0.3 🚨 I

999 105 2
                                    


(dukungan dalam buat ff itu penting, bukanya ngemis vote dan apalah tapi hargai penulis 😥)

Berjalan sendiri menikmati istirahat nya. Jimin dengan sweater biru dibalut dengan jaz putih nya menikmati jalan di dekat rumah sakit.

Hari ini ia hanya memiliki lima jam bertugas di rumah sakit. Dengan ec crim ditanganya menatap jalan raya yang lumayan ramai.

"ojisan jeno mau ice crime". Telinganya yang tajam dapat mendengar suara rengekan anak kecil yang ada di kursi taman yang di tempatinya.

Jimin membalikan badanya menatap kebelakangnya.

"Jeno? ". Jeno menoleh kearah jimin dengan sumringa.

"ane-can". Jeno menubruk tubuh jimin dengan keras mampu membuat nya limbung.

Namun sebuah lengan melingkar apik di pinggang nya, membuatnya tidak jadi jatuh.

"kau tak apa? ". Suara bariton yang sangat ia rindukan.

Kali ini ia harus di pertemukan lagi dengan namja pengisi hatinya.

"ahk, nae gwanchanha, gomawo". Jimin melepaskan lengan Taehyung yang melingkar di pinggangnya.

"ane-can sedang apa disini? ".

"aku sedang makan ice crime kau mau? ". Jeno yang di tawari pun mengangguk antusias, jika ia meminta pada pamanya sudah dipastikan kalau ia tidak akan diberi.

Karena Taehyung itu penurut pada hyung iparnya.

"ini ambila ane-can sudah kenyang". Senyum jimin hangat.

Sedangkan Taehyung menatap nya tanpa berkedip sama sekali. Ada rasa rindu di hatinya.

Ia rindu jimin sahabatnnya, ia rindu pelukan jimin, intinya ia rindu segalanya yang ada pada jimin.

"jeno tidak sekolah?". Sekarang mereka duduk di bangku taman. Terlihat seperti keluarga serasi bukan?.

Taehyung hanya diam menatap interaksi mereka tanpa ada minat untuk ikut pembicaraan mereka sama sekali. Namun mata setajam elang itu tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain selain ke arah Jimin seorang, seakan ada cahaya matahari menyinari jimin tanpa cela sama sekali yang mampu membuat nya jatuh untuk yang entah keberapa kali.

Tawanya, senyumnya, lekukan pahatan diwajahnya dengan beberapa keringat yang menetes karena cuaca panas.

'shit'. Seharusnya ia tahu kalau jimin tidak tahan dengan cuaca sepanas ini.

Ia sangat ingat saat eomma park hampir pingsan karena anak bungsunya terkena udara panas yang membuat jimin kritis selama beberapa hari.

Keringat dingin menuruni wajah cantik jimin. Perutnya terasa kram, beberapa ringisan keluar dari mulutnya.

"ane-can kenapa?, ojisan! Ane-can kenapa?". Teriakan jeno membangunkan Taehyung dari lamunanya.

Matanya membola saat jimin sudah merosot ke tanah.
Segera ia mengahampirinya dengan perasaan kalut.

"JIMIN!! ".

"ahk sakit tae, pe_perutku". Terkejutan di tambah lagi dengan perut jimin yang buncit.

"aish, sial". Tanpa bertanya lagi Taehyung mengangkat jimin di gendongan bridyal style.

Sedangkan jeno terus menangis tersedu-sedu melihat ane-can nya kesakitan.

[soulmate]~in the name of love~ = {vmin} ((END)) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang