"Baik, terima kasih atas laporannya. Dengan ini misi kalian dinyatakan selesai."
Penyerahan laporan setelah menjalankan misi adalah hal wajib. Kali ini misi penjagaan yang melibatkan Naruto, Sakura, dan Sai berjalan dengan baik.
"Aku akan pulang lebih dulu, rasanya lelah sekali karena begadang berhari-hari," ujar Naruto, meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
Sakura mendelik, "Bilang saja kau ingin segera makan di Ichiraku," sahutnya.
Naruto melontarkan cengiran lebarnya, "Bagaimana jika kita makan bersama, Sakura-chan?"
"Hanya Sakura?" Sai tersenyum.
"Kau pergi saja sendiri," ketus Naruto.
"Sudahlah kalian, hentikan perdebatan tidak berguna itu. Lihatlah siapa yang menunggu kalian di sana." Sakura menghela napas pelan, pandangannya tertuju pada dua orang gadis yang berdiri di ambang pintu gedung hokage.
"Hinata!" Naruto tersenyum dan melambaikan tangannya. Sedangkan gadis dari klan bangsawan itu sibuk menutupi wajahnya yang bersemu.
"Nona Cantik," sapa Sai pada Ino.
Sakura terkekeh pelan, "Baiklah teman-teman, aku pulang dulu. Sampai jumpa." Sakura melambaikan tangan dan berjalan meninggalkan keempat temannya.
Sakura menyusuri desa yang telah menjadi tempat tinggalnya sejak lama, memperhatikan sekitar, sudah banyak yang berubah. Beberapa orang menyapanya karena wajah dan namanya sudah tidak asing lagi. Selama dua tahun setelah berakhirnya perang dunia shinobi, Sakura masih sendirian. Ia menolak banyak lamaran pria karena masih menunggu seseorang yang tak kunjung kembali.
Teman-teman seangkatannya sudah menemukan pasangan mereka. Seperti Naruto, akhirnya pria itu menemukan tempatnya untuk kembali. Bahkan pria aneh seperti Sai sudah menjalin kasih dengan sahabat pirangnya, Ino.
Sakura menghela napas pelan. Hatinya merasa sedih karena pada akhirnya, dirinya jauh dari kata bahagia. Perasaan yang ia pendam sejak lama, membuatnya semakin merasa hampa. Terkadang relung hatinya terasa kosong karena sosok itu tak kunjung kembali, menyisakan rasa rindu yang menyiksa.
"Sebenarnya kau di mana, Sasuke-kun."
Jika tidak terlibat misi, Sakura akan menghabiskan waktunya di rumah sakit. Melihat anak-anak yang tersenyum padanya mampu membuat Sakura melupakan Sasuke, meski pun hanya sejenak.
Sebagai ninja medis, Sakura juga bertugas untuk membantu pasien yang membutuhkan pengobatan. Tentu saja itu alasan Tsunade melatih dirinya, bukan?
Sebelumnya Sakura pernah menawarkan diri untuk ikut serta dalam perjalanan panjang bersama Sasuke. Namun pemuda itu menolak dengan alasan bahwa perjalanan itu bukanlah tanggung jawab Sakura. Itu adalah penebusan dosa yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Sakura.
Sesekali Sakura melewati jalan yang pernah menjadi pertemuan terakhirnya dengan Sasuke. Ketika pemuda itu memutuskan untuk pergi, ia sempat bertekat untuk mencegahnya. Namun saat Sakura terbangun, dirinya tergeletak di atas bangku taman. Sasuke membuatnya tak sadarkan diri.
Rasa rindunya tidak pernah terobati. Sasuke tak kunjung kembali dan menampakkan dirinya, padahal sebelumnya pemuda itu pernah berjanji untuk kembali.
Sakura mengusap bangku taman yang belum berubah sedikit pun. Kemudian menengadahkan kepalanya menatap langit petang yang mulai menggelap.
Sakura masih menunggu Sasuke, dia akan tetap menunggu meski pun harus melajang di antara teman seangkatannya yang sudah berpasangan.
Langit bergemuruh, awan hitam mulai menutupi indahnya langit sore. Udara terasa dingin dan menusuk. Rintikkan air perlahan turun dan mulai membasahi jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You • ON GOING
FanfictionSasuke X Sakura Fanfiction Story Semua adalah karenamu ©Masashi Kishimoto Writer. Cherrieschic