Moon is Glad

727 63 14
                                    

"Duaarrr" suara ledakan lagi lagi membunyi di malam dingin ini.
Tak lupa suara tembakan juga pertarungan memggema diruangan besar ini.

"Duaarrr"
Dan Lagi lagi suara Ledakan  membuat para anak buah kami terpental banyak dari mereka yang terluka parah dan bahkan meregang nyawa.

Aku menggigit bibir ku sendiri kala pria jangkung yang baru saja melindungi ku dari ledakan terjatuh ambruk ke pangkuan ku.

"Dazai-san"

"Kau tak apa kan uhuk" Dazai-san tersenyum ia masih menanyakan keadaan ku di saat keadaan nya sudah sangat memperhatikan luka di banyak bagian dan perban di matanya yang sudah mengeluarkan darah.

"Pikirkan diri mu sendiri Dazai-san" raut khawatir jelas terpancar di kelereng ku melihat pria tampan itu tertunduk jatuh di pangkuan ku

"Aaaku tak masalah asal wanita ku baik-baik saja, aaaa aku bersyukur jika mati di paha lembut ini" Pria berambut gelap itu semakin memperdalam kepala nya di pahaku aku sendiri dapat merasakan rembesan rembesan darah yang menyentuh kulit ku.

Lelah, kami sudah kehabiasan tenaga juga senjata sudah 48 jam lebih beralalu kami menyerang sebuah geng dengan anggota nya yang lumayan banyak belum lagi para petinggi dan bos akhir yang kini tengah adu kemampuan dengan Chuuya-kun.

"Teme Dazai hentikan sikap lebay menjijikan mu itu jangan seenaknya tertidur seperti itu!" Suara triakan berasal dari sampingku pria bertopi yang terlihat sama berantakan nya dengan pria di pangkuan ku

"Chuuya-kun

"Yoo kau tak apa" Chuuya-kun masih berjalan mendekat berjalan sempoyongan dengan darah segar yang mengalir dari mulut nya.

"Haha kau terluka parah ya chibi Chuuya" sebuah suara muncul dari pangkuan ku Dazai-san membalikan badan nya terlentang menjadikan pangkuan ku sebagai bantal nya

"Teme Dazai kubilang per-"
"Bruk" sang pria bertopi hampir terjatuh  sebelum kaki ku reflek  berdiri membuat Dazai-san ikut bangkit dari tidur nya, tangan ku terlurur untuk menghampiri Chuuya-kun lalu menopang tubuh nya tepat di pelukan ku.

Tenaga Chuuya-kun terkuras habis karena ia terlalu banyak menggunkan kemampuan nya.
Dan oh siapa sangka luka yang di derita oleh Chuuya-kun lebih fatal di banding luka nya Dazai-san.

"Chuuya-kun, hei Chuuya-kun" ku usap pelan helai terang Chuuya-kun , telinga ku dapat mendengar dengan jelas suara berat dari nafas Chuuya-kun yang kesulitan untuk bernafas.

Apa yang harus aku lakukan, ah air mata sudah tak terbendung di irish ku, kemampuan ku sendiri bukanlah kemanpuan pertarungan, maka itu luka ku adalah yang paling ringan, karena Chuuya-kun dan Dazai-san selalu melindungi ku.

Kemampuan ku sendiri hanyalah seorang penyembuh heal  ataupun pemberi tenaga kepada teman yang kelelelan dengan menggunakan air untuk di jadikan penyembuh luka maupun obat.
Tak ada yang spesial bukan, hanya seperti dokter biasa hanya saja kemampuan ku dapat digunakan dengan cepat di medan pertempuran makanya Bos memilihku untuk menjadi asist dari Dazai-san dan Chuuya-kun.

Dan kini saat Chuuya-kun membutuhkan ku, aku sudah tak punya lagi tenaga juga kekuatan ku yang benar benar sudah habis bayangkan saja sudah lebih dari ratusan orang yang telah aku sembuhkan.

Kami salah perhitungan memang, musuh jauh lebih banyak dari perkiraan kami. Memang misi berjalan sukses karena bos terakhir telah di kalahkan oleh Chuuya-kun, namun percuma apabila Chuuya-kun tak sadarkan diri saat ini bahkan untuk bernafas juga sulit.

Dan aku tak tahu harus melakukan apa dengan kekuatan ku untuk menolong Chuuya-kun, hanya satu yang ada di kepala ku bahwa aku tak ingin kehilangan Chuuya-kun.

Kaki ku lemas dan terjatuh terduduk tentu dengan tubuh lemas Chuuya-kun yang masih menimpa ku.

Aku rasa ini cara satu satu nya, aku menggigit bibir ku hingga mengeluarkan darah segar, lalu mengangkat menopang wajah porselen milik Chuuya-kun dan meraih bibir mungil Chuyaa-kun dengan bibir ku,

Ku hisap pelan bibir nya yang di balas hal serupa oleh Chuuya-kun ia menghisap kuat bibirr bawah ku sengaja utuk menghisap darah yang keluar di bibirku.

Beberapa menit berlalu aku melepas tautan bibir kami,

Chuuya-kun tersenyum manik terang nya menatap lembut ke manik ku,
"Arigatou, telah menyelamatkan ku" lirih nya, suara nya masih terdengar pelan.

Aku mengelus pelan helai rambut nya sungguh perasaan lega yang ku terima saat mendengar hembusan nafas Chuuya-kun kembali.

Aku mengusap bibirku, aku sama sekali tak menyangka bahwa ciuman yang ku niatkan untuk menyembuhkan Chuuya-kun malah aku nikmati.

Dan aku masih teringat betapa lembut dan basah nya bibir milik Chuuya-kun yang telah ku kecap tadi dan rasa perih yang masih menjalar di bibir bekas hisapan Chuuya-kun tadi.

"Maaf tapi aku tak bisa bergerak lagi" Chuuya-kun kembali berucap lalu setelah nya manik nya terpejam aku tau bahwa ia tertidur.

'Deg'
Perasaan tidak enak ini hawa yang gelap berada di belakang ku, Apa masih ada musuh di belakang ku yang menghadirkan hawa mencekam ini. Ku tengok pelan ke arah belakang  dan tak ada, sama sekali tak ada musuh yang tersisa lalu apa hawa mencekam ini milik nya, satu satu nya orang yang kini tengah bersender duduk dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Dazai-san"  ia masih menatap ku dengan senyuman yang belum pernah aku lihat di wajah rupawan nya yang sejujur membuat perasaan tak mengenakan di bathin ku.

Menyenderkan pelan tubuh Chuuya-kun, aku bangkit susah payah mengampiri satu pria berambut gelap yang dari tadi memandang ku dengan aneh.

"Dazai-san kau tak apa" aku terduduk di hadapan Dazai-san

"Tak apa, luka ku tak separah milik Chuuya" ia masih tersenyum, senyum yang menampilkan sesutu yang aneh di mataku, bukan senyuman jahil, apalgi senyuman manis seterang sunshine yang biasa ia tunjukan.

Aku sendiri tak tahu yang aku lakukan hanya saja tubuh ku reflek memeluk nya, dan aku mendapat respon dari Dazai-san, ia melepaskan pelukan ku lalu menatap sendu seseaat kemudian bibir tipis nya telah menempel di bibirku.

Ia tak menghisap seperti Chuuya-kun tadi tapi lidah miliknya mengusap pelan bibir bawah ku yang terluka dan terasa perih lalu mencium lembut pelan bibirku, Dazai-san menarik pinggang ku membuat lebih mendekat dari sebelum nya melingkarkan lengan nya di pinggang ku, dan masih terus mengulum serta mengecap pelan dan semakin dalam bibirku.

Dazai-san melepaskan bibirku nafas nya tersengal begitupun dengan ku.
"Wah kau juga menyembuhkan ku" Dazai-san tersenyum kembali senyum lembut yang selalu aku lihat.

"Dazai-san aku selalu suka senyuman mu" dan aku mulai kehilangan kesadaran namun aku dapat merasakan lengan kekar berperban itu kembali menangkap tubuhku di dekapan nya.
.

"Jadi malam ini adalah malam yang gelap atau indah?"
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

My Sunshine (Dazai x Reader) (Chuuya x Reader) (DazaixReaderxChuuya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang