Lisa menyeret kakinya mengikuti wali kelas yang lebih dulu memasuki ruangan dan menarik atensi semua siswa. Lisa gugup karna ini kali pertama ia bersosialisasi dengan orang lain selain Eomma, Appa dan Oppanya. Dia baru hilang ingatan, wajar semuanya terasa baru untuknya.
"Ayo masuk nak, perkenalan dirimu"
Tungkainya berjalan kedepan kelas dan menunduk tanda memberikan salam"Anyeonghaseo, perkenalan namaku Kwon Lalisa. Kalian bisa memanggilku Lisa" singkatnya Lisa memperkenalkan diri kemudian diberi tempat duduk dibelakang oleh wali kelas,sebelum beberapa saat kemudian pembelajaran dimulai.
"Ssst... Hei.. Hei.. " gadis itu menoleh kearah sumber suara
"Ya.??? "
"Aku Rosie, kau pasti belun dapat buku. Ini bukuku kau pakai saja dulu" ucap sigadis dengan nada berbisik yang kemudian diterima Lisa.
"Kamshamida Rosie... " dibalas anggukan juga senyum ikhlas Rosie
*****
"Apa kau orang kaya???"
"Hah!? "
"Maksudku begini, Ini pertengahan semester, satu semester lagi kita lulus. Dan kau bisa pindah kesekolah ini. Biasanya tak pernah ada murid baru jika sudah kelas 3"
"hmmm...kukira aku bukan anak orang kaya, mungkin aku hanya beruntung dan kebetulan orang tuaku pandai berbicara, jadi kepala sekolah luluh"
"hahaha, kuanggap inti dari semua itu ya"
"ehh tapi aku tanya seperti itu, bukan berarti aku mau berteman denganmu karena taraf sosialmu yaaa, aku melihat kau agak bingung dengan semuanya tadii, jadii aku mengajakmu berbicara"
"Dan.... Fyi, aku juga anak baru tahun lalu, jadi aku tahu posisi bingung itu. Hehehe"
Gadis dihadapanku ini benar-benar banyak bicara dan harus kuakui pandai berteman. Belum genap sehari kami bertemu dan dia sudah membuatku nyaman dengannya. Aku suka tipe orang yang blak-blakan seperti ini, setidaknya ketika ada masalah nanti dia tidak akan mencibirku di sosial media atau mengirim gosip keorang lain sebelum sampai denganku. Sesuai saran dari eomma, tandai temanmu dan selalu menempellah dengannya."Rosie.... Ayo berteman" ucapku antusias yang mendapat tatapan aneh darinya
"Hahaha, dasar anehh, kau pikir kita anak TK"
"tentu, ayo berteman! " sambungnya yang membut tawa kami pecah.
Ting!
Suara notifikasi iPhone gadis dihadapanku ini berhasil menarik perhatian kami, memotong kegiatan berbagi infromasi tentang sekolah internasional ini. Dia memasukkan bukunya dan menyandang tasnya"Lisa...aku pulang duluan, ibuku sudah menunggu didepan"
Aku mengangguk tanda iya dan segera beranjak dari bangku taman sekolah menuju gerbang. Tanganku merogoh saku rok seragamku mencoba mencari uang dan kartu yang diberikan oppa Jiyong tadi pagi, beranjak dari rok aku kalap berhenti dihalte kemudian membongkar semua isi tasku, tak ada juga, aku kemudian memasukkan asal barangku kedalam tas dan berlari kecil menuju kelas, asli aku ingin berlari kencang, namun aku tak mau terlalu menarik perhatian."Sial! Disini juga tidak ada" umpatku tatkala tak menemukan uang dan kartu kredit yang baru kuterima pagi tadi.
"Bagaimana aku pulang?? Oppa bilang jangan meneleponnya, jalan kaki aku tak tau jalan menuju rumah. Menelepon eomma dan appa sama saja membuat mereka khawatir" gumamku terus sambil mengitari kelas mencoba mencari dibalik pintu, bawah meja, bahkan di tong sampah depan kelas.
"Tak ada harapan. Sudah hilang, aaarrrgghh.... Bagaiamana aku pulang, aku lupa meminta nomor Rosie, tau begini aku akan ikut dengannya tadi" aku tertunduk lesu didepan kelas sambil menatap sepatuku, jujur aku bingung, sekolah sudah sepi, hanya anak olahraga dan cheers yang sedang latihan bersama di lapangan. Akan sangat aneh jika aku menghampiri mereka dan meminjam uang, kenal saja mereka tidak.
"Heh! "
Aku tersentak mendengar suara berat dari sampingku,mataku sontak menoleh kearah bunyi itu dan menemukan laki-laki dengan seragam sama denganku sedang berjalan. Kearahku."Dompetku pasti sudah ada yang menemukannya, jika orang baik, besok pasti sudah ada di pusat informasi"
"Kenapa kamu bisa tahu aku kehilangan dompet?"
"Tadi aku tidak sengaja mendengar kau bicara sendiri" mulutku ber "O" ria sambil mengangguk paham.
"Ini, pakai saja. Jika kau ingin mengembalikannya, aku anak kelas sebelah" dia menyodorkan beberapa lembar uang yang langsung kuambil.
"Terimakasih, aku akan menggantinya besok,kalau boleh tau namamu siapa? "
"Bobby"
******
"Kau dari mana saja??"
"Maaf oppa, uang dan kartu kredit yang oppa berikan tadi pagi hilang, aku mencarinya tadi. Syukurr ada teman yang berbaik hati meminjamkan uangnya untukku, jika tidakk pasti aku akan bermalam disekolah. Maaf membuat oppa khawatir "
"O"
Aku mengelus dada tak percaya dengan jawaban pria tua dihadapanku ini. Dari sepuluh bait ucapanku dia hanya menjawab dengan 1 huruf. Aku menyesal menjawabnya dengan antusias tadi."Permisi, aku kekamar dulu oppa" aku berusaha tak menunjukkan rasa jengkelku, daripada terjebak diruang tengah penuh atmosfer canggung dengan pria dingin ini, lebih baik aku tidur dikamarku.
"Oh iya, aku lupa nanti malam kita ada acara makan malam mewakili eomma dan appa. Aku tak suka menunggu, jam 6 kau harus sudah siap"
"Ne oppa"
-bersambung-
Udah lama update, seki update dikit. Huhh dasar akuuVote dan komen gaiss
Sejauh ini kalian tim Jiyong atau Tim Bobby
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally
Fanfiction⚠18+ Aku bangun disebuah kamar Rumah Sakit. Disambut tatap senang, haru dan bingung orang-orang yang sangat asing dipandanganku. Satu-satunya wanita dihadapanku itu memelukku erat sambil berucap syukur atas sadarku,kemudian bertanya "Siapa namamu...