Sial sial siallllllll
Kenapa sih tu kutu anjing datang lagi ke daerah sini? "Seneng" 1 bulan ga pernah ketemu dia, eh-- gaada angin gaada gledek tiba-tiba dateng di hadapan gw. Udah sante banget lagi tu kutu anjing. Anjir.
Keep calm Luna, watch your mouth. Be a good girl like usually.
"Hah..."
"Kenapa Lun?"
"Ga apa-apa, oh iya, kamu udah makan ramen yang ketiga ini loh, beneran tu wajah ga bengkak?"
"Bodo amat, lapar,"
"Sial, tadi katanya kamu mau ngasih 3 porsi ramen ke aku, eh dimakan kamu semua,"
"La katanya ga mauu :( yaudah aku makan aja,"
"Hahaha iya, iyaaa, ututututuu Vioku~~" ucapku sambil mencubit pipi tirusnya.
"Oh iya Lun, kau benar-benar mantan pacarnya? Bagaimana kau bisa bertemu dengan pria itu?"
"Ya~ bertemu begitu saja, aku bertemu dengannya saat dia baru pindah ke korea, bahkan dia tak bisa berbicara korea, jadi aku membantunya, but, inggrisnya bagus banget lo, dia orang china,"
"Oh pantas Xiao, aku kira cuma candaan, dia sangat tampan loh, dan tinggi, sangat tinggi, dan bi-- ah"
"Bisep? Hahaha dia sudah seperti itu sejak pertama kali aku bertemu dengannya, bukankah bisepnya luar biasa?!"
"Hmm, be-benar haha,"
"Yang berbeda hanyalah... tato di lehernya, dia menampakkan dirinya yang sesungguhnya sekarang."
"Memang kenapa?"
"Dia tampak sangattt baik saat aku bertemu dengannya, tapi ternyata dia pembully, dia pernah jadi pecandu alkohol dan menabrak kantor polisi saat balapan liar, dia mabuk saat balapan,"
"Waw, itu semua terjadi saat dia berada di China?"
"Ya, menakutkan bukan?"
"Pacaran kalian harusnya menyenangkan kan? Dia terlihat lucu dan menyenangkan,"
"Dia memang lucu, menyenangkan, dan sangat perhatian, tapi jangan terlalu berkhayal karena kami lebih sering putus dibandingkan berkencan, ah sial, sudah jam 8, aku harus pulang,"
"Ah iya, ini yogurt, untuk pencernaanmu,"
"Ah, thank you, aku pulang dulu, semangat ya!"
"Eoh.. hati-hati!"
Aku berjalan menuju perempatan untuk menunggu taksi dan pulang, hari yang melelahkan. Meminum yogurt stroberry pemberian Vio tadi. Sedikit sedih ketika melihatnya masih bisa menampakkan senyum selebar itu, teringat cara kami putus, sungguh tidak mengenakan. Aku mengeluarkan kalung berliontin karakter china, Xiao. Xiao, nama keluarga yang benar-benar dia sayang. Kalung yang diberikan olehnya.
***
"Lu inget ga gw pernah nyekik lo pas kemarin-kemarin?"
"Ingetlah, tangan lu besar amat njirr, nih nih," ucapku sedari menunjukkan kepalan tangan yang sedang menggenggam tanganku.
"Gw nyekik lo buat tau ukuran leher lu, eh bener pas ternyata,"
"Anjir psikopat. GW PACARAN SAMA PSIKOPAT!"
"Santaiii, nih kalungnya,"
Dia menunjukkan kotak pink peach dengan pita putih di tutupnya. Memperlihatkan kalung pesanan yang bertuliskan karakter china yang tak bisa aku baca. Dia memakaikannya di leherku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fun(eral)
Teen FictionEmpat remaja labil ini terlihat seperti sebagaimana normalnya, tak ada yang menyangka monster-monster mengerikan pernah membuat mereka memakan diri mereka sendiri.