Rainfall

396 41 0
                                    

Sebuah mantel hitam lumayan tebal dan juga fancy hat, menempel anggun di tubuh dan puncak kepala ku, menjadi penghalang bagi air langit untuk langsung membasahi ku.
Ia merekatkan lengan nya di pundak ku menjaga agar aku tak kebasahan lebih dari ini

"Hujan nya deras sekali ya" gumam nya, setelah memasuki sebuah apartemen mewah bernuansa shaby chic atau lebih tepat nya adalah apartemen ku.

Aku bergegas menaruh belanjaan ku di Meja dapur
"Dan lihat lah dirimu Chuuya-kun kau basah kuyup" aku memperhatikan pria dihadapan ku yang kini tengah mengesekan kedua lengan nya untuk menghangatkan diri nya sendiri.

"Sesekali seperti ini tak apa kan?" Pria berambut orange tanpa topi itu tersenyum

"Yaa menjadi tontonan banyak orang karena kita berkendara motor membawa belanjaan besar ini sambil hujan-hujanan" aku meraih sebuah handuk untuk segera memakaikan nya di kepala orange pria tampan di hadapan ku
Kepala ya nya tertunduk di depan dadaku mempermudah ku untuk segera mengeringkan helai terang nya.

"Sudah syukur di kasih tumpangan" Chuyaa-kun nama nya ia malah menjawab cuek,

"Kalau tahu begini padahal kita tunggu Daza-" ucapan ku terpotong kala pria yang mempunyai tinggi sama seperti ku ini, mendempetkan tubuh ku dengan tubuh basah kuyup nya
"Aku ingin mandi" ujat nya menatap langsung ke irish ku, mengalihkan pembicaraan

"Aaaa aakan ku siapkan air hangat ya" aku berlari kecil menuju kamar mandi menyalahkan shower mengisi bathub dengan air hangat dan juga aroma therapy

"Chuuya-kun sudah selesai" triak ku dan aku yakin itu pasti terdengar oleh telinga nya,

Ia menghampiri ku dengan tatapan yang sulit diartikan

"Ada apa?" Tanyaku melihat wajah tampan nya muram

"Jadi Dazai sering sekali kesini ya?" Pria itu bertanya dengan tatapan yang lumayan sinis

Aku mengabsen ruangan ku seketika,
Mantel hitam panjang tergantung tepat di sebelah alat pengering pakaian, dua buah sikat gigi yang berada tepat secangkir di wastafel,

Aku menggaruk kepla ku yang tak gatal "ah yaa kemarin dia menggunakan kamar mandi ku" ucapku jujur

Chuuya-kun lagi lagi tersenyum sinis
"Sepatu hitam bersize besar yang ada di rak sepatu mu, dua buah mangkuk dua pasang sumpit dan dua buah gelas habis di pakai yang berada di dapur mu, dan gulungan perban yang ada di sofa mu tch, seperti Dazai benar-benar tinggal disini bersama mu" Chuuya-kun mendecih terlihat jelas di raut rupawan nya bahwa ia sedang kesal

Aku hanya bisa diam bingung harus menjawab apa karena yang dikatakan Chuuya-kun bahwa semua barang yang di sebutkan oleh nya adalah milik Dazai-san dan Dazai-san juga sering menginap di sini.

"Hahh, jadi itu benar-benar terjadi ya" Chuuya-kun berbicara dengan nada membentak

"Itu tak seperti yang kau duga Chuuya-kun" ucapku memegang pelan lengan kanan nya berharap ia lebih tenang

"Aku melihat nya, degan mata kepalaku sendiri berlatar matahari terbit" ucap nya mencekram kuat lengan ku

Aku mengerti maksud yang di katakan Chuuya-kun sangat mengerti

"Melihat kau dan Dazai sialan bermesraan" ucap nya dengan mata yang berkilat amarah.

Aku terdiam

"Hora kau tak bisa menjawab berarti benar kan, padahal aku datang sepagi itu mengkhawatirkan mu, dan kau malah bersama Dazai"  suara serak nya makin menggema di telinga ku ia membentak ku dengan nada tinggi suara yang belum pernah aku dengar sebelum nya

"Lalu?" ucapaku kesal
Dia langsung menatap ku

"Aku tak mengerti mengapa kau semarah ini padaku?, kau ini siapa kekasih ku juga bukan kan?" aku menaikan nada biacara ku sama hal nya dengan suara nya.

"Oh baiklah, kau benar sekali nona" ucapnya melepaskan cengkraman nya lalu pergi meninggalkan ku

Ia mengambil kasar topi serta mantel hitam nya memakai sepatu hitam nya

"Kau mau kemana" aku masih mengikuti nya mengekor apa yang tengah ia lakukan

Ia tak merespon sama sekali ia berniat membuka pintu putih apartemen ku namun lengan ku sigap meraih lengan nya,

"Jangan, di luar masih hujan" ucapku mencegah nya

Ia menyingkirkan lengan ku yang memegang lengan nya, namun aku masih meraih nya entah kenapa aku tak ingin ia pergi saat ini.

"Lepaskan" ucap nya dingin

"Tidak" jawabku memeluk punggung nya
Ia terdiam tak merespon apapun

"Aku mohon jangan pergi" aku rasanya ingin menangis

"Chuuya-kun...akuu merindukan mu.." suara ku tercekat ternyata air mata sudah mebasahi pipi ku

Dan itu berhasil membuat pria sepantaran dengan ku ini berbalik lalu membalas pelukan ku erat

"Aku ingin memiliki mu" ia menatap wajah ku sendu
lalu melumat bibir ku pelan dan begitu hangat, aku membalas nya dengan sukarela mempersihlakan lidah lunak nya untuk mengecap lebih dalam mulut ku
Mendepetkan tubuh nya padaku, lengan kanan nya meraba-raba tubuh ku, lengan kiri masih mendekap erat tubuh ku.

Nafas nya memburu begitupun dengan ku, kami sama-sama kehabisan nafas benang salvina terasambung dari mulut kami berdua

"Aku mencintai mu"
"Jadilah miliku ku"
"Aku mohon, tidak aku memaksa"
Sebuah pernyataan beruntun ia sampaikan mengenggam erat lenganku

Aku tersenyum mengangguk, sungguh aku sangat senang mendengar ucapan dari pria berambut orange ini.

Dan lagi Chuuya-kun membawa ku kedalam dekapan ternyaman nya.

"ooo sepertinya malam ini kita akan melakukan nya" Chuuya-kun tersenyum nakal menhirup dalam leher ku, lalu meberi satu dua tanda merah disana.

"Aku juga Mencintai Chuuya-kun".

.
.
.
.
.
Pria tampan berlari sedikit kencang, menerobos deras nya hujan ia bahkan takpeduli bahwa keadaan nya sudah sangat memprihatinkan, mantel panjang nya yang basah kuyup juga beberapa kotoran yang menempel disana akibat cipratan dari langakah panjang nya,

Ia berlari cukup kencang, nafas nya memburu artinya kelelahan, mata coklat nya memandang penuh arti, sesekali ia memegang telinga kanan nya, lalu menggeram penuh amarah sesaat kemudian.

Seperti halnya ia mendengar sebuah suara dari telinga kanan nya

"Chuuya sialan, takan ku biarkan kau mengambil gadis ku" pria itu berkata lagi.
.
.
.
.
.
Tbc

My Sunshine (Dazai x Reader) (Chuuya x Reader) (DazaixReaderxChuuya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang