Aku menyesuaikan cahaya yang masuk pada retina mataku. Bayangan orang-orang dihadapanku kian jelas sedang terharu dengan sadarku. Kutebak mereka sepasang suami istri. Si suami berlari keluar sambil berteriak "Dokter... Dokter... Pasien 3165 Telah bangun". si istri tersenyum cerah menggenggam tanganku dan kemudian memelukku. Si suami kembali, dengan dokter yang langsung memeriksa denyut nadi, pupil mata juga suhuku.
"Siapa namamu nak?? " aku terdiam, memutar pertanyaan itu diotakku memaksa mencari jawaban. Betul, siapa aku, kenapa aku disini, ada apa denganku. Bukan jawaban, justru pertanyaannya demi pertanyaan yang kutemui. Telingaku mendengung, kepalaku penuh
"Siapa aku, siapa aku, siapa aku, siapa aku"
Tangan lembut itu kembali meraih aku, membawa aku kedalam pelukannya dan mengusap lembut rambutku. Dengingan ditelingaku hilang, pertanyaan berulang itu juga."Namamu Kwon Lalisa, Aku ibumu, lelaki tua dihadapanmu itu Ayahmu, yang dibalik pintu sana Oppamu" ucapnya membuat aku tenang, dia melepas pelukannya dan mencium keningku,kemudian mundur dan berbicara dengan dokter yang sejak tadi menahan diri agar tak ikut campur.
"Ayo kita pulang nak, Lalisa pasti sudah rindu dengan rumah"
-bersambung-
Masih prolog, mumpung idenya segerr dikepalaa, buru-buru dipost, semoga kalian sukaaa.
Tetep Jilice, tapi nggk idol story.
Vote dan komen euyyy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally
Fanfiction⚠18+ Aku bangun disebuah kamar Rumah Sakit. Disambut tatap senang, haru dan bingung orang-orang yang sangat asing dipandanganku. Satu-satunya wanita dihadapanku itu memelukku erat sambil berucap syukur atas sadarku,kemudian bertanya "Siapa namamu...