeee.. Isshh.." Jimin ngomongnya jadi susah, sambil mencoba melepaskan tangan Taehyung dari pipinya.

Taehyung mengendurkan tangannya tapi tangannya tetap di pipi Jimin. Lalu ditekan lagi. Lalu dilepas lagi. Lalu ditekan lagi. Udah pipi Jimin kaya bantal lagi. Jadi makin suka Taehyung megang pipinya Jimin.

"Ihhhh.. Taew-hyung, jahatt.. Lew-pwasin pipi Chim sakit tawuuu.." 

Akhirnya Taehyung melepas tangannya karena kasihan melihat pipi nammja imut di depannya memerah karena perbuatannya.

Jimin langsung mengelus pipinya sendiri. Pasti merah, begitu pikirnya.

"Sini-sini biar Taehyung liat." Taehyung pun mencoba untuk menyingkirkan tangan Jimin dari pipinya. Dan benar saja, pipi Jimin sudah memerah. Jadi Taeheyung pun mengusap-usap lembut pipi Jimin.

"Maaf, ya.." Jimin malah malu sendiri karena ditatap intens oleh Taehyung. Apalagi saat ini Taehyung memajukan wajahnya.

"T-tae.. Apa yang kau lakukan?" Jimin menutup matanya, menunggu apa yang akan dilakukan Taehyung selanjutnya.

Beberapa detik kemudian, ia merasakan ada hembusan angin pada pipi kanannya. Saat ia membuka mata, ia melihat Taehyung kembali meniupkan nafas pada pipi kirinya.

My Lucky Cat [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang