8

7 0 0
                                    

Mentari mengisi celah celah jendela kamar Junghyun,cahaya pun menusuk wajahnya dan membuat tidurnya terusik.

Junghyun mengerjap ngerjapkan matanya,sambil mengumpulkan segenap nyawanya yg masih ada di alam mimpi yg tadi sedang ia nikmati namun habis ditengah jalan karena dirinya kebelet kencing.

Junghyun turun dari kasurnya dan menuju kamar mandi.

Selesai buang air dan membasuh mukanya, Junghyun turun kebawah. Memastikan adiknya tak ada disana karena jika ia disana pasti akan ada sebuah kegaduhan entah karena kaus kaki Heejung yg terbalik ataupun Heejung yg meletakkan pasta gigi diatas sup.

Sungguh tak beres bungsu dari 4 bersaudara ini.

Junghyun membuka lemari es,melihat apakah masih ada makanan yg bisa dimakan atau tidak.Karena Heejung hanya akan memasak sarapannya untuk dirinya sendiri apalagi hari ini ia pasti terlambat karena semalam ia begadang bermain Pou.

Junghyun mengambil beberapa roti tawar dan selai coklat,lumayan lah untuk ganjel perut.

Setelah mengoleskan selai ke beberapa roti tawar, Junghyun menumpuknya dan menggigit ujung dari roti tawar berbentuk kotak itu,membuat bentuknya tak lagi simetris.

Setelah meletakkan kembali bungkus roti tawar dan botol selai ke tempat semula, Junghyun pergi ke ruang tamu dan melihat rak sepatu.

"Sepatunya gak ada yg berkurang."

"Itu berarti dia masih ada dirumah"

"Hah!?"

"Lah anjir tu bocah kagak sekolah"

Junghyun segera naik ke kamar Heejung dan meneriaki namanya.

"Heejung!woi!bangun!"serunya sambil menggedor-gedor pintu kamar adiknya itu.Sengaja agar membuat tidurnya terusik.

Junghyun mendorong handle pintu berwarna pastel itu.Ketika dibuka tak ada sosok manusia berjenis kelamin wanita itu,yg ada hanya kamar yg rapi dan bersih.

Junghyun bingung."Sepatu sama sandalnya masih dirumah tapi orangnya gak ada?lah kemana sih anjir"

Junghyun lalu menelepon handphone sang adik namun tak diangkat,baru ketika telfon ke 17 barulah terdengar suara wanita berumur 21 tahun itu.

"iya halo,kenapa kak?"

"lu ada dimana sih?!pagi pagi udah ngilang,bikin khawatir aja ck!"

"Aku ada dirumah temenku yg baru pulang dari Kanada kak,aku lagi bantuin dia beres beres,aku paling pulang nanti jam 9-10 an ehe yaudah ya kak aku lanjut bantuin dia dulu. See you kak muah hahahaha"ucapnya sambil tertawa dan memutuskan sambungan teleponnya.

"Eh eh tr....us malah dimatiin ck dasar bocah"geram Junghyun sambil berkacak pinggang."Hm,yaudahlah yg penting gw udh tau dia dimana" ucapnya sambil menghempaskan tubuhnya ke sofa.

Junghyun menutup matanya karena masih mengantuk,seketika dirinya ingat pesan kakaknya untuk menjemputnya di bandara tempo hari.Dalam sekejap Junghyun sudah berganti baju yg tadinya baju tidur menjadi hoodie hitam dengan celana jeans denim,rambutnya ia ikat dan tak lupa topi hitam polos dan juga maskernya.Tas yg ia bawapun hanya tas selempang kulit hitam kecil yg biasa kakaknya bawa.Junghyun memang suka mengoleksi barang kakak kakaknya,mulai dari sepatu,topi,kemeja,hingga kaos kaki.Sungguh unik anak perempuan keluarga Nam ini.

Junghyun masuk kedalam mobil dan melajukannya menuju bandara yg menjadi tempat mendaratnya pesawat yg ditumpangi sang kakak.

Di dalam perjalanan ia hanya sibuk menggerutuki dirinya sendiri karena lupa untuk menjemput sang kakak.

Sesampainya di bandara,ia langsung memarkirkan mobilnya.Ia berlari menuju bagian arrival dan iapun mencari cari sang kakak.

"Ah...Ketemu!"

"Kakak!"

Junghyun langsung memeluk kakak keduanya itu,menenggelamkan wajahnya ke dada bidang sang kakak, meluapkan rasa rindunya yg telah terpisah setelah beberapa lama.

"Eh eh kok nangis?Jangan nangis dong.Masa cewe tomboy nangis"ucap Woohyun ketika melihat sang adik yg telah mengeluarkan air mata.

"Kangeen..."lirih Junghyun dengan suara khas orang nangis.Seperti inilah Junghyun ketika bersama kakak laki lakinya yg satu ini,manja dan cengeng.

Junghyun dan Woohyun memang sangat dekat,mereka terpaut jarak umur 3 tahun.Jika dengan Jaehyun, Junghyun terpaut jarak umur 8 tahun.Dan jika dengan si bungsu Junghyun terpaut jarak 4 tahun.

Junghyun,Heejung,dan Woohyun sering menghabiskan waktu bersama,karena mereka belum memiliki kesibukan.Berbeda dengan sang kakak sulung,Jaehyun sering pulang pagi untuk bekerja apalagi sekarang dirinya telah memiliki keluarga sendiri.Sulit untuk membagi waktu antara untuk adik adiknya,keluarganya,dan juga pekerjaannya.Mereka semua memahami jika Jaehyun memang sangat lelah dan butuh istirahat,mereka tak pernah menuntutnya untuk melakukan sesuatu.

"Udah udah...cup cup.Jangan nangis lagi ntar nggak swag lagi hhh" ucapnya dengan kekekehan,membuat gadis yang tengah menenggelamkan wajahnya di dadanyapun memberenggut kesal.

"Hehehe...udah ah nangisnya,ntar kalo Heejung liat kamu nangis bakal diejek 7 turunan loh"bujuknya lagi sambil mengelus surai Junghyun lembut.Sang empu rambut pun menarik kepalanya menjauh dari dada sang kakak,mengusap air mata di pipinya.

"Yaudah yuk pulang"ajak Woohyun merangkul sang adik menuju mobil.

Junghyun hanya menunduk dan fokus menyetir,masih dengan wajah yang cemberut membuat Woohyun mengernyit kenapa adik perempuannya yg satu itu menjadi seperti itu.

"Kamu kenapa sih?kok mukanya gitu?ngambek sama kakak?"tanya Woohyun berusaha membuat saudarinya itu bersuara.

"Nggak apa apa kak.Gak tau aja tiba tiba kayak badmood aja gitu"ucapnya sambil masih fokus menyetir.

Woohyun cuma ngangguk ngangguk sok ngerti.Ya namanya cowok emang suka bingung sama jalan pikirnya cewek.Bisa aja tiba tiba bahagia nanti tiba tiba cemberut.Tapi adiknya yg satu ini cenderung tidak Moodyan makanya ia bingung ketika Junghyun tiba tiba badmood.

Sesampainya dirumah,seperti biasa mereka langsung menuju kamar masing masing.Junghyun melepas pakaian yang tadi ia pakai lalu langsung ke kamar sang kakak untuk membantunya beres beres.

Si cantik mengambil tas gendong kakaknya untuk ia ambili isinya dan ia tata tempat semula.

"Eh ini kakak ada bawain sesuatu buat kamu,I hope you like it" katanya sambil memberikan paperbag ke Junghyun.

"Khabkhun na ka phi"

"Ngomong opo to dek"

Woohyun geleng geleng,tak faham lagi dengan hobi adiknya satu ini.Sebentar sebentar nonton Kpop nanti malemnya ganti Thailand lalu paginya ganti lagi nonton Jepang lalu berganti ke Sunda.Woohyun khawatir apa jangan jangan adiknya juga suka Srimulat?

Ah tidak mungkin.Membayangkannya saja sudah merinding.

Si cantik mengambil paperbag biru yang disodorkan oleh sang kakak.Ia membukanya perlahan lalu mengambil isi dari tas kertas tersebut.

"Kok tau aja aku lagi pengin topi baru?"ucap Junghyun senang sambil memakainya.Woohyun tersenyum bangga sambil melipat tangan dan bersender ke tembok.

"Aku udah jadi kakakmu sejak kau lahir! Gimana aku nggak tau apa yang kamu pengin dan enggak hm?" ucapnya sambil menggelengkan kepalanya pelan.Tangannya kembali sibuk melipat baju yang berantakan untuk dimasukkan kedalam lemari.

Setelah selesai beres beres merekapun duduk di tepi ranjang milik Woohyun sambil membentangkan pikiran masing masing.

Junghyun sejujurnya sedang dilanda bingung.Tidak tahu ingin melamar kerja dimana.Sarjana jurusan teknologi informasi itu menghela nafas pelan.

Mendengar helaan nafas adiknya, Woohyun pun menengok."Kenapa kamu?"

"Hah? Emm gapapa kok kak"ucapnya setelah menengok mendengar pertanyaan cowok ber rambut coklat itu.

Woohyun cuma mengiyakan ujaran adiknya.

To be continued.

Love? :-KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang